Aether X Cyno #2

3.5K 181 20
                                    

Selamat hari valentine besti, gimana? Dikasih coklat ama ayank gak?

Lupa enggak Uptude karena enggak di suruh ayank akwkwkw, canda besti. Uyang ayank mulu.

******

Aether terbangun dari tidurnya, sepertinya obat yang di berikan Cyno telah habis efeknya. Aether mencoba bangun, sungguh kepalanya masih terasa sangat pusing.

Ruangan ini begitu sunyi dan begitu dingin, dingin seperti mas es canda deng seperti mas Xiao.

Terdapat sebuah jendela di dekat tempat dia tertidur, Aether mencoba melihat dimana dia sekarang. Betapa kagetnya dia saat melihat betapa luasnya halaman diluar.

Kenapa Aether berada disini? Bukan pertanyaan itu, melainkan kenapa Cyno begitu tertarik dengannya? Padahal dia hanya seorang biasa yang menolong nya disaat terluka, mempunyai seorang adik.

Yah adik.....

Tunggu adik?

Adik?!

Astaga Aether benar-benar lupa jika dia punya seorang adik, dia harus mencari cara agar bisa keluar dari tempat ini.

Aether mencari sebuah benda yang setidaknya bisa memecahkan jendela kamar. Saat sedang sibuk mencari barang yang dia cari, Aether tidak sadar bahwa seseorang telah masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya.

" Apa yang kau sedang lakukan Aether? "

Aether menoleh ke sumber suara, ternyata itu Cyno. Pria misterius yang membawa nya tanpa dia tahu alasannya.

" Bukan urusan mu " Jawab Aether ketus, dirinya mencoba untuk tidak takut kepada Cyno.

" Urusan mu termasuk urusanku juga Aether " Jawab Cyno tidak kalah ketus dengan Aether.

Aether mencoba menulikan pendengar nya, dirinya harus tetap fokus mencari benda yang bisa membuat nya keluar dari sini.

" Tidak ada benda yang bisa menghancurkan jendela itu, percuma saja Aether "

Aktivis Aether langsung terhenti, jika Aether meneliti lagi. Sepertinya jendela itu terbuat dari kaca yang sangat tebal pastinya. Mungkin hanya peluru yang bisa menembus kaca itu.

" Sudah mendapat jawaban di pikiranmu Aether?"

Tanya Cyno  yang entah sejak kapan dia sudah berada dibelakang Aether, Aether kini bergetar kaku. Lantaran aura dominan Cyno yang membuat isi ruangan terasa begitu mencekam. Cyno melepaskan dasi yang dia pakai, kemudian dia mengikat kedua lengan Aether kebelakang menggunakan dasi itu. 

" AKHH LEPASKAN SIALAN! "

" Berkata kasar sekali lagi, maka adik kecilmu ini akan ku pastikan mati hari ini juga "

Cyno menggendong Aether, lalu dia membantingnya kasar bak karung beras. Cyno naik ke atas kasur sebari melepaskan pakaian atasnya dan juga melepaskan sabuk yang dia kenakan, tidak lupa dengan resleting celana yang dia turunkan. Tak luput dari Aether, Cyno merobek baju Aether yang di kenakan dan juga melepaskan celana yang Aether kenakan. Kini Aether sudah tidak memakai benang satu helai pun.

Melihat Aether tampa menggunakan sehelai benang membuat Cyno ingin semakin memilki Aether. Aether hanya miliknya seorang, tidak boleh ada yang menyentuhnya kecuali dirinya seorang. Cyno akui dia memang egois tapi, tidak ada orang yang perhatian kepada dirinya saat dia sedang terluka. Tolong jangan katakan kepada Cyno bahwa menolong orang asing yang sedang terluka adalah hal yang wajar.

Cyno dengan kasar mengigit leher putih Aether sampai mengeluarkan darah, tentu saja Aether menjerit kesakitan. Cyno lanjut mulai menjilati Aether di berbagai tempat mulai dari bagian telingan lalu lanjut ke bagian leher. Dia menjilat bagian tanda yang telah dia gigit tadi, dia emut dan lalu Cyno menciumnya. 

Dilanjutkan dengan  menjilat dua buah dada yang terlihat sangat menggoda untuk Cyno, dia melakukan hal yang sama seperti tadi. Dia jilat lalu dia gigit di bagian satu sedangkan di bagian satunya dia tidak biarkan untuk menganggur. Satu tangan nakalnya dia mainkan punting satunya, Cyno melanjutkan jilatannya kebawah dengan tangannya yang masih bermain nakal dengan benda asi Aether.

Cyno mencium perut Aether, meninggalkan banyak tanda membuat sang empu memekit geli di bagian perutnya. Kini Cyno telah sampai dibagian selangkangan Aether, dia jilat bagian anu dengan tangannya yang kini sudah berpindah di depan lubang Aether. Cyno menjilat bagian ketiga jarinya lalu dia masukan dengan perlahan ke hole Aether. Dia tau bahwa Aether baru pertama kali melakukannya ini, dan juga karena sang empu tidak banyak memberontak.

Jari telunjuk dia masukan dengan perlahan, didalam dapat dia rasakan begitu sempit. Walaupun begitu dia tetap meneruskan mencari sesuatu yang di bisa membuat Aether bisa merasakan namanya suatu kesenangan.

" Akkkhhh....keluarkan itu....Cy...Akhhh "

Binggo sepertinya Cyno menemukannya, dengan cepat dia memasukan dua jarinya yang sudah dia jilati tadi kedalam hole Aether. Cyno memaju mundurkan jarinya dengan sangat cepat sampai Aether terangsat hebat, dirinya seakan dilanda dengan yang namanya sebuah kenikmatan tiada tara.

" Akkkhhh.....nnggghhh akkhhh....stop ahhh "

Cukup sampai disitu, Cyno dengan satu kali hentakan memasukkan burungnya ke hole Aether. Aether seperti di sambar petir secara tiba-tiba.

" Hey, bernapas lah Aether " Ucap Cyno menetup pipi Aether untuk mengingat kan dia untuk bernapas.

Untung di ingetin ama ayank lu Aether, kalau enggak lu dah jadi Kaori.

Napas Aether terhengah hengah, dirinya masih belum terbiasa pada bagian bawahnya. Setelah di rasa Aether tenang, Cyno dengan pelah mulai  menggerakkan pinggulnya.

" Ehmmm.....ahhhhh "

" Akhhhh....."

Dirasa itu semua tidak cukup Cyno membalikan tubuh Aether dengan tidak melepas ikatan mereka. Cnyo mulai menggerakkan kembali pinggul nya.
Tidak lupa dia memberikan banyak sentuhan kepada Aether untuk membuatnya semakin terangsang.

" Akhhh.....ngghhh....ahhhh..... "

" Ah, Call my name baby "

" Akhhhh.....Cyno.....akhhh...Cy... ngghhh"

Cyno terus membabi buta Aether dengan tempo gerakannya, desahan Aether membuatnya dapat dengan mudah cepat terangsang.

Cyno terus meningkat kan tempo permainan nya, walaupun sempit tapi hole Aether begitu nikmat.

Hingga sampai lah mereka pada titik pelepasan. Lega sekali, Aether dan Cyno begitu menikmatinya.

" Aether ayo lanjut ronde ke dua "

" Eh? Eh? Ta-tapi akhhh.... "

My Bottom AetherWhere stories live. Discover now