14 Tinggal Bareng

Start from the beginning
                                    

"Hmm, kenapa kita di rumah sakit?" tanya Mega yang baru bangun tidur.

"Saya ada jadwal sekarang." jawab Kaivan singkat.

"Terus saya gimana?" tanya Mega lagi yang mulai sadar.

"Anda keluar dari mobil saya. Saya mau parkir." jawab Kaivan cuek.

"Loh, nggak bisa gitu dong. Kamu harus anterin saya pulang dulu." protes Mega.

"Saya nggak ada waktu. Anda juga nggak ada bilang dari tadi." elak Kaivan.

"Kenapa kamu nggak bangunin saya sebelum ke sini sih?" kesal Mega.

"Anda tidur nyenyak. Saya udah bilangin tadi malam buat tidur cepat malah nggak didengerin." balas Kaivan tanpa merasa bersalah.

"Kamu kan bisa tanyain dulu ke saya sebelum langsung ke sini pas saya belum tidur tadi." kesal Mega lagi.

"Saya nggak ada waktu untuk berdebat dengan Anda. Sekarang Anda keluar." usir Kaivan yang tampak melihat jam tangannya.

Mega mendecak kesal mendengar perkataan menyebalkan Kaivan. Mega langsung membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Membanting pintunya keras. Ia yang sudah sangat kesal dibuat makin kesal saat mobil Kaivan langsung meninggalkannya begitu ia keluar.

"Sialan Kaivan!! Dasar brengsek!!" maki Mega melepaskan heels-nya dan melemparkan pada mobil Kaivan, meskipun tidak kena.

Mega mengambil ponselnya dari dalam tas.

"Cepet jemput aku di rumah sakit!" perintah Mega membentak seseorang di seberang sana sebelum langsung menutup panggilannya.

"Bener-bener keterlaluan Kaivan." gerutu Mega sambil berjalan mengambil heels-nya yang tadi ia lempar.

***

"Dokter Kaivan akhirnya datang juga." sapa dokter Helena yang melihat Kaivan memasuki ruangan CT Scan.

"Iya, maaf saya ada urusan mendadak sebelumnya." jawab Kaivan mengangguk.

"Aku ngerti kok. Oh iya hasil CT Scan untuk operasi udah keluar Dok. Saya baru aja mau lihat." ujar dokter Helena mengajak Kaivan untuk melihat bersama.

Kaivan mengangguk dan mereka mulai membahas hasil analisis milik pasien Adelin yang akan segera dioperasi.

Setelah membahas cukup lama, Kaivan memutuskan untuk beristirahat sejenak di kantin sekaligus mengisi perutnya yang belum terisi setelah melakukan perjalanan jauh,

"Dokter mau ke kantin?" tanya dokter Helena yang melihat Kaivan menuju kantin.

"Iya, sebelum jadwal konsultasi nanti." jawab Kaivan seadanya.

"Kalo gitu ayo bareng Dok. Kebetulan aku juga belum makan." ajak dokter Helena.

Kaivan hanya mengangguk saja dan mereka melangkah menuju kantin bersama. Tentu saja hal itu mengundang banyak perhatian orang-orang yang mengenal mereka.

"Dokter Kaivan kelihatan capek banget. Dokter habis ngapain?" tanya dokter Helena penasaran.

"Saya baru sampe kota, dari rumah saya." jawab Kaivan seadanya.

"Ooh, jadi urusan mendadak yang kemaren itu urusan di rumah?" tanya dokter Helena lagi.

Kaivan hanya mengangguk tepat saat pesanan mereka datang.

Dokter Helena yang hendak bertanya lagi tidak sengaja matanya menangkap cincin putih yang melingkar di jari manis Kaivan. Apa cincin itu sudah lama ada di sana? Atau dia saja yang baru melihatnya?

"Cincin Dokter bagus. Ini perasaan saya aja atau memang baru dipasang di situ Dok?" tanya dokter Helena yang melihat cincin Kaivan.

Kaivan melirik cincin yang memang melingkar di jarinya. Itu adalah cincin pernikahannya dengan Mega yang baru dilakukan kemarin. Cincin pasangan yang terbuat dari berlian itu memang Mega yang menyiapkannya. Entahlah gadis itu penuh persiapan untuk menyerangnya. Mengingatnya membuat Kaivan menghela napas, menyadari dirinya yang sekarang sudah terikat dengan Mega.

My Powerful Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now