LOVEBIRD 16: Roy & Aurora's Wedding

Start from the beginning
                                    

"Nah, panjang umur, kan." Cetus Damar.

"Hei, sudah jam segini kok masih di luar, bukannya istirahat di dalam?" Aldebaran yang baru saja keluar dari mobil itu, langsung berjalan cepat menghampiri istrinya.

"Aku nungguin kamu." Kata Andin.

"Ya nungguin saya kan bisa di dalam rumah saja, Andin. Kamu itu lagi hamil, bagaimana kalau masuk angin terus perutnya mual lagi, terus muntah-muntah juga?"

"Maaf. Aku khawatir, aku nggak bisa tenang sebelum kamu pulang." Rengek Andin dengan nada manjanya. Mengerti akan sikap wanitanya itu, Aldebaran hanya menghela nafas dengan maklum.

"Yasudah, oke."

"Uya, tolong kamu bawa semua bingkisan paper-bag yang ada di mobil ya." Perintah Aldebaran.

"Baik, Pak Bos."

"Di dalam sudah rame, Pa?" Kini pria itu bertanya pada sang papa.

"Lumayan."

"Kenapa papa di luar, nggak gabung sama yang lain?"

"Papa mau menyambut semua teman-temannya Roy di sini. Di dalam biar mama yang menjamu mereka semua."

"Ohh."

"Bas, capek?" Tanya Damar pada Baskara yang baru keluar dari mobil yang sama dari Aldebaran. Pria itu keluar sambil memijat-mijat tengkuk lehernya yang sepertinya terasa amat pegal. Matanya juga agak kemerahan akibat baru bangun dari tidurnya selama perjalanan.

"Pegel, Om, hehe."

"Halah, pegel gara-gara keenakan tidur doang itu, Pa." Timpal Aldebaran.

"Satu jam perjalanan dari Sumedang kan aku yang bawa, Kak. Jadi aku masih ada kontribusinya, walaupun setelah itu ketiduran, hehe." Akui Baskara membuat Damar tertawa renyah.

"Yasudah, ayo kita masuk dulu. Ada banyak makanan di dalam, kalian pasti lapar, kan?" Ajak Damar membuat Baskara mengangguk setuju.

"Loh, tadi katanya papa mau di sini saja menyambut teman-temannya Roy?" Aldebaran mengerutkan keningnya bingung.

"Iya itu kan tadi. Sekarang papa sudah capek, mau ikut party sama yang lain juga." Sahut Damar tak mau kalah. Aldebaran dan Andin terkekeh bersamaan.

Mereka pun berjalan memasuki rumah itu dimana Damar dan Baskara berjalan lebih dulu di depan Andin yang sambil bergelayut manja pada lengan suaminya. Sedangkan di belakangnya lagi terlihat Uya yang membawakan beberapa bingkisan yang ia keluarkan dari mobil atasannya.

"Mau ikut gabung sama yang lain nggak?" Tanya Aldebaran pada istrinya.

"Boleh. Tapi nanti aja ya. Aku mau duduk berdua bentar sama kamu di sini." Jawab Andin menunjuk pada sofa ruang tengah tersebut dengan nada manjanya. Aldebaran hanya terkekeh sembari mengelus puncak kepala wanita itu dengan sayang.

"Mau tahu sumedangnya sekarang, nggak?"

"Dapat?" Tanya Andin, takjub.

"Apa sih yang tidak bisa didapatkan seorang Aldebaran? Kamu saja bisa saya dapatkan, kan."

"Ihh!" Andin tersipu malu sambil mencubit pelan perut pria itu, membuat Aldebaran ikut tertawa.

"Mau." Ujar Andin dengan wajahnya yang sangat menggemaskan bagi Aldebaran.

"Bentar, ya."

"Uya, tolong kamu bawa bingkisan itu semua ke dapur dan kamu minta Kiki atau Bik Ratih untuk menyajikannya kemari, ya." Perintah Aldebaran.

"Semuanya, Pak Bos?"

"Satu kotak antar ke sini. Selebihnya, sajikan ke yang lain saja."

"Baik, Pak Bos."

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now