O2 | Hilang

149 19 6
                                    

Hilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hilang

———

September 2011, RS Santoso

Hari itu cuaca sangat cerah. Cahaya mentari menembus dinding kaca kamar VIP Clara. Di atas ranjang, gadis 9 tahun itu melamun sendirian. Satu kakinya yang berselonjor terlihat dipasang gips tebal.

"Clara? Waktunya sarapan, Sayang!" Selena datang tak berselang lama, bersama nampan di tangan. Tak ada tanggapan, seperti biasa. Namun walau itu sudah biasa, tetap saja ia belum bisa memakluminya.

Sebab sebelum ini, Clara adalah gadis yang aktif. Namun sejak bangun dari koma 2 hari yang lalu, dia belum pernah sekalipun mengeluarkan suaranya. Semua ia utarakan dengan gerakan tubuh. Dokter bilang, karena kecelakaan mobil itu, putri semata wayangnya mengalami cedera otak traumatis hingga mengalami gangguan bicara.

Saat Selena menaikan overbed table, saat itu juga pandangan Clara yang tadinya berpaku pada langit di luar jendela beralih. Namun bukan pada sang ibu, melainkan seseorang di belakangnya.

"Mama bawa siapa?"

Jujur, Selena bingung harus terkejut karena apa. Apakah untuk sang putri yang akhirnya bicara lagi? Atau untuk pertanyaannya yang melantur?

"Mama sendiri sayang, papa masih harus istirahat di rumah. Kamu dong, ayo cepat sembuh, jangan mau kalah sama papa."

"Itu siapa yang di belakang mama?"

Kepalanya menoleh ke belakang. Namun tak ada siapa-siapa dalam pandangannya. Awalnya, Selena mengira anak itu masih dipengaruhi bius. Tapi bius apa yang mampu bertahan lebih dari 48 jam?

Mungkin itu hanya teman khayalan.

Selena pikir diamnya Clara selama makan karena teman khayalannya selesai. Namun ternyata tidak sama sekali. Saat masuk suapan ke-sembilan, anak itu tiba-tiba berseru.

"Mama, dia ngajak aku temenan!" Wajahnya tampak antusias.

"Dia siapa?"

"Kakak di belakang mama." Wajahnya sudah secerah sebelum musibah ini. Selena senang, tetapi khawatir di waktu bersamaan. "Kak, kalau mau jadi teman aku, kakak harus izin dulu sama mamaku. Mama bilang, aku nggak boleh temenan sama sembarang orang."

Tangannya yang sudah siap menyendok bubur ia hentikan. Berikut mangkuknya juga Selena simpan di atas overbed table. "Clara," panggilnya pelan.

"Yes, Mama?"

"Kakak yang kamu maksud, gimana dia? Laki-laki atau perempuan?"

"Perempuan. Baik."

"Kamu... mau berteman sama dia?"

"Mau, Mama."

Waktu itu Clara belum tahu bahwa kecelakaan yang ia alami membuatnya mendapat kelebihan baru. Sampai akhirnya Mama memberitahunya sesuatu.

The Cure | Mark Lee ✓Where stories live. Discover now