Visya tak kembali menghampiri Zayn dan Naira. Ia cepat-cepat bergegas keluar dari kantin, tak mau bakpao imut milik nya di palak oleh dua orang itu.

Tak tahu saja jika kedua orang itu sudah tak berdaya saking kekenyangan, bagaimana bisa ingin memalak bakpao gadis mungil itu. Hmpp!

Berjalan seraya memeluk kresek berisi bakpao, Visya berhenti sejenak menatap ke arah jendela. Rintik hujan yang sejak tadi turun membasahi bumi semakin deras.

Ngomong-ngomong, bukankah begitu tepat makan bakpao hangat di tengah cuaca dingin begini. Akh, membayangkan nya saja membuat Visya menelan ludah. Dasar ya, kecil-kecil tenaga kuli. Istirahat pertama, gadis mungil itu menyantap sepiring nasi goreng.

Jagung susu keju pun tak lupa menjadi makanan manis sebagai penutup. Dan di istirahat kedua ini, Visya sudah menghabiskan semangkuk bakso di tambah empat biji kue bulat sudah ada di tangannya.

Dasar nya Visya jika tengah haid nafsu makan nya bagaikan Samson.

"Darararari..."senandung Visya. Belum sempat bibir mungil itu kembali terbuka, badan nya sudah dulu terhuyung dan sudah pasti terjatuh ke lantai.

"Akh!"ringis nya.

"Sorry kak! Engga sengaja, maaf."suara seorang pemuda terdengar. "Maaf!!!"teriak salah satu nya.

Visya hanya cengo menatap kedua pemuda yang seperti nya adik kelas nya. Yang satu menenteng bola basket dan satu nya membawa setumpuk buku. Mereka berlari grasak-grusuk meninggalkan dirinya yang terdampar di lantai.

"Ih di cuekin?"dumel Visya ngenes. Oh astaga, apakah ini karma karena dirinya meninggalkan kedua sahabat nya di kantin.

Gadis itu mengerucut kan bibir nya sebal. Masih dalam posisi sila di lantai, beberapa siswa yang lewat nampak memandang gemas. Bahkan dari mereka terang-terangan mendekati Visya dengan dalih membantu, padahal mereka tau pawang gadis itu adalah sosok paling di takuti di penjuru sekolah.

Visya menggeleng kan kepala menolak tawaran mereka. Gadis itu terlanjur ngambek.

Menyandarkan kepalanya ke dinding. Visya merogoh kantong saku nya. Ponsel nya bergetar. Mungkin dari salah satu sahabat nya yang bingung akan keberadaan nya saat ini.

Akh, dia sedikit menyesal.

As garang🐷

Senyum Visya terbit. Dia baru ingat jika Asgara menghilang sejak istirahat pertama. Kemana pemuda tampan itu pergi.

Ia kepo. Sangat!

"Help me."

Suara serak terdengar dari seberang telepon. Jantung Visya berdegup kencang. Apakah terjadi sesuatu pada Asgara nya?

"Dimana, Asgara dimana sekarang!?"

"Visya.."

Suara itu terdengar samar, suara hujan semakin mendominasi.

"Asgara!"

"Visya, hug me now. Hug me! Hug me!"

Gadis itu sedikit tenang. "Iya..."

"Come here."

"Iya, dimana?"

Hening terjadi beberapa saat, sebelum Asgara kembali buka suara. "Belakang sekolah."

Panggilan terputus. Visya segera beranjak diringi dengan tatapan aneh para siswi. Lagian gadis mana yang mau telponan seraya duduk lesehan di koridor sekolah elit. Tentu saja hanya Visya.

Gadis itu tersenyum cerah. Ia tidak sabar bertemu dengan Asgara, lebih tepat nya tak sabar ingin memberikan bakpao lucu yang mirip dengan pemuda itu.

"Let's..." Bibirnya terkatup rapat.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang