"Saya nggak mau dihamili kalo kamu dalam keadaan marah." ujar Mega memasang wajah tegas.

"Kenapa?" tanya Kaivan mengerutkan alisnya.

"Nanti bisa-bisa kamu kasar sama saya. Atau melakukan BDSM terhadap saya." jawab Mega pongah.

Kaivan mengernyit mendengar ucapan Mega. Bahkan gadis itu sampai tahu hal-hal berbau seksual seperti itu. Benar-benar di luar kriteria istri idaman Kaivan.

"Kamu takut?" tantang Kaivan tersenyum miring.

"Buat apa saya takut? Saya cuma nggak mau jadi korban KDRT. Bisa membuat citra saya jadi turun." jawab Mega di luar nalar.

Kaivan yang mendengarnya merasa sangat kesal dan tertantang untuk menaklukan wanita keras seperti Mega. Bagaimanapun juga Mega sudah benar-benar keterlaluan sebagai istri. Dia harus menghukumnya.

Kaivan mendorong dan langsung menindih Mega di atas ranjang. Tangannya segera mencengkeram dagu Mega dan membungkam bibir menggoda yang mengeluarkan kalimat pedas itu dengan bibirnya sendiri. Kaivan melumat bibir Mega bermaksud membungkam gadis itu.

Mega yang dicium tiba-tiba oleh Kaivan tentu saja melotot. Ini adalah kali pertama ia berciuman dengan laki-laki. Tentu saja karena selama ini ia tidak pernah membiarkan laki-laki manapun menyentuhnya karena dianggap tidak level dengannya.

Kaivan yang mulanya hanya berniat membungkam mulut Mega yang sangat menyebalkan itu mulai terlena. Yang sedang diciumnya saat ini adalah istrinya sendiri. Tidak ada yang salah dengan itu. Terlebih bibir Mega terasa begitu kenyal dan lembut. Tanpa sadar Kaivan semakin memperdalam lumatan bibirnya. Tubuhnya juga bergerak semakin merapat pada tubuh istrinya.

Sementara Mega yang menerima ciuman itu merasa harus menolak dan mendorong Kaivan karena di sini Kaivan sudah berani menguasainya. Tapi perasaan yang didapatkannya saat ciuman ini berlangsung membuat Mega tidak ingin mengakhirinya dengan cepat. Ia justru memejamkan matanya dan mengalungkan kedua tangannya yang bebas di leher Kaivan.

Kaivan yang merasakannya semakin memperdalam ciumannya. Ia beralih memeluk tubuh Mega. Mengecap segala rasa yang diberikan oleh bibir istrinya. Ia rasa tubuhnya mulai kehilangan kendali saat ia merasakan ingin lebih dari ini.

"Tok Tok Tok" bunyi suara pintu menyadarkan Kaivan dan Mega yang sedang terhanyut. Namun belum melepaskan tautan bibir mereka.

"Tok Tok Tok"

"Mega?" itu suara tante Anita.

Sontak Kaivan langsung melepaskan ciumannya dan beranjak berdiri melepaskan Mega yang masih terbaring.

Mega juga langsung mendudukkan dirinya sambil menatap Kaivan dengan tatapan marah bercampur kesal. Gadis itu langsung beranjak untuk membuka pintu kamarnya. Meninggalkan Kaivan yang terlihat menarik napas dan membuangnya berulang kali sebelum beranjak menuju kamar mandi.

"Ada apa Tante?" tanya Mega yang melihat Anita di depan kamarnya.

"Oh ini, ini jamu penguat kandungan buat kamu. Hamil muda tu rawan lo." jawab Anita sambil menyodorkan segelas jamu berwarna coklat.

Mega meliriknya sinis.

"Itu beneran jamu apa racun yang tante kasih buat nyingkirin janin aku?" tanya Mega terang-terangan.

"Kok kamu mikirnya gitu sih Mega, Tante cuma perduli aja kok sama kamu. Semenjak mama kamu meninggal, kamu kan nggak pernah lagi ngerasain kasih sayang seorang ibu. Jadi kamu bisa anggep Tante sebagai ibu buat kamu." ucap Anita tersenyum ramah.

Mega hanya memutar matanya malas mendengar ocehan tantenya yang hanya sandiwara belaka.

"Oke, aku terima jamu pemberian Tante. Tapi bukan berarti aku percaya gitu aja sama Tante." ucap Mega akhirnya sambil mengambil gelas yang dibawa Anita.

My Powerful Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now