Part 14 semakin dekat

3K 66 3
                                    

Elena memejamkan mata, menikmati kecupan bibir lucas, dia bisa merasakan bahwa setiap pria memiliki cara berbeda saat berciuman.

Revan yang cukup dominan, mendorong, melumat bibir elena dengan cukup kasar.

Sementara lucas perlahan, lembut namun sesekali memberikan gigitan kecil di bibirnya.

Tangan lucas yang sebelumnya memegang leher elena, turun ke bahu, perlahan pindah kebagian pinggang. Bagian tangan kanannya mencoba untuk melepas pakaian elena.

Dan disaat itu juga elena mundur, dia sedikit kaget.

"Aku rasa tidak perlu sejauh itu"

"Maafkan aku" ucap lucas, mungkin benar malam itu, elena memang sangat mabuk, sedih dan marah secara bersamaan, hingga dia bersedia tidur bersama lucas.

Lucas masih ingat dengan air mata yang menetes di pipi elena malam itu.

"Aku ingin pergi jalan jalan"

"Tempat seperti apa yang ingin kamu datangi"

"Yang sejuk, indah dan enak di pandang"

"Mau berangkat sekarang?"

"Aku akan pulang, mandi dan ganti pakaian dulu"

"Sekalian bareng aku" lucas mengambil kunci mobil elena.

Sebenarnya pagi ini lucas memiliki janji temu bersama teman-temannya sehingga dia sudah berpakaian rapi sejak awal.

Sebelum beranjak keluar, elena memingkiskan lengan kemeja lucas, berkat itu perlahan lucas tau, pria ideal seperti apa yang diinginkan elena.

"Kalau begitu, aku harus menggunakan jam yang mana"

Ada sekitar 8 jam tangan dengan warna dan model berbeda, kotak, bulat dan digital.

Elena mengambil jam tangan analog, dengan strap kulit berwarna coklat.

"Kamu suka mengoleksi jam tangan"

Lucas menggeleng "hanya untuk bekerja"

"Begitu juga dengan pakaian-pakaian itu?"

"Benar"

"Kamu juga punya banyak dasi untuk apa"

"Banyak juga wanita jomblo yang menyewaku untuk menemaninya ke acara acara penting, dan beberapa diantara mereka ingin pria yang mewah dan terlihat berkelas, jadi aku hanya mengikuti intruksi"

Selanjutnya kedunya berangkat menuju rumah elena.

Dia segera mandi, elena keluar dan hanya menggunakan handuk, dia lupa lucas sedang berada di kamarnya.

"Berbalik" ucap elena.

Lucas mengikuti perintah dia berbalik membelakangi elena.

"Jika aku boleh memberikan saran, jika ada pakailah kemeja berwarna putih, bawahnya bisa menggunakan rok atau celana jeans"

"Untuk apa?"

"Biar serasi dengan pakaianku"

Dan tidak butuh waktu lama, elena menarik badan lucas menghadap kearahnya.

"Seperti ini?"

Lucas tersenyum, sesuai harapan "satu lagi"

Lucas berdiri menarik pita yang mrngikat rambut elena, rambutnya tergerai indah.

"Sangat cantik"

"Nanti berantakan"

"Kamu tau? Rambutmu sangat halus dan lembut, mudah diatur jadi tidak akan berantakan"

Elena mengalah, dia membiarkan rambutnya tergerai.

Mereka berhenti di sebuah toko pakaian "ngapain kesini?"

"Tunggu sebentar"

Lucas keluar seorang diri, sekitar 5 menitan kembaki dengan membawa kotak sepatu.

Lucas membuka pintu mobil elena "kita coba, semoga muat"

Membuka kotak yang berisi sepatu sneakers berwarna putih dengan perpaduan warna coklat favorit elena.

"Untuk apa" tanya elena.

Tanpa menjawab lucas berjongkok, membantu elena melepas sepatu high hellsnya.

"Kotor" elena menolak ketika lucas akan memegang kaki dan sendalnya.

"Diamlah" dengan lembut tangan kanan lucas menahan betis elena sementara tangan kirinya melepas sendal itu.

Lucas merasa lega ketika sepatu yang dia pesan sesuai dengan ukuran kaki elena.

"Hhhh syukurlah"segera kembali ke kursi kemudi

"kamu meminjamkannya?" Tanya elena.

Lucas tertawa "kamu fikir itu muat untukku?"

"Lalu?"

"Itu untukmu"

"Berapa harganya, akan aku transfer"

"Tidak usah, itu bonus karena sudah menyewaku beberapa kali"

"Jangan, aku akan membelinya"

"Terima saja, itu tidak semahal sepatu dan sendal yang kamu miliki, kebetulan temanku menjual sepatu buatannya sendiri. Lalu aku memesannya, walaupun murah itu hanya ada satu-satunya di dunia ini, karena aku mendesainnya sendiri"

"Kamu mendesainnya sendiri?"

Lucas mengangguk "butuh seharian penuh bagiku untuk mendesain sepatu itu"

Elena tidak bisa berkata apa-apa, pria disampingnya sangat pandai menyenangkan hati wanita.

Mereka tiba di kebun binatang, lucas segera memarkir mobil.

"Kebun binatang?"

"Karena ini hari bukan akhir pekan, tempat ini akan sepi pengunjung"

Elena tidak keberatan, sejak kecil dia memang tidak pernah menginjakkan kaki dikebun binatan terlengkap se Asia tenggara itu, padahal lokasinya tidak terlalu jauh bahkan sangat dekat dengan kota.

Saat berjalan, rasanya sangat nyaman dengan sepatu sneakers, tumit dan jari kakinya tidak terasa sesak.

"Nyaman bukan?" Tanya lucas

"Mm, kenapa kamu berfikiran untuk memberikanku sepatu? Atau kamu memang selalu memberikannya"

"Nggak, kamu wanita satu-satunya, aku gak permah beliin siapapun kecuali adikku, pasti lelah menggunakan sendal seperti itu setiap saat, aku juga tidak melihat sepatu di rak sepatumu" sambil memesan tiket masuk.

Setelah itu mereka masuk, lucas meraih tangan elena dan menggandengnya.

"Bagaimana kamu bisa memesan sepatu itu, bagaimana tidak menyewamu lagi"

"Aku tidak berfikir panjang, jika kamu tidak menghubungiku lagi, mungkin aku hanya akan menyimpannya, sebagai kenang kenangan"

Mereka berkeliling, melihat satwa, memutari kebun binatan yang sangat luas itu.

Ketika tiba di sebuah gedung, lucas mengajak elena untuk menaiki bangunan itu, cukup tinggi dan melelahkan. Namun saat tiba tiatas elena takjub, ditempatnya sekarang dia bisa melihat pemandangan kebun binatang dari atas, suara kicauan burung san binatang lainnya terdengar merdu, angin juga bertiup cukup kencang.

"Wah ini indah" melihat pemandangan

"Memang indah" ucap lucas menatap lekat wajah cantik elena.

My Gigolo My Young Brother (Cerita Dewasa)Where stories live. Discover now