07. Vitamin Rindu

3.9K 324 13
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak Rony mampir ke rumah Salma. Sejak itu pula dia tidak pernah bertemu gadis itu lagi, seminggu ini dia benar-benar disibukkan dengan persiapan acara yang akan di adakan oleh kampusnya dan dia bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan itu.

Belum lagi dia juga harus mengurus perusahaannya, terlihat jelas dari kantong mata Rony yang menghitam, menandakan dia benar-benar kurang tidur dalam minggu ini.

Paul yang masih berada di ruangan Rony di kampusnya ini merasa kasihan, tapi apa boleh buat, sahabatnya sendiri yang menginginkan ini. Di lihatnya sahabatnya itu yang masih focus dengan laptopnya. Dia berjalan ke arah Rony.

"Istirahat dulu Ron, lu juga belum makan kan dari pagi?" Ucap Paul khawatir.

"Hmm.. bentar, gue cek pemasukan dana buat acara dulu. Kalau masih kurang, nanti kita ajuin proposal lagi." Bukannya menjawab Rony malah membahas hal lain. Paul yang bertugas sebagai sekretaris Presma ini hanya bisa menghela napas. Itu artinya dia harus siap sedia membantu Rony menyiapkan segala laporan-laporan.

"Gue ke kantin dulu deh, laper, lu mau nitip nggak?" Ujar Paul. Rony mengalihkan pandangannya kepada Paul.

"Nitip nasi goring aja." Ujar Rony, Paul menganggukan kepalanya dan berjalan keluar menuju kantin.

***

Kantin terlihat sangat ramai, dua gadis berhijab itu memakan makanannya seraya sesekali bersenda gurau. Hingga seorang laki-laki duduk bergabung dengan mereka, mereka memandang laki-laki itu.

"Gabung gue, meja lain penuh soalnya." Ujarnya.

Salah satu gadis itu memutar bola matanya. "Bilang aja mau ketemu Nabila kan." Ujarnya membuat gadis satunya tersenyum malu.

Paul, laki-laki itu tersenyum menampilkan behelnya.

"Tau aja lu Sal." Sahutnya menjawab tebakan sepupunya itu, Salma.

"Tahulah, orang dari kemaren-kemaren nanyain Nabila mulu lu." Ujar Salma mengejek laki-laki yang hanya menyengir meresponnya.

"Kok aku Sal?" Tanya Nabila sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Nggak tau aku Nab, tanya dia aja, naksir kali dia sama kau." Jawab Salma seraya menertawakan sepupunya itu.

"Hehehee.. maukan Nab, hijrah cinta sama abang Paul?" Ujar Paul menggoda Nabila. Nabila tersenyum malu mendengarnya.

"Nggak mau aku Ka, katanya Ka Paul suka baperin cewek-cewek." Ujar Nabila.

"Kata siapa Nab? Nggak loh, aku setia sama kamu." Sahut Paul.

"Hilih hiliih, jangan percaya Nab." Timpal Salma. Paul mendelik kepada Salma.

"Dukunglah Sal sepupumu ini, serius aku kali ini." Ujar Paul pada Salma.

"Nggak mau aku, kau mau Nab?" Tanya Salma dengan tawa yang semakin keras setelah melihat gelengan polos dari Nabila.

"Puas kau Sal?" Ujar Paul.

"Puas kali aku." Sahut Salma masih dengan tawanya. Hingga salah satu penjual di kantin mengintrupsi tawa Salma.

"Punten Aa, ini pesanannya tadi, nasi goring sama teh hangat." Ucap penjual itu pada Paul.

Paul mengalihkan pandangannya pada penjual itu. "Oh iya, makasih Mang.." Sahutnya.

"Iyah A, mari.."

Setelah penjual itu berlalu, pandangannya beralih kepada Salma yang sudah selesai dengan makanannya, gadis itu tengah meminum jusnya.

"Sal, tolongin gue dong anterin ini makanan buat Rony." Ujar Paul setelah menghentikan suapannya.

Salma yang mendengar itu memandang Paul dengan mengernyitkan alisnya.

Objek FavoritWhere stories live. Discover now