"Panas!"

1.1K 125 27
                                    

Hari berganti hari dengan cepat, secepat itulah juga kelima gadis itu semakin akrab, bahkan sering menghabiskan waktu senggang bersama dengan hangout atau hanya berkumpul di appartemen milik meysa.


Berlian semakin gencar mendekati anin, sementara anin semakin berusaha masuk ke kehidupan titan dan titan, seperti biasa hanya diam dan berusaha tak peduli pada semestanya.
Seperti sore ini, disaat gadis-gadis lain asik dengan berbagai cemilan dan drama koreanya, titan malah asik dengan langit senja favoritnya.


Gadis itu berdiri di balkon appartemen, dengan earphone yang menyumbat kedua lubang telinganya. Tatapannya teduh menatap langit jingga, semilir angin sedang pun melengkapi.
Anin yang baru saja kembali dari dapur memilih bergabung dengannya, anin berdiri tepat disamping titan yang telihat memejamkan mata.


"Indah ya.. " Gumam anin, titan membuka mata tanpa menoleh, telunjuknya meraba telinga mematikan earphone yang ia pakai.


"Gue suka jingga"


Deg! Titan menegang dengan iris mata yang sedikit melebar. Ia tersentak saat anin menggenggam tangannya lembut.


"Tapi biru yang gue cinta" ada perasaan lega mendengar anin mengucapkan kalimat yang sebenarnya ambigu itu, namun tanpa sadar titan tersenyum.


Anin yang melihat senyuman itu dengan yakin mengeratkan genggaman tangannya yang juga di sambut oleh titan.


"Gue tau bi, lo juga cinta kan sama gue" setidaknya itu yang anin yakini dalam hatinya saat ini.


"Ekhemm .. " Titan dengan cepat menarik tangannya dari genggaman anin saat ia yakin mendengar suara berlian.


Berlian berjalan santai menuju mereka, berdiri tepat dibelakang anin namun tatapannya sinis pada titan.


"Kalian ngapain?"


"Liat sunset" jawab anin singkat, kesal karena berlian mengacaukan moment hangatnya dengan orang yang ia cintai.


"Disini dingin, nanti lo masuk angin" anin membelalak saat dengan berani berlian memeluk tubuhnya dari belakang.


Ia berusaha melepaskan pelukan namun berlian semakin mengeratkannya seraya menatap titan yang masih terdiam tak perduli disana.


Anin melirik resah pada titan, entah meminta pertolongan atau sekedar memastikan itu tak menyakiti hati gadisnya.


"Lepas lian!! " bisik anin geram, berlian tak memperdulikan malah semakin berani menaruh wajahnya di bahu anin.


Titan yang terganggu kemudian membalikkan badan, menatap anin dan berlian dengan tatapan datar kemudian pergi begitu saja tanpa menoleh kembali.


"Nikmatin aja.." bisik berlian, anin semakin dibuat geram dan kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa.


"Mey, na.. Gue duluan ya.." pamit titan pada meysa dan riana yang masih asik menonton drakornya.


"Loh kemana bi??"


"Panas, see you.. " setelahnya ia berlalu begitu saja, meysa mendongak melihat AC yang menyala kemudian riana bangkit dan berjalan kearah balkon dan dengan cepat kembali kearah meysa.


"Tuh cewek aneh apa gimana? AC full, balkon anginnya gede.." ujar meysa, riana menggeleng kepala.


"Anin sama lian peluk-pelukan, itu bikin dia panas"


"WHAT THE FOOD!! " kaget meysa berteriak dan melotot. Riana menutup telinganya yang pengang.


Anin dan berlian kembali menuju ruang tv, berlian nampak tak berdosa dan duduk menyela diantara meysa dan riana sedangkan anin celingukan.


JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang