"Astagfirullah hala'dzim"
----

"Udah bangun?"

"Mas Kazam ngapain deket-deket Ajma?"
----

Air mata pun kembali mengalir dari pelupuk matanya. Ajma menutup mulutnya berusaha mengecilkan isak tangisnya.

"Ajma minta maaf Mas" Ajma meletakkan sebuah kertas yang sudah Ia tulis ke atas meja belajar Kazam.

Ajma pun perlahan membuka pintu kamar dan keluar dengan hati-hati takut menimbulkan bunyi yang dapat membuat Kazam terbangun.

Ia mengawasi situasi sekitar terlebih dahulu sebelum keluar rumah. Setelah dirasa aman, Ia pun buru-buru membuka pintu dan keluar dari ndalem.

Tentunya Ia pergi bukan lewat dari gerbang depan melainkan dari pagar belakang ndalem yang biasa di gunakan Umi untuk membeli sayuran di warung belakang.

"Ajma pamit Umi,Abi. Assalamu'alaikum" gumamnya sambil memperhatikan bangunan di depannya.

Setelahnya Ia pun berjalan pergi dengan gontai. Ia tak mau semakin merasa sedih dan tak rela meninggalkan kediaman ini. Sudah cukup Ia menjadi beban untuk Kazam, sudah cukup Ia membuat asmara Kazam dengan perempuan yang dicintainya terjeda.

Ia tak boleh egois, Kazam berhak bahagia dengan pilihan nya. Dan Ia harus rela pergi demi membalas kebaikan Kazam.

****

Tok...

Tok...

"Assalamu'alaikum" Ajma menunggu balasan dari dalam rumah.

Hingga tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya bermukena putih membuka kan pintu untuknya.

"Wa'alaikumsalam. Gianni? Loh kamu ngapain malem-malem kesini" Bi Indah memegang pundak Ajma dengan khawatir.

Yah, Ajma kini memutuskan untuk pergi ke rumah Bi Indah dan Paman Dani karena hanya merekalah keluarganya satu-satunya yang Ia tau. Ia mengetahui rumah Bi Indah karena waktu lebaran Ia sempat ke rumah Bi indah bersama Kazam dan waktu itu Naldo lah yang mengirim lokasi runah.

"Ceritanya panjang Bi" Ajma menunduk dengan sedih.

"Ayo masuk. Ya Allah kamu perempuan tengah malem begini keluar sendirian" Bi Indah menarik tangan Ajma dan membawanya masuk kedalam.

"Siapa Mah?" Paman Dani datang menghampiri.

"Loh, Gianni? Ada apa malam-malam kesini? Kazam mana?" Tanya Paman Dani.

Ajma menunduk dan terduduk lesu di atas sofa. Bi Indah dan Paman Dani saling memandang dengan tatapan bingung mereka. Keduanya pun duduk di sisi kanan dan kiri Ajma seraya mengelus pundak gadis itu lembut.

"Kamu ada masalah ya?" Tanya Bi Indah lembut. Ajma membalas dengan anggukan pelan.

"Izinkan Gianni tinggal disini ya Paman Bibi?"

****

Selesai sholat subuh berjamaah di masjid, Kazam pun kembali ke kamar nya untuk mengecek apakah Ajma sudah kembali dari masjid atau belum. Pasalnya dari Ia bangun tahajud Ia tak melihat Ajma dimana pun. Ia pikir pasti gadis itu seperti sebelumnya, pergi sholat ke masjid tanpa izin.

Clek...

Kazam mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar dan ternyata hanya ada kekosongan tanpa ada tanda-tanda kehidupan orang di dalamnya.

"Ajma belum balik juga? Padahal ini udah lumayan siang loh" heran Kazam.

Pengajian subuh sudah selesai dari pukul 05:20 tadi sedangkan Kazam sendiri tak langsung pulang melainkan Ia harus membantu para santri untuk membersihkan masjid terlebih dahulu. Dan baru pulang pada pukul 05:55 bisa di bilang jeda waktunya cukup lama.

Different Brother✔Where stories live. Discover now