Part 2

1K 70 1
                                    

"Kau tahu ini aku?", tanyaku tak percaya.

"Aku mempunyai nomormu tapi aku tidak berani meneleponmu"

"Merri ... "

"Dunia sudah tahu siapa aku sebenarnya Greyson", interupsinya. "Masihkah kau mau memanggilku dengan nama Merri? Sementara kau pun pasti ada maksud dibalik pembicaraan ini kan? Untuk meminta kejelasan padaku"

Aku tak kehabisan akal untuk berbicara padanya. "Aku mengenalmu sebagai Merri Dian, promotorku, bukan sebagai Moonlight Devine Highmore yang sedang dibicarakan banyak orang"

"Maafkan aku, Greyson, atas semua kebohonganku. Semoga kau bisa memaafkannya dan senang bisa berkenalan denganmu", katanya dengan suara bergetar.

"Merri?"

"Greyson aku ... "

--

- satu minggu kemudian -

Hari ini, aku sudah mulai sibuk untuk promosi lagu baruku bersama Austin Mahone - partner kolaborasiku.

More Than Words sudah berada di peringkat 1, begitu cepat sekali pergerakannya, dan sebentar lagi Teen Choice Awards akan diselenggarakan, dan kabar baiknya; aku dan Austin akan performance di acara itu, juga kami berdua masuk ke dalam nominasi; BEST FAVOURITE GROUP/DUO OF THE YEAR.

Omong omong, pasti kalian penasarankan dengan apa yang terjadi antara aku dan Merri di malam itu? Setelah Merri mematikan sambungan teleponnya, aku mencoba meneleponnya lagi dan nomor teleponnya sudah tidak aktif. Baik Sarah dan Merri keduanya sama sama hilang diterpa angin saat berita tentang jati diri Merri yang terungkap.

Malam ini, aku dan Austin akan berada di Jimmy Kimmel, untuk mempromosikan lagu kami.

Lalu hari ini juga aku akan bertemu dengan Chloe di Hollywood Records. Chloe membantuku untuk mendapatkan sebuah label baru yang lebih baik dari Interscope - label lamaku. Aku sama sekali belum memberitahukan ini pada Staci, aku ingin mengejutkannya saat aku sudah selesai menandatangani kontrak dengan label baruku.

Aku bersiap-siap dan segara menuju ke Hollywood Records. Sebelum itu, aku mampir ke toko bunga untuk membeli sebuket bunga mawar untuk Chloe sebagai ucapan terimakasih atas apa yang sudah dia lakukan untukku.

--

Aku sampai dan Chloe juga sampai. Kami sama sama memarkirkan mobil di pinggir jalan dekat Hollywood Records karena katanya parkir penuh. Aku tidak percaya itu. Aku membuka pintu dan menyapanya. "Hey, selamat pagi"

Chloe tersenyum padaku. "Selamat pagi Greyson"

Aku mengambil buket bunga itu dari dalam mobil dan memberikannya pada Chloe. Chloe lantas tersipu malu. "Untukmu"

Chloe mengambil buket bunga itu. "Terimakasih Greyson", katanya seraya memelukku.

Aku membalasnya. "Sebagai ucapan terimakasihku"

Chloe melepaskan pelukanku. "Tak usah repot repot, sudah seharusnya aku membantumu"

Aku membuka pintu mobilnya. "Lebih baik kau menaruh buket bunga itu di dalam, tidak enak kalau kau membawanya masuk"

"Ah ya, kau benar". Chloe menaruh buket bunga itu dan membiarkanku menutup kembali pintu mobil. "Ayo, sudah ada yang menunggumu di dalam"

Kami masuk ke dalam bersama-sama. Banyak mata tertuju pada kami, entah melihat aku atau melihat Chloe, atau melihat kami berdua. Chloe menuju meja resepsionis. "Aku ingin bertemu dengan Alex Ziabko, aku sudah membuat janji dengannya"

"Baik tunggu sebentar", katanya. "Ms. Chloe Grace Moretz?"

"Benar"

"Silahkan langsung naik saja ke lantai 10. Dia sudah menunggu sejak tadi"

"Thank you", katanya. "Ayo Greyson"

Aku menekan tombol naik di tembok lift. Pintu terbuka dan kami berdua masuk. Chloe menekan angka 10, dan lift pun naik ke atas secara perlahan.

Aku mulai gugup. Siapa Alex Ziabko? Chloe memegang tanganku karena dia melihatku resah. "Hey, tidak apa apa. Semuanya akan baik-baik saja. Alex orang yang baik, dan dia pasti menyukaimu"

"Yah", jawabku. "Sudah seharusnya seperti itu"

Lift berdenting di lantai 10. Kami keluar dan langsung di sambut oleh seorang pria dengan badan sedikit berisi, rambut pirang di bagian poninya yang dinaikkan menggunakan minyak rambut, jadi terkesan begitu kaku. "Hallo, selamat datang di Hollywood Records"

"Kau begitu formal, Alex", ujar Chloe.

"Okay", katanya sambil tertawa. Lalu memeluk Chloe erat. "Senang bisa bertemu denganmu lagi, Chloe"

Chloe memeluk Alex. "Senang bertemu denganmu juga, Alex. Kau semakin gemuk"

Alex memegang perutnya. "Bir". Alex menatapku. "Kau pasti adalah Greyson Chance"

Aku menjabat tangannya. "Kau benar, aku Greyson Chance"

Dia memegang lenganku kemudian mencekramnya. "Wow dude, badanmu begitu tinggi dan kurus"

Aku tertawa kecil. "Apa itu pujian atau hinaan?"

Alex tertawa dan juga Chloe. Alex mengedikkan bahu. "Maksudku, aku ingin punya badan seperti dirimu. Lebih baik kita masuk dan membicarakan hal yang seharusnya dibicarakan karena aku akan bertemu dengan client ku 60 menit lagi"

Kami masuk ke dalam ruangan Alex, yang sama saja dengan ruangan milik James di Interscope hanya saja semua disini selalu ada logo microphone - logo Hollywood Records.

"Silahkan duduk", kata Alex.

Kami duduk di sebuah sofa putih yang berada di tengah tengah ruangan mililknya.

Alex membuka suara. "So, Greyson, Chloe bilang kalau kau sebentar lagi akan hengkang dari Interscope, apa itu benar?"

"Ya, itu benar", kataku. "Masa kontrakku kurang lebih 9 bulan lagi"

Alex mengangguk. "Itu bukan waktu yang lama, dan kau ada dimasa masa kritis sekarang"

"Kau benar", kataku pelan. "Aku berusaha sebisaku untuk menaikkan pamorku di masa masa terakhirku bersama Interscope"

"Dan kau sudah melakukannya. Kolaborasi mu dengan sesama musisi yang ditemukan di Youtube itu bagus, dan hasilnya pun juga sangat bagus. Aku suka ide itu"

"Thanks, tapi Interscope tidak tergubris dengan itu karena dia sudah mempunyai artis baru untuk menggantikan posisiku"

"Dan kau tahu siapa dia?"

"Yah". Aku menghela nafas. "Sayangnya aku tahu, dan artis baru yang akan menggantikan posisiku nantinya adalah orang yang sekarang menjadi partner kerjaku, Austin Mahone"

[ BOOK 2 ] - D I V E | Greyson ChanceWhere stories live. Discover now