E-3

105 28 25
                                    

Motor sport itu akhirnya berhenti setelah mencapai tujuan.

Gadis berambut panjang itu kemudian turun dari motor yang tadi ia naiki.

"Noo, aku duluan ya. Thanks udah nganterin."

Hari ini memang Sunoo mengantar Daisy. Hari dimana mereka berkenalan, di hari itu juga Sunoo meminta izin untuk antar-jemput Daisy ke sekolah dengan alasan 'karena sekolah mereka sama'.

Dan karena Mama nya Daisy sudah mengizinkan, Daisy tidak bisa mengelak dan jadi harus menerima kenyataan bahwa mulai hari ini dan seterusnya, Sunoo akan antar-jemput Daisy.

Daisy memasuki gedung sekolah yang besar itu, sedangkan Sunoo memarkirkan motornya terlebih dahulu.

Begitu banyak sapaan yang di lontarkan pada Daisy, mengingat bahwa Daisy adalah anak dari aktor dan aktris ternama bahkan sudah go internasional.

Ya, awalnya Daisy menyembunyikan itu semua, namun takdir berkata lain. Berita bahwa Daisy adalah anak dari artis tersebar luas dari mulut ke mulut. Itu semua terjadi setelah berita di televisi tentang Mama dan Papa nya yang makin naik daun karena akan segera membintangi drama bersama, dan tersebar lah foto keluarga mereka.

Mungkin Leala merasakan hal yang sama seperti Daisy, pasti sangat lelah menghadapi pertanyaan mengenai keluarga nya di sepanjang koridor sekolah bahkan di kelas. Itu pikir Daisy.

"Dede!"

Seorang lelaki berlari kecil menghampiri gadis cantik yang tengah sibuk dikerumuni oleh banyak murid.

Lelaki itu menarik gadis itu dan menggandeng nya berjalan bersama.

Daisy, gadis yang kini digandeng oleh lelaki berkarisma itu ternganga setelah menyadari tangannya digandeng.

"J-jungwon?"

Jungwon memberhentikan langkahnya begitupun dengan Daisy.

Jungwon, lelaki yang sampai kini masih menggandeng tangan Daisy menoleh pada gadis cantik itu sembari tersenyum dengan lesung di pipinya.

"Hm? Kenapa De?"

"K-kok aku di gandeng??"

Menyadari tangannya yang masih menggandeng tangan Daisy, Jungwon dengan cepat melepaskan gandengannya.

"Ehh, maaf De. Kelepasan. Tadinya aku megang tangan kamu supaya bisa kabur dari murid-murid itu. Maaf."

Melihat betapa paniknya Jungwon, Daisy tak tahan hingga akhirnya ia tertawa lepas.

Jungwon mencebik. "Kok ketawa sih De?"

"Kamu kalo panik lucu deh." Daisy pun kembali tertawa setelah mengucapkan kalimat itu.

"Kok lucu? Lucu gimana sih?"

"Tenang aja ga usah panik. Cuma gandeng ini kok."

Setelah sekian lama, akhirnya Daisy berhenti tertawa karena merasa sudah cukup puas menertawakan Jungwon mode panik.

"By the way makasih ya, Won. Karna kamu narik aku tadi, jadi aku ga perlu jawab pertanyaan ga penting dari mereka."

Jungwon mengangguk. "Iya! Aku seneng deh, ga nyangka punya temen yang orang tuanya sukses banget kayak kamu." Jungwon memiringkan kepalanya. "Cita-cita kamu apa, De?"

Bukannya menjawab, Daisy malah melamun sembari menatap Jungwon.

Setelah beberapa detik Daisy tetap melamun, Jungwon memutuskan untuk menepuk pundak temannya itu.

"De?"

Sontak Daisy mengerjapkan matanya.

"De? Kamu mikirin apa?"

[END] Sepucuk Bunga DaisyWhere stories live. Discover now