End ; Tujuh halaman

3.5K 316 27
                                    

votement please.

Suatu hari di kota ini.
Seorang pemuda membuka matanya, di sambut oleh cahaya dari lampu ruangan tersebut.

Matanya terbuka lebar, merasakan sekeliling nya yang tampak sepi.
Tangannya mencoba menggapai sesuatu hingga ia mendapatkan tangan seseorang yang membalas sentuhannya.

Matanya menoleh ke samping, dimana ada seseorang pemuda yang menatap nya dengan senyuman lirih.

"Jisung?"

Jisung mengelus tangan Chenle pelan, senyumannya tak pernah luntur dari bibirnya, namun air matanya tak pernah bohong.

Chenle, ia dapat melihat jeas senyuman damai itu, namun berbeda dengan matanya yang mengeluarkan air.

"Kenapa nangis?"

"Gapapa, gue cuman seneng kakakudah sadar" ucap Jisung membuat Chenle tersenyum tipis.

"Dimana abang yang lain?" tanya Chenle.

"Di rumah, nanti kalo udah pulih, kita pulang ya" ucap Jisunb hendak beranjak.

"Gue udah pulih, gue pengen pulang, entah kenapa rasanya gue udah lama disini" ucap Chenle.

"Iya, kita pulang nanti sore." ucap Jisunb yang pada akhirnya menghilang di balik pintu itu.

.....

Sore hari tiba, cuaca yang berawan mendominasi suasana yang damai dan sunyi ini, hari ini terasa berbeda.

Jisung mendorong kursi roda Chenle menuju pintu utama, rumah besar dan mewah ini pandangan utama Chenle saat sampai kesini.

"Abang di dalam?"

"Iya di dalam"

Jisung membuka pintu tersebut, membukany lebar - lebar dan menampakan suasana yang sepi dan sunyi di dalam sana.

Jisung kembali mendorong kursi roda Chenle untuk memasuki rumah tersebut, suasana damai, sunyi bercampur aduk menjadi satu membuat Chenle merasakan perasaan yang aneh.

Sesampainya Jisung mendorong kursi roda Chenle tepat di ruang keluarga yang sepi dimana di depan mereka terdapat foto mereka bertujuh di bingkai besar tertempel di dinding rumah itu..

"Mana yang lain?"

"Pada akhirnya sisa kita berdua"

"Kak Renjun ada disini" ucap Jisung menunjuk bagian dadanya sembari tersenyum lirih.

"Kak Haechan di sini" ucap Jisung menunjuk bagian dada Chenle, membuat Chenle memegang bajunya dengan tubuh yang mulai bergetar.

"Sisanya...?"

"Kak Jaemin sama Jeno kecelakaan pas pergi ke bandung" ucap Jisung.

"Bukannya pas itu kak Haechan sama Jaemin?" ucap Chenle yang tak sadar air matanya mulai turun.

"Enggak, saat itu juga lo udah ga sadarin diri hingga beberapa jam lalu" ucap Jisung membuat Chenle terdiam sesaat.

"Kak Mark? dia dibawa ayah, depresi karena ayah sama istir barunya dan mutusin bunuh diri beberapa hari yang lalu" ucap Jisung menghel nafas.

"Tapi? di gue kita ga kayak gin-"

"Jangan berharap berlebihan kak, semuanya ini hanya ilusi semata, pada akhirnya kita harus ngikutin kemauan dunia bahwa mereka ga memilih kita kali ini, semuanya selesai"

Jisung berdiri di samping kursi roda Chenle, mengelus pundak Chenle yaang bergetar , mereka berdua menatap foto mereka bertujuh di depan sana yang terlihat bahagia satu sama lain.

"Pada akhirnya sisa kita berdua disini, dan pada akhirnya juga rumah kita jadi tanpa penghuni yang lengkap"

"Lembaran yang sudah bersatu akhirnya terobek kembali dan pergi lebih jauh dari sebelumnya"

"Buku Tujuh halaman akhirnya tidak selesai dengan sempurna, kisah kita akhirnya juga tidak berakhir sempurna, faktanya tidak ada yang sempurna disini dan kembali ke awal dimana berakhir mengikuti alir kehidupan"

"Sudah cukup usahanya saudara ku, waktunya kita rehat"

Dengan ini Tujuh Halaman di nyatakan usai dengan tujuh lembaran yang hilang.

END

VAZERA KALINGGA
04.06.2023
03.00 AM

Tujuh Halaman || NCT DREAMWhere stories live. Discover now