Ch. 1

8 4 0
                                    

Ketika Matahari belum menampakkan wujud nya para ksatria dan para penduduk akan berlatih untuk medan perang yang akan datang. Mereka begitu semangat untuk mempertahankan negeri yang mereka cintai.

"Hei Clover.. apakah kau tau di mana heart berada?" Tanya salah satu ksatria yang bernama Reyza.

"Ternyata kau Speed? Ku kira siapa. Si heart lagi melatih para anak remaja tuh.. kata nya ada beberapa dari mereka yang ingin ikut ke medan perang nanti." Jawab sang Clover yang bernama Alan.

"Oh baiklah kalau begitu. Dan jangan lupa kau juga butuh berlatih wahai Clover." Ucap Reyza lalu pergi meninggalkan Alan dengan para penduduk yang sedang latihan.

"Hahaha.. ku rasa kau benar 'tuan' .. dia akan menjadi lebih kuat dari pada siapapun." Gumam Alan lalu melanjutkan latihan nya dengan para warga.

Di sisi Reyza. Ia sedang menuju ke tempat heart dan para anak remaja di sana yang sedang melakukan pemanasan. Reyza hanya melihat Heart yang sangat hebat melatih para anak remaja itu. Karena Reyza tidak ingin berlama-lama lagi ia berlari untuk menghampiri mereka.

"Heart!!" Teriak Reyza dari jauh. Karena kaget heart reflek dan mendongak ke arah suara yang tidak asing baginya.

"Speed! Kau mengagetkan ku tau!!" Ucap Heart kepada Reyza yang merupakan kekasih nya.

"Hehe.. sorry Alexa.. eh maksud ku Heart.. hahaha.." Tawa Reyza kepada Heart yang ternyata bernama Alexa.

"Ish!" Karena kesal Alexa menginjak kaki sang pacar. Dan sang empu pun langsung kesakitan karena Alexa kalau menginjak kaki orang itu sakit nya gak main-main.

"Huh.. ada apa? Lu mau ganggu gua latihan?" Tanya Ksatria cantik ini.

"E-eh? Kata siapa aku mau ganggu kamu.. aku mau bilang kalau nanti ada rapat di tempat biasa." Ucap Reyza sambil menyenderkan tubuhnya di pohon.

"Ohh okeh.. si Clover dan Diamond sudah tau kah?" Tanya Heart kepada Speed.

"Diamod lah yang memberitahu ku tentang ini.. dan si Clover ee.. aku belum ngasih tau dia sih.. hehe sorry lupa." Ucap Speed sambil cengengesan tidak jelas.

"Huh.. kebiasaan.. yaudah sana kau beri tahu si Clover dulu.. aku mau melanjutkan latihan.."

"Iya iya.. jangan lupa istirahat.." Reyza pun pergi menghampiri Clover atau Alan yang sedang latihan bersama para warga lain nya. Dan Heart alias Alexa juga melanjutkan latihan nya dengan para anak remaja.

Reyza menghampiri Alan yang sedang beristirahat. Alan yang sedang duduk sambil melihat langit pun kaget saat Reyza datang tiba-tiba.

"Astaga Speed.. kalau mau ngagetin itu bilang dulu,, gua kan jadi kaget." Ucap Alan yang masih menatap langit dan awan-awan.

"Hehe sorry.. lu lagi ngeliatin apaan?" Tanya Reyza.

"Gak tau.. gua sebenarnya masih belum yakin dengan melatih para warga kita bisa melawan penyihir itu. Dan para warga juga jarang ada yang memakai sihir bukan?" Ucap Alan.

"Huh.. pemikiran kita sama clover.. oh ya.. nanti kita akan rapat di tempat biasa." Ucap Reyza.

"Baiklah.. apa Heart sudah tau?" Tanya Alan.

"Ya.." Jawab Reyza dengan singkat padat dan jelas.

"Oh okeh.." Ucap Alan lalu merebahkan tubuh nya di atas rerumputan yang hijau.

"Hm.. Apa kau tidak latihan Speed?" Tanya Alan sang Clover.

"Huh.. entah kenapa aku risih di panggil Speed.." Ucap Reyza sambil menundukan kepala nya dan terlihat rumah-rumah warga yang sudah tidak layak untuk di tinggali.

"Hahaha.. jangan seperti itu,, bukan nya dulu kau yang ingin sekali menjadi seorang Speed? Reyza?" Ucap Alan yang ingin sekali tertawa walaupun ini tidak lucu.

"Yaa.. entah kenapa aku merasa gagal menjadi seorang Speed." Kata Reyza murung.

"Hey? Kenapa kau berbicara seperti itu hm? Kau adalah Speed terbaik di Fantasy Word.. tarik kata-kata itu dan kembali lah tersenyum seperti biasa.." Hibur Alan untuk mengembalikan semangat sang sahabat dan mengelus kepala sang sahabat dengan lembut..

"Huh.. kau tidak mengerti juga.. lihat sekarang ini.. banyak para warga yang sengsara karena penyihir itu ! Dan kita hanya latihan dan latihan berhari-hari.. Tanpa melawan penyihir katarak itu ! Aku merasa sangat lemah di bandingkan ayah ku dulu.. padahal aku sudah berjanji kepada ayah ku.. aku.. aku akan menjadi lebih kuat dari nya ! Lebih tangguh dari nya ! Dan.. semua itu aku ingkari.. aku memang lemah bukan ??" Ucap Reyza lalu tak sengaja meneteskan air mata nya dan jatuh membasahi pipi nya sendiri..

"Huh.. Ingat ya.. kau itu bukan orang yang lemah.. kau itu kuat okey? Engkau bahkan lebih kuat dan tangguh dari pada aku yang lebih tua dari mu. Aku tau.. kalau orang tua mu itu pasti bangga mempunyai anak seperti mu. Dan ! Jangan ingat kan aku tentang kematian orang tua mu itu.. itu bukan salah mu !" Ucap sang Clover kepada Speed yang memang lebih muda dari nya.

"Tapi,, jika aku tidak pergi mungkin orang tua ku tidak akan mat-"

"Reyza ! Huh.. aku tau apa yang kau rasakan sekarang ini. Tapi tolong jangan merendahkan diri mu sendiri hanya karena sebuah Takdir.." Ucap Alan dengan tekanan yang ada.

Reyza yang sudah tidak kuat lagi langsung memeluk Alan lalu menangis. Ia sudah tidak kuat dengan semua takdir ini,, ia ingin nangis sekencang-kencang nya.

"Takdir masa lalu itu sudah lewat. Jadi, buat apa kita pikirkan? Ingat Takdir itu adalah ujian dan Hadiah, karena ujian itu adalah cobaan hidup dan hadiah itu rasa bahagia yang datang pada mu.."

"M-maaf.. hiks.." Lirih Reyza sambil mengeluarkan air mata yang sudah ia tahan selama ini.

"Sudah tidak apa-apa.. kau bisa menangis sampai kau puas.. aku akan menemanimu.." Ucap Alan lalu tersenyum manis.

"Hiks.. Hiks.. Hiks.."

"Sudahlah.. ayo kita ke menara tua.. nanti kita telat loh.." Ucap Alan yang masih tersenyum dan mencoba untuk melepaskan pelukannya secara perlahan.

"B-baiklah.." Ucap Reyza sambil menghapus beberapa air mata yang mengalir ke kedua pipi nya.

Alan mencoba untuk berdiri terlebih dahulu lalu membantu Reyza berdiri dan merangkul nya. Alan dan Reyza ingin ke rumah mereka dahulu untuk mengambil topeng penyamaran mereka agar para komplotan nya si penyihir itu tidak tahu kalau itu para ksatria yang sedang berkumpul.

Mereka berdua berjalan secara perlahan agar tidak terciduk oleh para komplotan si Penyihir. Sampai di menara tua yang sudah sangat tidak terawat dan jalan masuk nya pun sudah tertutupi oleh bebatuan. Alan dan Reyza berhenti di pintu masuk menara tua tersebut,, lalu Alan memerintahkan Reyza untuk melakukan sesuatu.

"Reyza ? Sekarang adalah giliran mu.. aku sudah bosan dengan mantra itu.." Ucap Alan.

"Huh ! Baiklah.. padahal di pertemuan terakhir aku yang melakukan ini juga.." Keluh Reyza.

"Hahaha.. sudah cepat nanti kita ketahuan loh~"

"Huh.. baiklah.. huft.. Dengan Segala Takdir ini !! Offess anh hurfh" Ucap Reyza lalu menatap bebatuan yang ada di depan nya itu.

*Drrrrrtttttt

Suara dercitan batu bergeser terdengar di sekitaran menara tersebut. Dan akhirnya bebatuan yang menghalangi jalan masuk menara tersebut sedah terseingkirkan dengan sendiri nya hanya dengan mengucapkan beberapa kata saja.

"Sumpah.. memang nya siapa sih yang bikin code sihir kayak gitu?" Tanya Reyza yang nyelonong masuk ke menara.

"Kekasih lu lah.. kan dia pintar gak kayak lu.." -Alan

"Fuck ! Clover.. body shaming.."

"Udah buruan yaelah.. cerewet banget jadi cowok.. heran gua sama si Lexa kenapa bisa betah pacaran sama lu.."

"Udahlah bicit clover.."

[.TBC.]

[MAGIC] - FANTASY VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang