10. Officialy

4.1K 335 12
                                    

Pagi ini Rony sudah siap untuk berangkat ke kampusnya. Dia ada kuliah pagi hari ini. Sebelum keluar dari kamar dia merapikan rambutnya di depan cermin.

Rony menuruni tangga rumahnya menuju dapur.

"Pagi Ma, Pak." Sapa Rony saat sampai di meja makan.

"Pagi juga sayang!" Sahut Orangtua Rony.

"Mau sarapan nasi goreng apa roti?" Tanya Mama Novia, ibu Rony.

"Roti aja Ma." Jawab Rony

Mama Novia mengambilkan Roti tawar untuk Rony.

"Oh iya Ron, kata Putra kemaren kamu kerumah mereka ya?" Tanya Bapak Nayl, Ayah Rony.

Rony menatap ayahnya. "Iya Pak, nemenin Salma sampai Mama sama Ayahnya balik."

"Kamu udah ketemu Salma?" Tanya Mama Novia, Rony mengangguk sebagai jawaban.

"Ih kok nggak bilang Mama sih, Mama juga mau ketemu Salma." Rengek Mama Novia pada Rony.

Ayah Rony yang melihat tingkah istrinya ini menggelengkan kepalanya.

Tapi wajar saja jika istrinya itu ingin bertemu Salma, pasalnya setelah lamaran beberapa tahun yang lalu. Kedua belah pihak keluarga sepakat untuk tidak bertemu dan hanya berkomunikasi lewan handphone saja sampai Salma lulus Sekolah Menengah Atasnya.

Bahkan kesepakatan Salma kuliah di kampus yang sama dengan Rony pun sudah di atur oleh mereka.

"Nanti ya Ma, kapan-kapan aku ajak Salma ke rumah, tapi ingat Mama nggak boleh keceplosan." Peringat Rony pada Mamanya.

Mama Novia mengangguk semangat. Dari dulu dia memang ingin punya anak perempuan tapi apa boleh buat setelah kehamilan keduanya yang berakibat dia kehilangan calon adik Rony, juga mengakibatkan dia tidak bisa hamil lagi. Maka dari itu dia hanya mempunyai Rony, anak satu-satunya. Anak tunggal kaya raya nih ya Ron

***

Sesampainya di kampus, Rony berjalan menuju kelasnya. Di dalam kelas sudah ada Paul yang menyapanya, dia duduk di samping Paul.

"Ron.." Panggil Paul.

"Hmm.."

"Mau ikut nggak?" Ajak Paul dengan cengirannya.

Rony mengernyitkan alisnya menatap Paul.

"Nonton bioskop ntar sore."

"Nggak!" Jawab Rony, dia memang tidak terlalu suka kalau jalan-jalan begitu, lebih baik dia mengerjakan tugas kuliah dan kantornya saja.

"Oh yaudah, kalau gitu gue ajak yang lain aja buat nemenin Salma, kan kasian Salma jadi obat nyamuk gue sama Nabila, mana tiket juga udah di beli." Ujar Paul santai.

Rony menatap tajam sahabatnya itu.

"Nggak boleh!! gue ikut."

Paul tertawa melihat respon Rony si bucin ini. Kalau soal Salma, Rony memang sangat bucin, apapun dia lakukan untuk Salma, Paul masih ingat dulu saat Rony tidak boleh menemui Salma, dia selalu meminta Paul ke rumah Salma untuk melihat keadaan gadis itu, memastikan bahwa Salma baik-baik saja. Dasar Rony

***

Paul dan Rony berjalan menuju Fakultas Salma dan Nabila, menjemput pujaan hati mereka. Di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan Nabila yang baru saja keluar dari kantor fakultas penyajian musik.

"Lho Nab kok sendiri, Salma mana?" Tanya Paul.

"Salma nunggu di kelas Ka, soalnya tadi aku di minta ngatur jadwal salah satu dosen kontrak mata kuliah kami." Jawab Nabila menjelaskan.

Objek FavoritWhere stories live. Discover now