19 | Unveil

58 13 13
                                    

Unveil

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Unveil

———

Tebak terduga pelaku?
A. Sania
B. Hadrian
C. Diego
D. Reyhan

———

Brak

"Jelasin dia siapa."

Persis di depan mobil, tangan Clara membanting foto ke atas kap. Walau dia harus mendongak untuk menatap Diego, tak ada kegentaran dalam sepasang matanya. Tidak ada, sebab kesabarannya pun sudah habis dia tahan sepanjang perjalanan, bersikap biasa padahal jauh dalam dirinya dia ingin berteriak dan menangis.

"Kamu kenapa?" Jelas Diego kebingungan. Lelah karena berkendara lama membuatnya tak cepat tanggap. Lelaki itu menatap wajah gadisnya sesaat, lalu bergulir pada tangannya yang menyimpan selembar foto di atas kap.

Foto lamanya yang dia titipkan.

"Bukannya aku udah cerita sama kamu? Ini mamaku," jawabnya lalu.

"Sania yang barusan makan malam bareng kita, ibu kandung kamu sekaligus mama tiri Ezra, maksud kamu?"

"..."

"Kenapa gak pernah bilang, Kak?" Sesuatu sudah sangat mendesak di pelupuk matanya, bahkan membuat pandangannya pada si pria memburam. Namun Clara mati-matian tahan, tidak sekarang.

"Kamu tahu dari mana?"

"Nggak peduli aku tau dari mana!" sentaknya kasar. Sukses membuat Diego bungkam. "Kenapa kalian bertingkah seolah gak kenal tadi? Kenapa Om Jo kayak gak ngenalin Kakak?"

"Iya, dia mamaku," akunya dengan suara pelan. "Aku nggak pernah dikenalin. Dan aku nggak mau bikin Mama nggak nyaman dengan tiba-tiba ngaku jadi anaknya."

"Terus kenapa Tante Sania malah nganggap Kakak udah meninggal sementara Kakak masih hidup bahkan sehat?" Clara terlalu fokus pada wajah si pria, tanpa tahu jika dua tangan lelaki itu mengepal mendengar penuturannya barusan.

"Mama bilang apa aja?"

Kali ini, gadis itu bungkam. Bukan karena tidak tahu harus menjawab apa, tapi karena tercekat sebab menemukan dua mata si pria berkaca-kaca.

"Nggak usah bilang," sambungnya, menggelengkan kepala pelan. "Sana naik, kamu harus istirahat."

"Di mana Ezra? Kakak sembunyiin di mana Ezra?!"

Keningnya berlipat mendengar itu. "Apa?"

"Selama ini Kakak menghalang-halangi aku, karena Kakak gak mau ketahuan, kan? Kakak dendam sama Ezra karena udah ngerebut Tante Sania dari Kakak, iya kan?" Melihatnya terdiam, Clara mendengus kesal. "Aku benar, ya?"

Namun tetap saja, Diego memilih bungkam. Tak ada satupun kalimat bantahan yang keluar dari mulutnya.

"Kak, jawab!" bentaknya frustasi. "Kalau Kakak gak bilang, kita putus."

The Cure | Mark Lee ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora