𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ¹⁴

444 83 1
                                    

"Tidak waras.." Rahang (Name) nyaris terjatuh disaat melihat Luffy terjun bebas dari atas gedung, tangan Luffy meregang agar dapat membawa seluruh kru nya.

"Mereka disini..?" Spandam bergumam dengan raut sweat drop, matanya mendelik penuh disaat merasakan getaran pada lantai bawah.

"Mereka datang! Sialan!!" Seru Spandam sembari memegangi kepalanya, namun berusaha menetralkan raut wajahnya agar kembali bengis.

"Hei, ikut aku!" Spandam menarik kasar Robin. Membuat wanita itu berjalan dengan sedikit terseret.

"Phobus! Pegang Gadis Sialan itu! Ikuti aku ke arah Gerbang Keadilan." Spandam membentak keras.

Kaku seketika mencekal lengan (Name), Phobus disampingnya hanya mendengus, memperhatikan pemuda berhidung panjang itu langsung bertindak diluar kendali.

"Dan Lucci, jaga aku membawa Nico Robin, sekarang prioritas mu adalah melindungi nyawaku!" Dengan panik, Spandam langsung berjalan cepat menarik Robin, dengan santai diikuti oleh Lucci, Phobus dan Kaku.

Langkah (Name) tiba-tiba berhenti disaat merasakan tangan lain menahan bahunya, tangan lebar yang dingin, membuat (Name) langsung mengenali milik siapa itu.

"Apa, Phobus?" Desis Kaku dengan tatapan tajam dibawah topinya, memandang tidak suka pada Phobus yang menyeringai.

"Tugasmu adalah memegang kendali bersama Jabra. Gadis ini, bersamaku." Phobus menjawab enteng, dengan mudah menarik (Name) agar menubruk dadanya.

"Phobus! Cepatlah!"

"Sebentar, Komandan."

Kaku menggertakkan gigi secara samar, memperhatikan punggung kecil (Name) dari belakang.

"Lima menit." Tanpa aba-aba, Kaku langsung menarik (Name) ke salah satu tembok yang menghubungkan ke sebuah lorong.

"Dengar."

Manik merah darah menoleh ke arah Kaku, sempat membuat Kaku termangu namun langsung berusaha menyadarkan diri.

"Jangan katakan ini pada siapapun. Hanya kita.." Kaku bergumam, tangan kirinya mengeluarkan benda kecil dari saku miliknya, dan tangan kanannya menggenggam kepalan kiri (Name) erat.

"5 tahun yang lalu, pemerintahan memberikanku ini." Kaku menunjukkan benda kecil yang bersinar.

(Name) membelalakkan mata disaat menyadari apa yang ada di tangan Kaku. Liontin miliknya juga berkedip mengeluarkan sinar berwarna jingga yang samar.

Batu Jingga Cakrawala.

"Kenapa liontin ku tidak mendeteksi ini sejak pertama kita bertemu?" Lirih (Name) mengernyit tidak paham.

"Karena tubuhku dilindungi oleh Batu Hitam." Jelas Kaku singkat, langsung memandang dalam manik (Name) yang terpaku pada Batu Jingga.

"(Name)."

Manik semerah darah itu langsung mendongak, memandang Kaku yang jauh lebih tinggi darinya.

"Terimakasih."

Semua terjadi begitu cepat, Kaku tiba-tiba saja memeluk (Name) erat, tentu membuat gadis itu kebingungan. (Name) hanya diam disaat kepalanya menubruk dada bidang Kaku, berusaha mencerna apa yang terjadi.

(Name) bisa merasakan bahwa tangan Kaku menyusup ke salah satu saku di bajunya, dan (Name) tahu benar apa yang Kaku letakkan disana.

"Jangan sampai Phobus mengetahuinya.." Peringat pelan Kaku, langsung mengiring (Name) kembali pada Phobus, pria bersurai putih itu sudah berdiri dengan raut santai memandang kembalinya Kaku beserta (Name).

Serendipity Series | Axiomatic [Monkey D. Luffy x Readers]Where stories live. Discover now