part 9 memesan

4.6K 93 8
                                    

Tangan elena terus gemetaran, semakin malam semakin tidak ternang, fikiran negatif bermunculan.

Dia tidak bisa membayangkan, mungkin revan saat ini tengah memadu kasih bersama wanita itu, dengan leluasa hingga puas.

Hati elena tetap merasa sakit, 4 tahun dia jatuh cinta dan mustahil dia bisa menghilangkan revan begita saja di hatinya secepat kilat.

"Udah el, kamu dokter, masak minum tiap malem" ucap leo.

Elena tidak ingin sendirian, dan hanya leo yang bisa di datangi, dia tidak duduk di bar dia duduk di ruangan leo.

Beberapa saat kemudian bawahan leo memanggil, seorang wanita berusia 40tahunan datang, ingin menyewa seorang laki-laki.

"Aku menginginkan anak itu"

"Lucas? Aku harus menelfonnya, dia sedang tidak ada di kamarnya"

Mendengar nama itu, seketika elena menjadi tertarik.

"Katakan padanya aku akan membayar 3 kali lipat"

Awalnya di telfon lucas menolak, namun setelah mendengar pembayaran 4x lipat lucas mengiyakan.

Elena bisa melihat bahwa wanita itu hampir terlihat seperti seusia ibunya, badannya gemuk, dan make upnya sangat menor.

Elena tidak bisa membayangkan lucas harus melayani ibu itu.

"Duduklah lagi" ucap leo pada elena setelah ibu-ibu itu pergi menunggu.

"Ibu itu mau boking?"

"Iya udah langganan"

"Selalu bayar 4x lipat?"

"Nggak, cuman dia itu hyper banget, banyak anak-anak gak sanggup"

"Terus?"

"Karena itu dia terus naikin tawaran"

"Jadi mau?"

"Siapa yang nggak mau dapet gaji UMR kerja 1 bulan dalam sehari?"

Elena lupa bahwa uang memang segalanya bagi para gigolo. Sekitar 30 menit kemudian lucas datang, berpakaian rapi, mengenakan kemeja kerja, jas dan dasi layaknya seseorang yang bekerja di perusahaan.

Lucas melihat elena, namun dia harus segera bergegas

"Dimana ibu itu" tanya lucas

"Di ruang tunggu, semangat.." ucap leo

Lucas langsung pergi menuju ruang tunggu.

"Kenapa dia berpakaian seperti itu?"

"Sesuai selera ibu tadi, dia tipe ibu-ibu yang fantasinya di kantor gitu, sama pegawainya"

Semakin kesini semuanya terasa menjijikkan.

Awalnya elena diam, namun tidak butuh waktu lama hingga dia akhirnya menyusul lucas.

"Leo biarkan aku menyewanya"

"Siapa? Lucas?"

"Udah di booking orang duluan"

"Gak mau tau"

Elena berjalan menuju ruang tunggu, namun mereka sudah tidak terlihat disana, elena kekuar dan melihat lucas digandeng ibu itu untuk masuk ke dalam mobil.

"Stop" ucap elena.

"Kenapa" tanya lucas

"Aku mau kamu"

Mata lucas membulat, sementara ibu disebelahnya tidak terima "loh gak bisa saya duluan yang boking"

"5x lipat" ucap elena menawarkan tawaran yang lebih tinggi.

"Gak bisa, kamu cari yang lain aja, ini udah punya saya"

"Gimana?" Ucap elena ke pada lucas tidak menggubris ibu disampingnya.

Lucas tersenyum mengangguk, elena langsung melepas tangan ibu itu dari lengan lucas.

"Hei mbak gak bisa gitu, ini ngelanggar hak saya sebagai konsumen"

"Kenapa? Mau nuntut? Lapor polisi? Biar ketauan kalo ibu nyewa gigolo?"

"Lah kamu ya sama mbak"

"Saya belum nikah bu, puas??"

Ibu itu kalah telak, elena pemenangnya, selanjutnya elena bingung bagaimana dia harus memanfaatkan uang yang sudah dia keluarkan.

"Ingin bermain disini?" Bisik lucas.

"Main apa?"

"Sex"

"Gila, siapa bilang"

"Terus?" Lucas bingung, untuk apa elena membayarnya mahal jika tidak ingin tidur dengannya.

"Duduk aja di sebelahku"

"Itu aja? Ayolah gak usah jaim, aku bisa ngerti kalau kamu kesepian ditinggal kekasihmu, aku bisa menemanimu malam ini, seperti sebelumnya"

Tidak disangka kalimat itu menapat sebuah tamparan.

Plakkkkk!

"Tidak semua wanita menginginkan tidur denganmu, dan jaga kata-katamu"

Lucas merasa bahwa emosi elena sedang memuncak, sepertinya ada masalah lagi dalam hubungannya.

"Kalau begitu, menjadikanku pelampiasan kemarahanmu juga boleh"

My Gigolo My Young Brother (Cerita Dewasa)Where stories live. Discover now