⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 51

Zacznij od początku
                                    


Sementara di atas tanah, kedua kubu saling menyerang. Zapyer, sosok pemimpin Mafia Eropa untuk pertama kalinya turun lapangan untuk membasmi musuh. Pria itu membunuh semua yang ada di depan matanya tanpa belas kasihan. Ia menggerakan pistolnya dengan begitu profesional, seakan itu hal yang biasa.

Tak beda jauh dengannya, Zeus dan yang lain terus menyerang. Musuh mulai mundur dan setengah sudah hancur. Tanah sudah basah dengan darah dan mayat-mayat yang bertebaran dimana-mana.

Dor!

Laut meniup senjata apinya yang baru saja ia gunakan untuk menembus kepala musuh yang ingin menembak Felix di sampingnya.

Dor!

Dor!

Dor!

Tanah mulai terbelah dua, dari dalam sana Jackson dan yang lain keluar dengan senjata lengkap. Masing-masing langsung turun tangan untuk membantu kubu mereka yang terpukul mundur cukup jauh. Melihat itu, Zapyer tersenyum bengis.
"Aha, Anda akhirnya keluar juga." ujarnya.

Dor!

Ia dengan sigap menghindari peluru dari Jackson. Zapyer menyeringai sambil terkekeh.
"Harus aku apakan manusia yang telah menghilangkan nyawa saudariku dan menelantarkan cucuku." ujarnya.

Dor!

Meleset. Jackson semakin kesal saat mafia itu bergerak lihai menghindari pelurunya.
"Tanyakan saja pada istriku yang bodoh itu! Dia yang telah membunuh Elizabeth." sela Jackson. Pria itu masih sempat-sempatnya mencaci Loreen yang menurutnya tidak berguna.

Dor!

"ARGHHH!" Jackson merintih saat Zapyer berhasil menembak telapak kakinya berbalut sepatu mahalnya.

Dor!

Peluru meleset lagi untuk Zapyer.
"Mari kita sudahi main-mainnya. Kau harus mati sekarang." ujar pria itu.

Dor!

Perut.

Dor!

Kening

Dor!

Mata.

Jackson langsung tumbang dan tewas di tempat. Pria angkuh itu tidak bisa menghindari kematiannya dari pembunuh handal seperti Zapyer. Tapi sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya, ia sempat tersenyum manis karena berhasil mengaktifkam bom mematikan yang bisa menghancurkan hingga beberapa puluhan meter dari lokasi kejadian. Dengan begitu, tidak ada yang akan selamat dalam 20 menit setelah ini.

Sedangkan di lain tempat, Ilana sudah setengah tak bernyawa dangan tubuh bermandikan cairan kental.

Loreen dan Veronica bahkan tak sadar jika di luar sana sedang tak baik-baik saja. Bahkan sang kepala keluarga sudah lebih dulu berpulang di tangan mafia itu hanya dalam hitungan menit.

Loreen puas dan langsung menarik diri. Ia menatap remeh tubuh tak berdaya Ilana.
"Kau memang harus mati saja. Lihat siapa yang menang? Tentu saja aku hahaha." ujarnya tertawa keji.

Brak!

Loreen dan Veronica menelan ludah takut saat melihat kedatangan Laut diambang pintu dengan tubuh penuh cipratan darah. Apalagi saat lelaki itu memberi mereka senyum lebar di saat kedua tangannya memegang peluru. Sedangkan Cecilia dan Ilana menghembuskan napas penuh kelegaan.

Laut melirik kedua gadis yang terikat di brankar. Senyumnya semakin lebar melihat Ilana yang terbaring mengenaskan.
"Oh? Kalian telah menyentuhnya dengan sangat baik rupanya." ujar lelaki itu tanpa menyurutkan senyumnya. Tapi di mata Loreen dan Veronica, itu senyum dengan segala peringatan. Mengerikan.

Lautan Ilana ||END||Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz