𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ¹⁵

425 78 0
                                    

Nafas (Name) nyaris tercekat, maniknya bergetar bukan main disaat Phobus menelan Batu Kuning Cakrawala secara langsung. Pria itu sempat kejang karena kesulitan menelannya.

"Gila.."

Efek kejang dari Phobus terlihat mengerikan di mata (Name), bahkan darahnya seakan keluar dari keran air. Bola mata Phobus terbalik sempurna, sehingga hanya menampakkan warna putih dengan otot-otot yang membiru.

Trauma. Siapapun akan trauma melihat itu.

Secara tiba-tiba semua berhenti, (Name) terus berusaha mengatur nafasnya karena shock. Tingkah laku Phobus seakan sulit diterima oleh otaknya.

Pria bersurai putih itu langsung terdiam dari kejang, berdiri kaku bak patung yang tengah dipertontonkan, kepalanya mendongak keras sampai urat lehernya menjadi biru. Namun di detik berikutnya, Phobus terkekeh, kekehan yang menjadi tawa melengking di seluruh lorong penghubung.

(Name) berusaha berdiri, mengatur nafasnya agar dapat stabil di depan Phobus. Tubuh (Name) meremang mendengar tawa Phobus, aura kuning keemasan menguar seperti petir dari badai.

"Jadi, disini sudah ada kita berdua, (Name)." Phobus berujar dengan nada mengerikan, suaranya seakan bertubrukan dengan makhluk lain. Perlahan, kepalanya menurun agar bisa memperhatikan (Name) dengan senyum lebarnya.

Manik (Name) bergetar melihat wajah Phobus yang digerogoti oleh Batu Kuning Cakrawala, rahangnya nyaris terjatuh memandang wajah sedikit hancur milik Phobus.

'Sialan, jika aku tumbang tanpa mendapatkan Batu itu, sia-sia saja aku disini.' (Name) membatin dengan meneguk ludahnya pelan. Menyadari sesuatu belakangan memang buruk untuknya, terutama di masa genting seperti sekarang.

"Aku dengan senang hati akan mencabik mu." Phobus tertawa melengking kembali, semakin membuat jantung (Name) berdetak kencang tak karuan.

Batu Kuning Cakrawala menjadikan Phobus monster.

"Kau bukan wadah yang tepat." Ujar (Name) tanpa ragu, membuat Phobus mendelik tidak terima.

"Jangan berbicara seperti mengetahui semuanya, sialan! Lux..!" Phobus melakukan ancang-ancang untuk menyerang, tinju keras menggunakan knuckle diperkuat sebelum meluncur ke arah (Name).

'Sial!'

"Soosa..!" (Name) menyentuh liontin nya dengan cepat, mengulurkan tangan kedepan untuk menyalurkan kekuatannya.

".. Punch!"

".. Chimamire!"

Phobus dengan gerakan secepat kilat meluncur ke arah (Name). Dan (Name) telah menyiapkan posisi agar dapat menangkis serangan Phobus.

Aura darah (Name) keluarkan agar menutupi seluruh tubuhnya, Phobus tersenyum seperti orang gila dengan tawa keras disaat menuju ke arah (Name).

"Argh–!"

(Name) terhempas ke belakang akibat pukulan Phobus, namun Ia masih bisa menyeret diri agar tidak menubruk dinding dengan keseimbangan. Nafas (Name) terengah sedikit demi sedikit, darah juga terus mengalir dari perutnya.

"I-Ittai.." (Name) merasakan nyeri pada lengannya, mungkin setelah ini akan ada bekas memar di sana.

Phobus memandang (Name) menggunakan tatapan bengis nya, tak lupa dengan senyum simpul yang meremehkan. Dirinya senang melihat (Name) tidak berdaya, mata yang menunjukkan setitik air mata, lalu nafas memburu hingga menimbulkan suara sesak.

"Kau lemah, (Name)." Phobus terkekeh sambil menjilat bibirnya, sedikit terbatuk sembari terus mengeluarkan darah.

"Soosa, Chim–"

Serendipity Series | Axiomatic [Monkey D. Luffy x Readers]Where stories live. Discover now