06

767 208 63
                                    

"Dia temanmu?" Chanyeol berbisik pelan, mereka berdua tengah duduk di samping teman Baekhyun yang tidur setelah diperiksa oleh dokter.

Baeknyun mengangguk, ia mengelus tangan temannya seraya menatapnya khawatir.

"Kenal dimana? Seragam sekolahnya berbeda dengan kita." Tanya Chanyeol lagi berbisik, "kalian berteman sejak kapan?"

"Sudah lama." Baekhyun menjawab pelan, meski sebenarnya ia malas menanggapi Chanyeol yang sedari tadi terus bertanya.

Chanyeol mengangguk, "Dia seumuran denganmu? Apa lebih tua? Atau lebih muda?"

Baekhyun memejamkan kedua matanya, menatap Chanyeol dan berkata; "Kakak bisa diam tidak?" Ia jengkel juga lama-lama.

Chanyeol yang dipanggil kakak oleh Baekhyun seketika langsung diam. Tersenyum tipis dan menatap Baekhyun dengan senyuman lebarnya itu.

Meski Chanyeol tak kenal teman Baekhyun ini, tapi karena ia bersama Baekhyun– jadi ia akan diam dulu disini sampai Baekhyun juga pulang.

Ia khawatir, kalau preman-preman itu membalas dendam pada Baekhyun nanti bagaimana?

Baekhyun bangkit, hendak keluar untuk membeli minuman. Ia haus

"Kau mau kemana?" Chanyeol menahan tangan si mungil.

"Mau beli minum sebentar, aku haus." Hendak kembali berlalu namun Chanyeol kembali menahan tangan itu.

"Berikan nomormu, kalau ada apa-apa dengan temanmu biar aku bisa menelfonmu." Modus.

Mereka memang belum bertukar nomor ponsel sih, Chanyeol lupa. Ia kan juga memang tak terbiasa memegang ponsel terus menerus, jadi ia nyaris melupakan benda itu karena seringnya belajar, latihan, belajar, latihan, main.

Seraya berdecak Baekhyun menuliskan nomor ponselnya di ponsel Chanyeol. Si tinggi tersenyum, lalu mengambil kembali ponselnya ketika Baekhyun sudah selesai mengetik.

Ia tatap nomor tersebut seraya menimbang, nama apa yang cocok untuk Baekhyu di kontak ponselnya.

"Gadis aneh?" Ia menggeleng, "Terdengar sangat memalukan. Hyun B?" Ia mengetuk-ngetuk pelipisnya, "My Friend? Tidak-tidak. Sudahlah Hyun Baek saja." Gumamnya lagi seraya mengetik dan menyimpan nomor Baeknyun di ponselnya.

Ketika ia selesai menyimpan nomor ponsel Baekhyun, ia mendongak karena merasa ada pergerakan dari teman Baekhyun.

Dan Chanyeol mengerjap kala melihat teman Baekhyun itu sudah sadar dan tengah menatapnya.

"Oh, kau sudah sadar! Sebentar, aku telfon Baekhyun dulu!" Katanya sembari menelfon Baekhyun dengan senyum sumringah.

Baru kali ini ia merasa ponselnya benar-benar berfungsi. Karena biasanya ia simpan saja, paling ia cek kalau ada pesan atau telfon dari keluarga dan temannya saja.

Tak lama setelah Chanyeol menelfon, Baekhyun datang dan berbicara berdua dengan temannya itu sementara Chanyeol memilih menunggu di kursi tunggu di depan.

Ia menelfon Ibunya untuk memberitahu kalau ia akan pulang terlambat. Ibunya sedikit meledeknya karena ia mengatakan kalau ia pulang bersama Baekhyun.

Bahunya di tepuk kala Baekhyun sudah selesai berbicara dengan temannya dan menemuinya.

"Ayo pulang!" Ajak Baekhyun sembari berjalan lebih dulu.

Chanyeol menyusul, berjalan disamping Baekhyun dan kembali bertanya. "Bagaimana dengan temanmu? Tak apa dia sendirian?"

Anggukan dari si mungil menjadi jawaban, Chanyeol hendak bertanya kembali tapi sepertinya suasana hati Baekhyun sedang tidak baik.

Chanyeol menyetir mobilnya, mereka hanya diam selama dalam perjalanan. Sampai depan rumah keluarga Byun pun si mungil Baekhyun masih diam.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang