E-11

52 19 36
                                    

Bismillah dulu sebelum melakukan apa-apa tuhh

Okee selamat membaca~
Pelan-pelan aja gausah buru-buru

*****

Sunoo keluar dari kamar mandi, sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Drrrtt

Drrrtt

Drrrtt

Sunoo dengan cepat kembali ke kasur ketika mendengar getaran ponselnya.

Ada yang menelponnya di tengah malam seperti ini. Siapa lagi kalau bukan, Daisy?

Sunoo menerima panggilan video dari gadisnya itu.

Meski sesungguhnya ia sudah mengantuk, namun ia berusaha tahan demi menemani pagi hari pacarnya.

Perbedaan waktu sungguh menghambat komunikasi, tapi Sunoo akan berusaha tetap hadir kapanpun dan di manapun.

"Pagi cantik." Sapanya begitu panggilan video dimulai.

"Pagi ganteng. Kamu habis mandi ya?"

Sunoo mengangguk. "Iya. Disini malem sayang. Bukan pagi."

"Oh iya maaf, hehe. Malam ganteng."

Sunoo tersenyum. "Sayang, udah sarapan hm?"

"Udah dong. Disana seru gak?"

"Seru. Besok aku baru akan ketemu sama temen Papa. Kalo sekarang Papa masih urusin hal-hal lain dulu."

"Ohh gitu.. Yaudah, kamu tidur aja sana. Aku mau siap-siap."

"Mau kemana pagi-pagi gini? Sekolah kan libur, ini kan sabtu."

"Aku ada janji sama temenku. Yaudah aku matiin ya."

Tutt.. Tutt..

Telpon pun dimatikan.

Sunoo menghela nafasnya, akhirnya ia bisa tidur sekarang.

Tapi, saat Sunoo hendak tidur, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan Papa nya dan seseorang.

Karena rasa penasaran, akhirnya Sunoo memutuskan untuk mendekati pintu kamarnya, agar bisa mendengar lebih jelas pembicaraan Papa nya.

"Iya, saya yakin keluarga Pak Richard makin bergantung dengan saya." Ujar Papa nya Sunoo.

"Saya juga sangat yakin Pak. Terutama karena anak sulung Pak Richard sekarang udah jadi milik Sunoo. Saya yakin Pak Richard pasti sudah percaya dengan Sunoo dan keluarga."

"Betul. Akan lebih mudah untuk saya membunuh Daisy Isabella."

Papa dan temannya pun tertawa bersama.

Sedangkan Sunoo didalam kamar kini menutup mulutnya dengan tangannya.

Maksud mereka apa? Mereka mau bunuh Daisy? Untuk apa? Batinnya.

Tanpa berpikir lama, Sunoo langsung membuka pintu kamarnya dan menatap sang Papa tajam.

"Sunoo? Belum tidur?" Tanya Sang Papa dengan santai. Namun disana sudah tidak ada temannya, tepat saat Sunoo membuka pintu, teman Papa nya pergi.

"Papa mau bunuh Daisy? Buat apa, Pa! Apa manfaatnya Papa bunuh Daisy?!" Bentak Sunoo tiba-tiba, tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan sang Papa.

Ia tidak akan tinggal diam, ia tidak akan pernah membiarkan tangan Papa nya melukai Daisy.

[END] Sepucuk Bunga DaisyWhere stories live. Discover now