05

828 217 61
                                    

Hari minggu, sekolah libur. Baekhyun yang biasanya bisa menghindar untuk tak berlama-lama dirumah, kini hanya bisa diam di dalam kamar karena ia tak punya alasan untuk keluar dari rumah.

Ya bisa sih, biasanya ia bisa keluar mengingat dia gadis bandel yang kerap membuat pusing kakeknya.

Tapi hari ini tidak bisa. Kakeknya ada dirumah, belum kerabat-kerabatnya kakeknya pada datang kerumah.

Jadi Baekhyun memilih mengunci dirinya sendiri di dalam kamar sampai semua orang pergi dari rumah besar kakeknya itu.

Ia tidak makan, hanya minum dan makan cemilan yang ada di dalam kulkas kecil di kamarnya.

Untung ia juga menyimpan puding, jadi Baekhyun hanya menatap keluar jendela sembari memakan puding.

Gordennya ia tutup, hanya menyisakan satu celah kecil agar ia bisa melihat suasana di bawah sana. Semua orang tampak tengah berpesta, dan ia tak ikut.

Ponselnya berbunyi, panggilan dari kakaknya. Baekhyun langsung mengangkatnya karena tak ingin membuat kakak laki-lakinya itu khawatir.

"Buka pintunya, kakak membawakanmu daging."

Baekhyun tersenyum sumringah, dia membuka pintu kamarnya dan begitu Joongki masuk ia langsung menguncinya kembali.

Untuk kamarnya ada dilantai dua, jadi tak ia tak perlu takut ada kerabatnya yang seenaknya masuk kekamarnya.

Dan memang lagipula kakeknya membatasi para sanak saudaranya untuk tak seenaknya menjelajahi mansion besar ini.

"Kakak yang memanggang?" Baekhyun bertanya dengan mulut penuh dan kedua tangan yang sibuk dengan daging, dan udang.

"Makan pelan-pelan, kakak membawa sebanyak ini hanya untukmu. Jadi kakak tak akan memakannya." Joongki menggeleng sembari tersenyum tipis melihat adik kesayangannya tampak lahap makan.

Ia berpindah tempat dan duduk dibelakang Baekhyun, merapihkan rambut adiknya itu serta mengikatnya dengan tali rambut yang ia ambil di laci nakas samping tempat tidur.

Meski Baekhyun sedikit tomboy, tapi gadis itu rajin merawat diri. Ya pengecualikan luka-luka di sudut bibir dan dipelipisnya.

Itu memang ia biarkan, katanya luka itu adalah karya seni dari hasilnya berkelahi dengan laki-laku. Tapi Joongki akan tetap mengobatinya, agar tak meninggalkan bekas luka.

"Kakak, mereka siapa? Kerabat kakek? Tapi aku merasa asing dengan wajah mereka." Pertanyaan Baekhyun sontak membuat Joongki terdiam.

Pria yang sudah merapihkan rambut Baekhyun itu tampak diam, sontak membuat Baekhyun berbalik dan menatap kakaknya itu.

"Baekhyunie, kakek menjodohkan kakak dengan seorang wanita anak rekan bisnisnya." Ujar Joongki seraya menunduk.

Baekhyun yang tadinya lahap makan, menyimpan daging-daging itu. Ia melamun sebentar dan kemudian pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan.

Ia kembali untuk memeluk kakaknya, "kakak tidak bisa menolak?"

Joongki menggeleng, "Masih lama sih, tapi mereka sudah menyuruh kakak untuk berkenalan dan mengenal lebih dekat wanita itu."

Baekhyun mengeratkan pelukannya, "Itu berarti, kakak akan tinggal berdua dengan wanita itu? Lalu kakak akan meninggalkanku disini?"

Joongki kembali menggeleng, "Tidak. Kakak akan membawamu jika kakak tinggal dengan wanita itu."

"Tidak bisa kak, memangnya aku anak kakak? Bukan, kan? Kakek akan marah jika aku ikut." Baekhyun merengut, kedua matanya berkaca-kaca.

DifferentWhere stories live. Discover now