10. A Model

12 1 0
                                    

"Okay good, keep going."

"Good job, pose."

Suara dari flash kamera yang menyala memenuhi seisi ruangan. Beberapa orang terlihat sibuk mengurus properti, sebagian lainnya sibuk menata busana dan juga make up, namun tak sedikit pula yang fokus pada satu objek yang kini tengah berpose di satu sudut ruangan dengan background putih, menatap seorang pria disana dengan penuh kekaguman luar biasa.

Sementara sang fotografer sibuk mengarahkan gaya, ada seorang stylist juga yang tengah stand by berjaga-jaga kalau modelnya perlu berganti busana. Semua mata tak hentinya menatap seorang pria bertubuh jenjang, memberikan apresiasi luar biasa untuk ketampanannya. Ya tentu saja, dengan wajah itu ia bisa membuat semua orang gila.

"Okay, break 20 menit." Sang fotografer berseru.

Semua orang kembali disibukkan dengan aktivitas masing-masing. Photoshoot ini belum selesai, masih banyak konsep yang belum dicoba sehingga beberapa orang langsung mempersiapkan untuk tema selanjutnya. Melalui arahan dari seorang art director, tampaknya kegiatan hari ini berjalan cukup lancar, walau sesekali orang-orang disana kedapatan mencuri pandang ke arah pria tampan yang menjadi peran utama hari ini.

"Jadi gimana? Suka sama hasilnya?" Sang fotografer menunjukkan beberapa hasil foto ke Nam Jin melalui laptonya.

"Good job bro, wajah emang ga pernah bohong ya? Hahaha" Suara tawa Jin menggema memenuhi seisi ruangan, "tentu aja skill fotografernya juga keren dong."

Pria itu -Nam Jin merasa sangat puas, walaupun Ethan mengatakan padanya bahwa dirinya belum pernah sama sekali melakukan hal ini, namun hasilnya benar-benar diluar dugaan. Saat pemotretan tadi pria itu tampak dengan cepat bisa menyesuaikan diri, bahkan dengan lincah bisa mengikuti arahan untuk berpose.

Selagi beristirahat, Ethan menunggu dengan duduk di tempat yang disediakan untuknya. Beberapa kali ia terlihat menyesap ice americano juga. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, menatap setiap orang yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Pria itu mungkin merasa sedikit bosan, tidak ada seorangpun yang mengajaknya bicara, tidak ada yang ia kenal, dan tidak ada Sea Jane yang bisa ia pandang.

"Udah aku bilang kan dia emang ganteng banget."

"Eh serius? Kayaknya baru kali ini aku ngelihat orang kayak gitu, auranya ituloh..."

"Model baru ya? Keren banget kalau kata aku dia bakalan langsung terkenal."

Beberapa orang terdengar saling berbisik, namun masih dapat didengar. Tentu saja itu bukan hal yang negatif melihat bagaimana orang-orang disana memuji Ethan. Keberadaan pria itu mampu mengalihkan fokus. Ini pertama kalinya ia muncul secara publik seperti ini. Walau di dalam ruangan itu tidak banyak, namun teteap saja semuanya adalah orang baru.

Awalnya semua tampak tidak ramah, ia datang bersama Jin yang belum lama terkena skandal, pria itu sudah cukup dikenal lewat kanal youtube miliknya, tentu saja pasti ada orang yang tidak suka, namun namanya pekerjaan harus profesional. Lagipula, studio ini kebetulan milik teman Jin, setidaknya identitas mereka akan cukup aman.

"Okay, break selesai ya kita mulai pemotretan 5 menit lagi." Seru Keano -sang fotografer.

Buru-buru seorang stylist menghampiri Ethan, menyuruhnya untuk segera ganti baju. Pria itu menurut, berjalan ke arah ruang ganti. Kini ia terlihat memakai kemeja berwarna nude, konsep kedua ini lebih menonjolkan earth-tone color. Keano kembali mengambil kamera miliknya, sambil sesekali mengarahkan Ethan untuk bergaya.

"Oke good, chin up."

Sekali lagi, Ethan mampu membuat semua orang terpana. Dilihat dari sudut manapun, ia memang seperti terlahir untuk menjadi model. Wajahnya, proporsi tubuhnya, ekspresinya, pria itu punya.

[ON GOING] ButterflyOnde histórias criam vida. Descubra agora