Chapter 9

493 84 9
                                    

Author P.O.V

Selama beberapa hari, wanita itu terus menerus menginap di rumah Hinata, melupakan apartemennya. Bahkan membawa pakaiannya sendiri

Bulan November sebentar lagi akan berakhir, musim dingin akan menyambut kota Tokyo hingga bulan Januari awal

Wanita itu kini tengah berada di ruang tamu, duduk bersebelahan dengan Hinata dan keduanya tengah menonton televisi bersama. Hari ini, (name) diliburkan oleh atasannya karena ada 'sesuatu yang tidak boleh di beritahu' karena 'hanya atasan yang boleh tahu'

Semula, keduanya sibuk menonton televisi biasa hingga iklan datang. Iklan itu berisi informasi cuaca yang akan datang. Diperkirakan akan turun salju di awal bulan Desember, yang dimana jarang terjadi di kota Tokyo

Pria berambut jeruk itu menoleh,

"Aomori-san, apakah Aomori-san mau menemaniku?" Wanita berkacamata itu ikut menoleh, menatap mata cokelat milik sang atlet profesional

"Kemana?" Hinata berdiri, dia menarik dengan lembut wanita yang lebih muda darinya. Dia menyeret wanita itu ke lantai dua dan menyuruhnya untuk masuk ke kamar tamu

"Gantilah pakaian Aomori-san. Aku akan mengajak keluar untuk membeli sesuatu" Hinata keluar. Wanita itu sempat terdiam beberapa detik namun dia menuruti ajakan Hinata. Tangannya merogoh tas lalu memakai sweater putih sebagai luaran dan celana hitam. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa aksesoris apapun

Tok tok tok

Ketokan terdengar dari pintu. Wanita itu segera berlari ke arah pintu dan membukanya. Tatapannya bertemu dengan Hinata. Pria itu mengenakan kaos putih dengan sweater coklat sebagai luaran dan celana putih tulang. Tak lupa, rambut jeruk nya yang lembut membuatnya terlihat lucu untuk ukuran pria yang ternyata seorang atlet

Hinata tersenyum dan menyingkir agar wanita itu bisa keluar. Mereka berdua berjalan keluar menuju mobil Hinata dan masuk ke bangku masing-masing. Dengan cekatan, tangan pria itu memasukkan kunci dan menyalakannya, tangan kirinya bergerak untuk memindahkan tuas. Kaki kanannya menginjak pedal gas sehingga mobil mulai meluncur menjauhi rumah pria itu

Sesekali, mata cokelat milik pria itu tertangkap basah sedang melirik ke arah wanita di sebelahnya. Bibirnya melukis senyuman yang hangat

"Aomori-san terlihat sangat manis" wajah wanita itu mendadak memerah. Dia memalingkan wajahnya, tidak berniat untuk menatap Hinata. Wajahnya terasa panas

"Berhenti menggodaku.." Hinata hanya tersenyum. Wanita itu membenarkan kacamata nya dan menoleh, menatap wajah pria itu yang tengah tersenyum manis

"Aku tidak menggodamu, aku mengatakan apa yang hatiku katakan" dia kembali memalingkan wajahnya. Terlalu jujur. Terkadang, terlalu jujur dapat membahayakan nyawa orang lain

Pria itu tertawa. Terlalu cerah, itulah yang di pikirkan (name). Meskipun dia tidak melihatnya, dia dapat merasakan kehangatan yang menjalar di dirinya. Jantungnya berdegup kencang dan senyuman ikut terukir di wajah wanita itu

"Pantas saja Kenma masih mengincarmu.." wajah pria itu seketika nurung. Wanita itu menoleh. Dia tidak bergitu mendengarnya, Hinata mengucapkannya dengan suara kecil

"Hah? Apa?" Hinata menatap wajah bingung itu. Dia tersenyum lalu menggeleng

"Tidak, tidak ada apapun" wanita itu sempat bingung namun dia mengangguk. Jika Hinata bilang  tidak ada apapun, yasudah. Mungkin dia salah ucap

Mobil berbelok ke arah kanan. Keadaan di dalam sepi, hanya suara musik pop yang menemani keduanya. Bukan semacam keheningan yang membuat canggung, melainkan keheningan yang nyaman. Keduanya tersenyum atas kehadiran masing-masing

𝙈𝙀𝙈𝘽𝙀𝙍 𝘾𝘼𝙍𝘿 || Hinata Shoyoजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें