Disha pun memikirkan ucapan Ghea, awalnya ia sempat ragu dengan rencana itu. Astaga kenapa dulu dirinya mengiyakan saat Gevan menyuruhnya menjauhi para pria yang mendekatinya sih?
Padahal dulu Gevan bukan kekasihnya, tapi mengapa Disha malah menurut? Beginilah jadinya, hidupnya kosong melompong tanpa satu pria pun! Atau sebenarnya ada?
Hari ini, Disha ingin bertemu dengan Faris untuk sekedar berbincang bersama. Terlihat gadis itu mulai bersiap mempercantik diri, tidak bukan untuk Faris melainkan untuk dirinya sendiri.
Disha ingin mempercantik dirinya sendiri agar ia percaya diri.
"Loh ini perawan satu mau kemana cantik banget?" Tanya Dhea saat melihat anak perempuannya sudah cantik seperti Cinderella padahal biasanya mukanya kusut seperti Anak hilang.
Agak kejam, tapi inilah Dhea.
Disha tersenyum, "Mau ketemu Faris, terus mau pergi kencan buta!"
Dhea terlihat kurang suka dengan ucapan yang baru saja dilontarkan dari bibir anaknya, "Faris? Kencan buta? Kamu gak mikirin perasaan Gevan?"
Disha mendengus, "Ngapain mikirin perasaan dia? Dari dulu aja dia gak mikirin perasan aku, kenapa sih dulu bucin banget sama Gevan? Gini deh jadinya hidupku kosong melompong isinya cuma Gevan doang!"
Dhea tersenyum, "Dia kayak gitu karna-"
"Udah Ma, aku pergi ya! Doain jodoh anakmu cepet dateng, biar gak ngenes mulu!"Teriak Disha sembari menyalimi tangan sang Mama lalu pergi keluar.
"Andai kamu tahu semuanya nak."ucap Dhea dengan lirih menatap kepergian anaknya.
***
Disha saat ini bertemu dengan Faris disebuah Cafe, disana mereka mengobrol bersama seperti teman lama yang baru bertemu lagi padahal mereka hanya tidak bertemu selama beberapa minggu saja.
"Gimana soal WO?"Tanya Faris lalu menyesap minuman di hadapannya,
Disha tersenyum, "Berjalan baik, tapi sifat Gevan kadang bikin gue heran. Gue gak mau baper lagi dan gue mutusin buat kencan buta!"
"Jangan Dis! Kencan buta itu banyak gak benernya, percaya sama gue. Cari yang pasti-pasti aja."Usulan Faris tidak didengar oleh Disha sebab tekad gadis itu sudah bulat.
"Masalahnya gak ada! Dari dulu gue selalu nurut sama Gevan, cuma Gevan. Dan sekarang? Gue mau nyoba sesuatu yang baru di hidup gue ris."Jelas Disha panjang-lebar.
Faris menganggukkan kepalanya, "Oke tapi gue ngawasin dari jauh ya!"
Disha pun menyetujuinya, tidak apa-apa yang terpenting ia harus segera melepas label jomblo dalam hidupnya. Tak mungkin ia datang ke pesta pernikahan Gevan sendirian kan? Tambah ngenes dong nantinya!!!
Disha sudah berada ditempat yang ia sepakati dengan partner kencan butanya, terlihat Faris mengawasi di meja yang tidak jauh dari sana.
Suara langkah terdengar, seorang pria datang ke majanya. Dari perawakannya pria di hadapannya ini tidak buruk kok, walai sepertinya sedikit alay mungkin.
"Maaf ya lama banget, abis ngurusin pembelian mobil tadi."Ucapnya, dan akhirnya Disha langsung ilfeel.
"Iya gak papa, langsung duduk aja."Ucap Disha berusaha menyembunyikan ketidak sukaannya terhadap pria di hadapannya ini.
Pria itu tersenyum lalu menduduki kursi yang ada disamping Disha, "udah pesen?"
"Belum sih. Mbak, kita mau pesen!" Panggil Disha kepada seorang gadis pelayan yang ada di sekitarnya,
Gadis itu pun berjalan ke arahnya, "ini daftar menunya, mau pesan apa?"
Setelah mengucapkan pesanannya dan juga pesanan Pria tersebut, mereka pun memilih untuk mengobrol santai sembari saling mengenal satu sama lain tapi Disha melakukannya dengan sangat terpaksa!
"Nanti aku anterin ya pulangnya? Tapi maaf, aku cuma ada mobil. Kamu gak papa kan naik mobil?"Tanya Pria tersebut,
Merendah untuk meroket ya??
Disha pun melempar senyum manisnya, "gak mau! Saya biasanya naik haji!"
"Haha kamu lucu juga ya?"
Lucu bapakmu! Kesal Disha dalam hati, astaga pria ini sungguh menyebalkan! Pait pait pait
"Enggak sih gak lucu, gak lagi ngelawak soalnya"Balasan datar Disha pun membuat suasana menjadi canggung, namun pria itu tetap mencari topik obrolan.
"Kamu udah ada usaha sendiri ya? WO gitu?"Tanya Pria yang diketahui bernama Bram tersebut,
Disha menganggukkan kepalanya, "Belum lama tapi ya lumayan."
Bram pun semakin melebarkan senyumnya, "Kamu bisa nyuci piring? Beres-beres rumah? Masak?"
"Oh gak bisa, saya bisanya bakar dapur!"Sinis Disha, orang ini mencari istri atau Pembantu sih? Harus bisa ini bisa itu, tapi maunya sama yang cantik kaya harus sempurna! Hello? Situ emang sudah sesempurna apa sih?
"Kayaknya kamu bukan tipe perempuan yang suka beberes rumah ya, dan gabisa masak juga? Duh kasian nanti anak kita gabis nyicip masakan buatan ibunya."Jelas Bram dan Disha masih menjaga emosinya,
"Menurut ku gapapa sih gabisa masak, asal mau belajar masak." Walau terlihat lembut dalam menanggapi ucapan Bram tapi dalam hati gadis itu sudah emosi Anak? Yang mau punya anak sama lo siapa bazeng!!
Bram pun terkekeh pelan, "Tapi aku gak bisa sama cewek yang gak bisa masak. Secara aku kan kaya, tampan, mapan jadi rugi banget ngasih mas kawin banyak tapi ceweknya jelek terus gabisa apa-apa."
Sudahlah emosi yang Disha tahan pun akhirnya terpancing juga, "Oh ya? Emang sekaya apa? Sampe-sampe nuntut cewek harus sempurna?"
Bram pun mendesis tak suka, "Kamu ngeremehin? Aku ini kaya raya, harta ku banyak kamu aja bisa aku beli!"
Baiklah Disha sedang bersiap untuk melayangkan emosinya.
Maaf banget telat update harusnya dari 2 hari yang lalu huhu T_T
Next 12K Readers ya??
Bye ayang
YOU ARE READING
Move On (End)
HumorCinta yang bertepuk sebelah tangan, itulah yang di alami Disha saat mencintai sosok sempurna seperti Gevan. Restu orang tua sudah dia dapat, umur juga sudah cukup matang, namun sayang hati doi tak berhasil dia genggam. Baiklah sekarang, disha harus...
Part 12
Start from the beginning
