" Kakak ishhh, kenapa dari satu pun yang kamu potoin gak ada yg bener sih?! "

" Kenapa kamu tidak poto sendiri saja sih? Rempong bener jadi cewe "

" Huh, asal lu tau ya kak. Kakak itu hanyalah alat "

" Owh berarti kamu babu begitu? Perasaan aku gak punya adik cewe deh "

" Kakak ngen- "

" Tod "

Para penjung yang lain terlihat gemas karena tingkah mereka berdua. Dikit-dikit berantem dan berakhir baik kan lagi, walaupun ujung-ujungnya mereka masih saja sedikit bertengkar.

Perkenalkan nama mereka adalah Aether dan Lumine, mereka berdua merupakan anak kembar. Dan mempunyai satu orang kakak yaitu Dainsleif.

Mereka berdua datang ke kota ini hanya untuk liburan, hanya berdua karena Dain sendiri memiliki kesibukan di perusahaan sehingga dengan terpaksa dia tidak bisa ikut dengan kedua adiknya itu.

Padahal ini rencana mereka yang direncanakan 1 tahun sebelumnya, sayang sekali jika kakaknya itu tidak ikut .

" Hah " Lumine menghembuskan nafas lelah, entah kenapa dia tiba-tiba menjadi tidak begitu semangat.

" Kau kenapa? Bukan kah ini rencamu? Kenapa kau menjadi tidak semangat seperti itu? "

" Huhh, sebel banget. Aku gak nemu satu pun cowo ganteng disini, tadi nemu tapi udah punya cewek huuuu "

" Apa kau lupa kota ini di sebut kota Dewi? Isinya cuman cewek-cewek cantik yang berkeliaran, jika kau ingin belok belok lah lagi pula kau akan di beri satu buah tumbukan cinta dari kak Dain haha"

" Ishhh apa sih gak lucu "

Mereka sudah berkeliling cukup lama hingga tidak kerasa jam hampir menunjukkan pukul hampir tengah malam.

Tidak ada pengunjung lain selain mereka disamping danau itu. Bintang-bintang yang mulai banyak bermunculan.

Udara disekitar yang mulai menjadi dingin, suara air yang tenang suasana yang cocok untuk menggalau.

" Kakak... "

" Hmm? Kenapa? "

" Akuu...aku minta maaf hiks "

" Heii kenapa menangis? Kenapa kau tiba-tiba menangis hmm? "

Aether mengusap air matanya, dirinya tersentak kaget kenapa lumine tiba-tiba menangis.

/ byuuurr..../

Secara tiba-tiba Lumine mendorong dirinya ke danau, Aether panik karena dia ingat bahwa dirinya tidak bisa berenang.

Sebanyak apapun usaha yang dirinya lakukan malah dirinya semakin tenggelam, pasokan udara mulai menipis dan dirinya pun pingsan.

/ Tes.. tes... Tess... /
Udara dingin danau yang menyelimuti nya, terdengar suara tetesan air yang seperti memantul.

Tunggu memantul? Dirinya buru-buru bangkit. Tunggu? Dirinya masih hidup? Apa ini nyata? Bukan kah dirinya tadi berada di dalam danau?

Ah mengenai danau, dirinya merasa kecewa dengan Lumine yang tiba-tiba mendorongnya begitu saja. Dirinya bertanya pada dirinya sendiri, apa dosa terbesar dirinya kepada adiknya sendiri?

Dirinya merasa bahwa tidak adanya kebencian yang berada di antara mereka.

Ngomong-ngomong soal itu, ini dimana?

Ini seperti sebuah gua, menyeramkan sekali. Ditambah udara dingin di dalam sini begitu menyiksa dirinya.

Di belakangnya hanya ada sebuah batu, itu artinya dirinya harus terus maju.

My Bottom AetherWhere stories live. Discover now