/ Tap...Tap...Tap.../

Aether Bergidik ngeri karena di sepanjang jalan perjalanannya, dirinya hanya melihat mayat-mayat yang berserakan tapi anehnya mayat-mayat itu seperti dibuat rapih oleh seseorang.

Sepertinya ini mayat-mayat lama, tapi entah kenapa masih terlihat awet dan juga baru.

Hingga dirinya sampai di sebuah ruangan besar yang sialnya banyak serigala yang menatap ke arah dirinya.

" Jangan takut wahai manusia, teruslah maju. Mereka tidak akan memangsamu "

Aether menelan teguknya kasar, melewati para serigala yang terus menatap ke arahnya.

Secara tiba-tiba dia melihat sesosok bayangan hitam yang berada di hadapannya. Secara perlahan-lahan orang itu mulai maju, dan Aether mulai melihat perawakan orang itu.

Badan kekar, rambut abu panjang yang kusut dan juga sebuah bekas cakaran di
dagu bagian kiri.

" Kauu siapa? "

" Namaku Razor, aku adalah pemimpin dari segerombolan serigala itu. "

" Kau tidak bercanda kan haha? "
Aether gemetar ketakutan, pemimpin dari gerombolan serigala? Jangan konyol, mana mungkin jaman sekarang ada karangan seperti itu.

" Kau kesini dibawa oleh kembaran mu sendiri, sebagai tumbal "

" Huh? Tu-tumbal maksudnya? "

" Setiap tanggal 6 Januari tepat pada pukul 12 malam, bakal ada seseorang yang akan diberikan kepada kami untuk dijadikan jaminan sebuah kota yang aman damai dan makmur "

Aether tersentak kaget, jadi selama ini kota yang dia datangi menjalani perjanjian dengan makhluk yang kononnya mitos.

Ditambah lagi sakit dihatinya karena Lumine adiknya sendiri yang dengan sukarela membiarkan kakaknya sendiri untuk dijadikan sebuah tumbal.

Razor mengusap air mata Aether, lalu dirinya menggedong Aether ala bridal style lalu menaruhnya perlahan diatas kasur.

Entah sejak kapan ada kasur di dalam gua? Mungkin memang semua ini telah di persiapkan dengan matang.

Razor melepaskan pakaian Aether satu persatu, terlihat tubuhnya yang putih mulus dan wajahnya yang tentu saja cantik.

Sempurna, seperti syarat tumbal yang seharusnya. Tidak seperti yang dulu diberikan.

Razor mengusap wajah cantik Aether, seperti menenangkan dirinya untuk tidak takut.

Razor mulai menciumnya lembut.

" Ahh...mmhhh  "

Mencoba selembut mungkin yang dia bisa. Dirasa Aether sudah terbiasa, dia memasukan lebih dalam.

Bermain antar lidah, mengabsen satu persatu gigi yang terpampang rapih. Air liur yang keluar dari dagunya.

" Akhhh...he-hentikan "

Razor menghentikan Ciumannya, terlihat Aether yang ngos ngosan dengan rakus menghisap udara sebanyak-banyaknya.

Razor kemudian mengigit dan menghisap punting kanannya.

Kedua tangannya tidak tinggal diam, salah satunya di sebelah kiri puntingnya, dia mencubit dan menekan.

Sedangkan satu tangannya lagi dia gunakan untuk mengocok kemaluan Aether.

" Nghhhh....A-khhh hentikan kumohon "

Razor tidak mendengarkan, malahan dia mengocok kejantanan Aether dengan tempo yang dipercepat.

My Bottom AetherWhere stories live. Discover now