5. Tantangan Pertama

36 1 0
                                    

Selamat datang kembali di kisah ini ...

Semoga suka dan selamat membaca

****

5. Tantangan Pertama

Pulang sekolah, teman-teman Rindhu memutuskan untuk mampir ke warung milik tante Rindhu. Chika mengajak Eric, kemudian Eric mengajak Aji dan juga Cakra. Setelah kejadian hari ini, teman-teman Mario juga sudah meminta maaf pada Rindhu. Sebenarnya teman-teman Rindhu kurang nyaman jika ada geng Garmond, namun Chika meyakinkan mereka.

"Ini, semua makanan yang kalian pesan," ujar Niken pemilik warung makan itu. Ia meletakkan nampan dengan piring-piring berisi berbagai macam jajanan yang dipesan oleh teman-teman Rindhu.

"Wah terima kasih, Tante," sahut Brillian mewakili teman-temannya.

"Iya, sama-sama." Niken membalas dengan senyum ramah.

"Nih minuman yang kalian pesen juga." Disusul oleh Rindhu yang membawa nampan dengan beberapa gelas minuman.

"Terima kasih, Rin. Sumpah, gue haus banget!" seru Aji merebut segelas jus yang dipegang oleh Cakra.

"Minum gue!" pekik Cakra kesal.

"Minta dikit," balas Aji setelah menghabiskan setengah gelas jus itu.

"Ini punya lo, Munaroh! Ngapain minum punya gue!" Aji hanya memasang wajah tanpa dosa mendengar omelan Cakra.

Perhatian semua orang langsung mengarah ke pintu masuk saat mendengar ucapan salam dari Wahyu. Ia menyusul bersama Mario, Devan dan Rival. Mereka berempat baru saja selesai mengikuti ekstrakurikuler.

"Sialan lo semua gak nungguin gue!" Rival berseru mengambil duduk di tengah-tengah Aji dan Cakra yang sedang makan.

"Eh, Bro, makan-makan!" tawar Cakra kepada teman-temannya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Boss, makan?" tawar Eric pada Mario.

"Nanti, mau istirahat dulu," sahut Mario yang kini sedang berbaring di kursi panjang kosong di pojok. Wajahnya terlihat sangat kelelahan.

Niken yang sedang melayani pelanggan, memperhatikan Mario dari jauh. "Teman kamu ketiduran tuh, kayaknya kecapekan. Tante kasih bantal gak pa-pa kan?"

"Kenapa harus tanya Tante, kasih aja," jawab Rindhu tersenyum pada Niken.

Niken pun mengambil bantal yang ada di kamar kecil belakang dapur. Sehabis pulang sekolah biasanya Rindhu langsung mampir ke warung dan istirahat di sana.

Saat Niken hendak memberikan bantal pada Mario yang sudah terlelap, cowok itu malah menarik tangannya dan memeluk Niken dengan erat. Sampai Niken tidak tega untuk menarik tangannya dan membangunkan Mario.

"Ini punya gue, Munaroh!" Aji merebut gorengan yang dipegang oleh Cakra. Seharusnya gorengan itu sudah masuk ke mulutnya, namun tertahan di udara karena perhatiannya mengarah pada Mario dan Niken.

"Azan, woi! Salat!" Rival yang baru saja keluar dari dapur setelah mengambil kecap tiba-tiba berseru. Teman-temannya yang lain langsung menatapnya dengan tajam, karena suara kerasnya, Rival membangunkan Mario sekarang.

Mario mengerjapkan mata berulangkali. Tentu saja pandangannya langsung mengarah pada Niken yang berada di hadapannya. Mario tersentak kaget saat menyadari tangan Niken ia peluk.

"Maaf," ucap Mario dengan nada tak enak sembari melepaskan tangannya yang memeluk tangan Niken. Sedangkan Niken masih terpaku menatap Mario yang kini sudah berdiri.

"Kalian ngapain ngeliatin gue kayak gitu?" tegur Mario merasa aneh melihat teman-temannya memperhatikannya.

"Siapa yang ngeliatin. Geer banget, Boss!" balas Aji mewakili teman-temannya yang tampak masih memperhatikan Mario.

Keponakan Kesayangan Where stories live. Discover now