17 Perkara Hamil

Zacznij od początku
                                    

Kaivan segera menghindar dari Mega. Ia menggelindingkan tubuhnya menuju sisi lain ranjang. Membuat Mega menggeram kesal.

Mega menaiki ranjang dan kembali menduduki Kaivan. Kali ini tepat di atas perutnya. Membuat Kaivan berhenti dari semua pergerakannya. Membiarkan Mega duduk di atas perutnya.

Mega segera meraih kunci di dalam kantong celana Kaivan tapi tidak ia temukan.

"Mana kuncinya?" tanya Mega kesal.

"Cari aja sendiri." jawab Kaivan asal.

"Kaivan! Jangan bercanda kamu!" kesal Mega.

"Saya nggak sedang bercanda. Kamu kan liat tadi saya masukin kuncinya ke kantong, berarti ada di sana lah." balas Kaivan.

"Saya udah nyari sampe mentok di kantong kamu, tapi nggak ada." kesal Mega.

"Mungkin aja kuncinya nyelip di bagian yang lain." balas Kaivan santai.

"Bagian mana maksud kamu? Cepet jangan bercanda deh. Saya harus keluar sebelum papa keluar dari ruang kerjanya." kesal Mega.

"Kenapa kamu harus keluar?" balas Kaivan yang mulai tampak kesal.

"Saya harus hamil secepatnya. Jadi saya harus nyari sperma untuk membuahi sel telur saya." jawab Mega vulgar.

Kaivan tentu saja melotot mendengarnya.

"Benar kan dugaan saya? Kamu pasti nggak tiba-tiba pengin hamil gitu aja. Pasti ada sesuatu kan?" selidik Kaivan.

"Itu kan urusan saya. Kamu nggak berhak ikut campur." balas Mega kesal.

"Tapi kamu istri saya. Kamu nggak bisa hamil sama sembarang orang." Kaivan tak kalah kesal.

"Ck, mau kamu itu apa sih? Saya minta kamu hamilin tapi kamu nggak mau. Giliran saya mau nyari benih lain kamunya nggak terima." sewot Mega.

Kaivan tertegun mendengarnya. Ia memang tidak ingin menghamili Mega untuk alasan yang tidak jelas seperti keinginan Mega. Ia ingin memiliki anak atas kemauan bersama dan memang tujuan ingin memiliki anak. Bukan yang lain. Dan tentu saja dia tidak akan terima kalau Mega sampai hamil dengan pria lain saat masih berstatus sebagai istrinya.

Kaivan pun menarik tubuh Mega yang ada di atasnya untuk ia peluk dan memerangkap Mega agar tidak keluar.

"Apa sih? Lepasin saya!" kesal Mega yang dipeluk tiba-tiba.

"Ini sudah malam. Kamu tidur aja. Nggak usah kemana-mana." larang Kaivan.

"Tapi lepasin saya sekarang. Kamu nggak mau saya sentuh tapi meluk-meluk gini." kesal Mega.

"Saya akan hamilin kamu kalo kamu berhenti berulah." entah angin dari mana Kaivan berucap seperti itu.

Mega yang mendengarnya langsung berhenti berontak. "Beneran?" tanyanya antusias.

"Sekarang tidur." tegas Kaivan tanpa menjawab pertanyaan Mega.

"Tapi lepasin saya. Nggak enak saya tidur di atas kamu gini." protes Mega.

"Kalo saya lepas nanti kamu kabur." balas Kaivan.

"Ck. Kaivan! Lepasin saya dulu." Mega masih protes tapi tidak mencoba memberontak karena Kaivan mengatakan akan menghamilinya kalau ia tak berulah.

Kaivan tak bergeming dengan protesan Mega. Membuat Mega sangat kesal karena terjebak dalam pelukan Kaivan. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena pelukan sungguh erat di tubuhnya yang mungil.

Lama kelamaan Mega mengantuk. Ia berakhir mencari posisi yang nyaman di atas Kaivan. Ia menemukan posisi yang nyaman yaitu menempatkan perutnya tepat di atas perut kotak-kotak milik Kaivan dan menempelkan kepalanya di dada bidang milik suaminya.

My Powerful Wife (COMPLETED)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz