02. Hari Kedua

4.1K 307 23
                                    

Hari ini 30 menit sebelum jam 12, Salma datang sesuai hukuman yang diberikan Presma kemaren, dengan muka yang ditekuk Salma berjalan menuju ruangan Presma. Sesampainya di depan ruangan, perlahan Salma mengetuk pintu.

Tok..tok..tok.. (anggap aja bunyi pintu di ketuk yaa hee)

"Masuk!" Sahut seseorang dari dalam ruangan.

Salma membuka pintu ruangan, dilihatnya sang Presma yang masih duduk dengan laptop dan beberapa kertas di atas mejanya. Laki-laki itu presma di kampusnya Rony Parulian, menatapnya dan memintanya mendekat.

"Taruh aja makanannya di meja, nanti saya makan." Ucap laki-laki itu.

Salma mengangguk dan meletakkan makanan yang dia bawa tadi. Yah inilah alasan muka Salma yang ditekuk tadi, pasalnya kemaren Salma juga di minta membawakan makan siang dan menemani sang Presma di ruangan ini. Ralat, yang di maksud menemani di sini bukan hanya berdiam diri, tapi dia juga di minta untuk mengerjakan beberapa tugas dari Presma. Contohnya sekarang, setelah meletakkan makanan tadi dia di minta untuk melipat kertas-kertas di meja yang ada di ruangan itu.

"Setelah kamu lipat surat undangan untuk dosen itu, tolong masukkan ke dalam amplop yang sudah di cetak." Pinta Rony pada Salma dengan pandangan yang masih fokus di depan laptop.

Salma memutar matanya kesal, ini sih sama saja bebas dari kandang singa masuk kandang macan eh!, "Oke, oke..." Jawab Salma malas, sungguh dia sangat malas saat ini.

Di balik laptopnya, sesekali Rony memperhatikan Salma yang terlihat mencoba mencontoh beberapa lipatan undangan yang sudah dia lipat beberapa, Salma terlihat kesal saat dia salah melipat undangannya. Rony ingin beranjak membantu, namun dia urungkan saat melihat Salma yang akhirnya dapat melipat dengan benar. Hal itu membuat Rony tertawa tanpa suara melihatnya, sungguh gadis itu punya banyak ekspresi dalam beberapa waktu, dan itu terlihat lucu bagi Rony.

***

Sudah setengah jam berlalu, Salma sudah selesai dengan tugas melipat undangannya, dia duduk di sofa tempat dia melipat undangan tadi seraya menscroll aplikasi Ins*agramnya, saking fokusnya dengan aplikasi itu Salma tidak menyadari sang Presma yang sudah duduk di sampingnya, yaah sofa di ruangan itu berbentuk lurus dengan ruang dua orang saja. Rony membuka makanan yang dibawa Salma.

"Mau?" Tawar Rony pada Salma, Salma yang sedari tadi belum menyadari kehadiran Rony sedikit kaget mendengar suara di sampingnya yang berasal dari Rony itu. Salma menoleh ke samping.

"Yallah kaget Ka.." Rony mengernyitkan dahinya bingung, dia tidak berniat mengagetkan gadis di sampingnya ini.

"Nggak, makasih, udah makan tadi Ka.." Lanjut Salma, mengalihkan fokus kembali ke handphonenya, Rony yang mendengar itu melanjutkan makanannya. Hening, Salma sebenarnya sangat bosan dengan keadaan seperti ini, pasalnya dia diruangan ini hanya berdua dan itu terlihat sangat canggung, sedangkan mahasiswa baru saat ini berada di aula tengah mendengarkan materi yang tidak Salma ketahui tentang apa. Meski sama-sama berada di aula tengah ruangan Presma ini berada di paling belakang, bersebrangan dengan panggung utama yang terdapat di dalam aula ini.

Sesekali Salma menghela napas, dia memang beruntung terbebas dari tugas OSPEK, tapi tetap saja suasana ini sungguh melelahkan bagi Salma. 'Ayo Sal bertahan, besok udah terakhir kok'. Batinnya menyemangati diri sendiri.

"Setelah ini kamu temani saya untuk menyerahkan beberapa undangan penutupan besok ke ruangan rektor dan para dosen." Ucap Rony.

Salma tersadarkan dari pikirannya yang melayang-layang. Dia menolehkan pandangannya ke samping, dilihatnya Rony yang sudah selesai dengan makanannya, dia menatap sang presma dengan kening yang berkerut.

Objek FavoritWhere stories live. Discover now