10. Bye

197 29 3
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu seluruh siswa SMA Bersatu tiba. Hari pertama HUT sekolah. Prince bekerja ekstra, yang tadinya bukan bagiannya, sekarang dia embat. Anak osis selain Theo tidak ada yang tau kenapa Prince terlihat menyeramkan hari ini. Mereka hanya waswas takut melakukan kesalahan yang berujung amukan Prince. Theo mengamati Prince, siapa si yang tidak sakit hati jika ada diposisinya. Bahkan kabar yang dia dengar bukan dikabarkan langsung dari Leana. Sebegitu tidak pentingnyakah Prince dalam hidup Leana.

Jangan lupa, hari ini juga adalah hari dimana Papa Mama Leana akan resmi bercerai. Inilah penyebab buruknya Mood Prince, Leana tidak mengabari Prince sama sekali. Semalam yang mengabarinya adalah Karin. Entahlah feeling Karin terlalu kuat soal Leana yang keras kepala tak mau memberitahu Prince. Sebenarnya Karin mengusulkan supaya Prince menyusul Leana ke pengadilan, untuk menemani gadis itu. Tapi Prince yang marah sangat berbeda, untuk apa dia datang jika dia tidak diinginkan. Prince pasti akan menyesali tindakannya saat ini nanti.

Raden mendekati Theo yang kebetulan sedang berdiri tak jauh darinya. Dia ikut menatap Prince yang sedang membuat satu tenda dadakan sendiri. Terlihat sekali jika dia sedang meluapkan kekesalannya disana.

"Lu tenangin deh Yo, kasian yang liat pada serem" Raden.

"Biarin, kalo gue digituin gue juga bakal ngamuk" Theo.

Tampak dari sana terlihat jika seorang gadis menghampiri Prince. Dia Karin. Tidak tahu apa yang Karin dan Prince katakan, Raden dan Theo hanya menerka-nerka. Pasti ada hubungannya dengan Leana, apalagi hubungan Leana dan Karin sudah membaik. Karin pergi meninggalkan Prince yang kini diam mematung.


***


Leana duduk dengan gelisah dikursi pengadilan, dia sendiri. Mama Papa ada didalam. Dia tidak mau masuk karena tak mau menyaksikan bagaimana hakim menyetujui perceraian keduanya. Leana pasti tidak sanggup. Seseorang datang, setelah tadi dia kabari.

Karin datang dan duduk disamping Leana, hanya sanggup memberikan kata-kata penyemangat yang pastinya tidak akan berguna. Semoga dia yang Karin harapkan akan datang. Leana harus berbicara padanya. Sejujurnya Karin kesal setengah mati pada Leana, gadis itu masih keras kepala, kemarin sore padahal sudah berjanji akan mengabari Prince tentang perceraian dan keberangkatannya ke Aussie, tapi nyatanya dia tetap bungkam. Karena Karin tidak mau kejadian dulu terulang maka dia memilih mengalah membiarkan Leana melakukan hal sesukanya.

Tadi disekolah setelah Leana menghubungi Karin untuk datang kesana, dia langsung menemui Prince barangkali Prince mau menggantikannya. Tapi rupanya Prince juga tersulut emosi, dia menolak mentah-mentah usulan Karin.

"Gue belom bilang ke Prince"

"Gue tau"

"Gue ngerasa bersalah sama dia"

Padahal dalam hati Karin dia sangat ingin mencaci maki Leana yang menurutnya sangat bodoh. Bisa-bisanya dia menyia-nyiakan Prince yang sebegitu sayangnya kepada dirinya. Tapi jujur Karin juga tahu jika Leana adalah tipe orang yang tidak bisa terlalu jauh, mungkin itu juga alasan Leana memilih begini.

Sidang selesai, untuk yang terakhir kalinya sebelum dia akan pergi dari kota kelahirannya ini dan sebelum dia benar-benar berpisah dengan sang Mama, Leana memeluk erat tubuh itu. Tubuh yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan. Dia akan merindukan sosoknya nanti. Sang Mama juga mengantar nya sampai ke bandara begitu juga Karin.

Sejujurnya Karin sangat gelisah, semoga apa yang dipikirkannya itu terealisasikan. Tapi belum ada tanda-tanda apapun. Jam terbang juga semakin dekat, apakah dia benar-benar tidak akan datang. Karin melihat sekeliling, mencari sosok yang dia harapkan, semoga dia bisa datang sebelum keberangkatan si keras kepala Leana.

Circle LifeWhere stories live. Discover now