Part 15 : The Hardest Word in The World

469 96 2
                                    

Singapore

16 Januari 2017

Pkl 09.00

Ada satu kata yang sangat sulit Martha ucapkan. Maaf. Di masa kanak-kanak ketika Mama menyadari ia salah menuduh Martha, Mama tidak minta maaf. Mama memasakkan nasi goreng sosis kesukaannya. Ketika Papa tidak jadi membawanya ke Dufan karena ternyata uangnya harus digunakan untuk membayar hutang, Papa tidak minta maaf. Papa membetulkan sepeda Martha yang rusak lalu mengecatnya dengan cat pink mengkilat.

Martha takjub ketika menonton film Barat dan melihat orang tua meminta maaf kepada anak, atau pasangan saling meminta maaf lalu berciuman. Sehabis Papa Mama bertengkar, yang kerap terjadi setelah 1998, ia tak pernah melihat Papa Mama saling meminta maaf. Yang ia lihat Mama memasakkan masakan kesukaan Papa dan Papa membetulkan lemari dapur yang rusak. Tentu saja Martha tak tahu apakah di dalam kamar tidur Papa Mama ada adegan saling meminta maaf atau tidak. Di depan anak-anak sih tidak pernah.

Setelah kembali dari interogasi dekan, Martha mengatakan kepada Ronny bahwa ia sudah menghapus DuoLion163. Berita matinya DuoLion ia ucapkan dengan nada datar seolah ia habis membunuh kecoak dan membuangnya ke tempat sampah. Tidak penting. Bagus malah kecoaknya mati.

Ronny tidak mengatakan apa-apa. Malam itu, Martha berbaring memunggungi suaminya dan menangis diam-diam. Tangisannya terhenti ketika ranjangnya bergerak. Ia pikir Ronny bangun dan tahu bahwa ia menangis. Ternyata tidak, Ronny bangun, pergi ke toilet lalu kembali tidur tanpa mengucapkan sepatah katapun. Martha menghitung hingga ia mendengar suara dengkuran Ronny, baru ia kembali membiarkan air matanya mengalir.

Keesokan harinya pulang dari kampus, Ronny meletakkan dua bungkus prata keju di atas meja makan. Her favourite prata. Apakah Ronny melihatnya menangis kemarin malam? Apakah Ronny akan memintanya duduk lalu bertanya apa yang menyebabkannya menangis kemarin malam? Apakah –

"Kamu udah lama ga makan ini," ujar Ronny membuyarkan adegan romantis di benaknya. Belum sempat Martha merespons suaminya masuk ke kamar.

Yah dirinya dan Ronny seperti pasangan dalam cerita drama. Tapi bukan pasangan romantis melainkan pasangan canggung yang pernikahannya bermasalah tapi tak tahu cara berkomunikasi.

Martha membuka komunikasi dengan satu-satunya cara yang ia pelajari dari Mama, lewat makanan.

Hari berikutnya Ronny pulang dan menemukan ayam goreng kremes, baikut sayur asin, dan semangkuk ronde hangat. Martha tak suka menggoreng. Bukan karena ia peduli makanan sehat, melainkan karena deep fried boros minyak, membuat dapur bau, dan setelah selesai memasak ia perlu membersihkan seisi dapur dari percikan minyak. Ia suka berkata jika Ronny ingin ayam goreng kremes beli saja di kedai ayam penyet.

Ronny melihat ke meja makan lalu ke arahnya dan berkata, "I'm hungry." Kamus di otak Martha langsung menerjemahkan I'm hungry dalam bahasa Ronny yang artinya, I know what you're doing. Ia duduk di samping suaminya mengambilkan nasi lalu menaburinya dengan kremesan kuning keemasan. Ronny memakan rondenya dengan lahap. Kerutan di dahi Ronny menghilang.

Selesai makan, ia menemani Sari belajar spelling test. Setelah anak-anak tidur, Martha mendapati dapur sudah bersih. Piring sudah dicuci. Bahkan wajan sudah tergantung di dinding. Ia menangkap pesan dari Ronny. Thank you for the dinner.

Sebenarnya ia letih bermain pesan dengan kode-kode seperti ini. Ia berharap mereka bisa seperti pasangan suami istri dalam drama romantis yang berbincang sambil berpegangan tangan, saling meminta maaf lalu berciuman. Tapi daripada bertengkar, bukankah lebih baik keheningan seperti ini?

Paling tidak, mereka tidak saling berteriak. Martha berusaha keras kembali menjadi ibu rumah tangga biasa. Setiap teringat akan DuoLion163, ia mengosek WC, atau mencuci kulkas. Apa saja untuk membuatnya sibuk.

Perkumpulan Anak Luar NikahWhere stories live. Discover now