34. Menghindar

114 15 2
                                    

"kalian berdua apa-apa sih!!" Teriak Kaitlyn siang ini.

Wajahnya sudah kesal. Dirinya sudah berdiri di antara dua orang yang baru saja terlibat perkelahian, padahal dia mampir kesini niatnya ingin membeli kue untuk mamanya sebagai tanda minta maaf.

Kaitlyn tak enak sudah diam-diam mencari tahu siapa jati dirinya. Padahal sebenarnya itu haknya untuk tahu. Semenjak kejadian itu mereka juga tak canggung, masih sama seperti sedia kala. Malahan sekarang Katherine dan Tara lebih semakin mempedulikan Kaitlyn. Tentu hanya mereka yang masih tau kenyataannya, fakta masih belum diketahui oleh keluarga Ganadara.

Jadi lupa. Kaitlyn dengan tas mini berwarna ungu dan dress berlengan panjang berwarna salem itu masih berdiri ditengah antara kedua pemuda yang sedang membuat keributan di cafe itu.

Manager cafe datang, menyuruh mereka bertiga keluar dari cafe demi kenyamanan pengunjung lainnya. Mau tak mau mereka akhirnya menurut dan keluar dari sana.

"Kalian kenapa sih!!" Tanya Kaitlyn menggebu.

Tidak ada yang menyaut, yang satu sibuk menata jaket kulitnya dan yang satu lagi tengah menatap pemuda yang tengah membenarkan jaket kulitnya dengan tajam.

"Ini urusan kita berdua, lo ga usah ikut campur!!" Jawab pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Dion.

Yuda tak terima Dion menjawab Kaitlyn dengan tegas begitu menurutnya terkesan kasar. Hampir saja maju memukul Dion kembali, namun segera Kaitlyn tahan lagi.

"Masalah kak Giselle?" Tanya Kaitlyn.

Keduanya diam.

Kaitlyn tahu, Theo yang memberi tahu.

Kaitlyn pikir Giselle akan segera bercerita padanya maka malam itu setelah dirinya menenangkan Katherine, Kaitlyn ijin pergi kerumah Giselle dengan harapan Giselle mau curhat, sekalian Kaitlyn gali informasi ala-ala lambe turah.

Namun sesampainya disana Giselle ternyata sedang keluar, katanya menemui seseorang. Jelas itu bukan Dion karena Kaitlyn tadi masih melihat motor pemuda itu di teras rumahnya.

"Gue harap lo nyesel udah nyakitin dia!!" Dion.

"Apa urusannya sama lo sih?" Kesal Yuda.

"Kalo lo suka sama dia ya udah kejar lah, gue udah buka pintu buat lo kan? Kenapa malah lo sekarang nyalahin gue? Bukannya ini kesempatan buat lo?" Lanjut Yuda.

"Lo tau sendiri tembok penghalang kita tinggi banget yon, harusnya lo ngerti kalo gue begini juga karena gue ga mau nyakitin dia lebih dalem, gue percaya dia bakal bahagia, gue yakin dia bisa nemuin yang terbaik buat dia!" Yuda.

Dion terdiam begitupula dengan Kaitlyn, gadis itu tengah tersentuh dengan kata-kata Yuda. Tak menyangka si jail satu ini memiliki sisi yang sangat dewasa dibanding sikapnya yang selama ini petakilan.

"Gue harap lo bisa jagain dia, bukan buat gue, tapi buat lo sendiri, lo suka kan sama dia?" Tanya Yuda.

Disini pemuda itu lah yang masih bisa mengontrol emosinya walaupun dia marah kala tiba-tiba Dion menghajarnya setelah dia mengiyakan ajakan pertemuannya.

"Gue ga nyalahin lo atas keputusan gue yang ngelepasin dia, ga ada siapa-siapa diantara kita, tapi tuhan memang nggak menakdirkan kita, gue harap lo bisa ngerti yon" Yuda mendekat, menepuk bahu Dion lalu berlalu meninggalkan Dion dan Kaitlyn disana.

Yuda sudah pergi, Kaitlyn yang memandangi pemuda itu berlalu segera menoleh karena mendengar isakan kecil.

"Kak..." Tak ada kelanjutan, Kaitlyn membiarkan pemuda itu menumpahkan air matanya yang bahkan Kaitlyn tak tahu karena apa.

Circle LifeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant