"Restu yang lambat"

574 75 5
                                    

Lirikan sinis juga tajam tertuju tepat pada seorang gadis jangkung berlesung pipi yang baru saja kembali dari sebuah tempat. Gadis itu menundukkan kepala dengan tangan yang terjulur hendak bersalaman namun tak ada satupun tangan lain yang menerima uluran tangannya, hingga dengan kecewa ia meremas kepalan tangan kosong itu dan menariknya kembali.

"Om, tante.. apa kabar?? "

"Gak perlu basa-basi ! apa yang kamu perbuat sampai anak saya masuk rumah sakit begini ?! " Pertanyaan sengit itu terlontar dari seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu kandung dari kekasihnya.

"Kalo sampai terjadi sesuatu ! saya gak akan biarin kamu hidup bebas !! " Titan terpojok, ia menatap sekilas kedua mata alex yang menatapnya nyalang juga tajam seakan ingin membunuhnya. Gadis itu kehilangan nyali dan hanya bisa mengangguk pasrah dengan ancaman-ancaman kedua manusia dihadapannya.

Hingga tak lama pintu ruangan terbuka, seorang perawat keluar dan mempersilahkan mereka masuk. Titan dengan senyuman lebarnya hendak masuk mengikuti alex dan yasmine namun alex terlebih dahulu menahan pundaknya.

"Mau kemana?? "

"S-saya mau jenguk anin om.. " Jawabnya gugup, alex tersenyum miring.

"Saya tidak mengizinkan kamu menemui putri saya ! terserah kamu mau disini atau pulang ! "  Setelahnya alex meremas kecil pundak titan dan menutup pintu ruang rawat. Meninggalkan titan yang masih terdiam lemas menatap pintu bercat coklat yang tertutup itu.

"A-anin.. "

Gumamnya lirih, ia membawa langkahnya mundur dan terduduk lemas di kursi ruang tunggu tepat didepan kamar rawat anin. Berniat menunggu kabar atau mungkin kedua orangtua anin akan mengizinkannya menjenguk anin, semoga saja.









Didalam kamar, yasmine terduduk di samping ranjang anin. Menggenggam tangan putrinya yang masih belum sadarkan diri, sementara alex berdiri disampingnya dan mengusap pundak sang istri, memberinya kekuatan. Hingga tak lama keresahan mereka berubah menjadi senyuman lebar kala melihat kelopak indah sang putri terbuka perlahan.

"Anin sayang, ini mama nak.. "

"M-mah, pah.. "

"Kita disini sayang, ada yang sakit ?? " Alex meneliti dengan cemas seluruh tubuh anin membuat anin tersenyum dan menggeleng pelan.

"Echa mana mah? pah?? "

Deg!

Keduanya terdiam dan saling pandang, pertanyaan anin benar-benar diluar nalar. Mengapa bukan titan yang anin tanyakan?. Faktanya, baik alex ataupun yasmine, keduanya belum mengetahui penyakit yang anin derita selama ini.

"Mah.. pah.. "

"I-iya sayang kenapa?? "

"Echa mana? mama sama papa kenapa bengong??" Alex tersenyum kemudian mengusap lembut kepala sang putri.

"Echa masih ada urusan, nanti dia pasti kesini sayang.."

"Benerkan pah? anin kangen echa, echa selalu sibuk akhir-akhir ini"

"Gak usah terlalu dipikirin ya, sekarang kamu istirahat lagi. Nanti echa datang, mama bangunin kamu" Anin mengangguk pelan kemudian kembali memejamkan kedua matanya. Yasmine melirik alex, sang suami seakan paham kemudian mengangguk dan berjalan keluar kamar diikuti juga oleh yasmine.


"Ikut saya..! " Titan yang tengah melamun dikagetkan oleh suara tegas alex, ia mendongak dan bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan ragu mengikuti alex dan yasmine yang telah terlebih dahulu berlalu.

JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang