"Hmm.. "

475 60 5
                                    

Titan masih terjaga disepertiga malam ini, menatap anin yang tertidur damai di sampingnya tanpa berniat mengusik anin.
Ia membalikkan tubuh yang semula menyamping kini terlentang, menatap langit-langit kamarnya.

Demamnya masih terasa tinggi juga area perut yang masih sakit dan mual, ia bangkit perlahan dan berjalan lemas kearah dapur berniat mengambil segelas air. Titan terduduk di meja makan, menaruh kepalanya diatas lipatan tangan dan memejamkan mata sesaat.

Diliriknya jam dinding di ruang tengah, sudah pukul 3 dinihari namun ia sama sekali tak bisa masuk kedalam tidur nyamannya. Entah mengapa saat anin bilang akan meninggalkannya perasaannya menjadi tak karuan, ada rasa takut jika ini adalah cara kedua orang tua anin untuk menjauhkan mereka.

"Tapi aku yakin kamu pasti kembali lagi anin.. "  gumamnya seraya menatap foto anin yang menjadi wallpaper ponselnya.

Ia bangkit dan berjalan menuju kulkas, mengeluarkan beberapa bahan makanan dan memakai appron. Meski sesekali ia harus menggelengkan kepala mengusir pening namun tak membuat ia menghentikan aktivitasnya, titan ingin menyiapkan sarapan spesial untuk belahan jiwanya.

Anin menggeliat, ia merentangkan kedua tangan dan membuka mata kemudian tersenyum melihat titan yang tertidur disampingnya. Gadis itu membalikkan tubuh menyamping, sebelah tangannya terangkat menyentuh kening titan dan menghela nafas berat.

"Demamnya belum turun"

Ia terduduk, membenahi selimut di tubuh titan kemudian beranjak keluar dari kamar tanpa berniat membuka tirai padahal sinar hangat disana mencoba mendobrak masuk. Anin mengernyit heran melihat banyak makanan yang tersaji di meja makan namun sedetik kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku bakal jadi cewe paling bodoh kalo ngelepas kamu bi.. "

Kemudian ia mengalaskan makanan untuk sang kekasih lengkap dengan susu hangat dan buah-buahan potong. Membawa nampan berisi makanan kedalam kamar, menaruhnya diatas meja kemudian naik keatas ranjang berniat membangunkan titan.
Diusapnya lembut wajah pucat titan membuat titan mengerjap dan perlahan membuka kedua matanya.

"Morning sayang.. " Sapa anin dengan senyuman cantik yang membuat titan ikut tersenyum.

"Morning anin.."

"Bangun yuk kita sarapan.. " Titan mengangguk pelan, anin membantunya bangkit dan duduk bersandar. Ia mengambil nampan berisi makanan menaruhnya diatas ranjang.

"Aaa sayang.. " Ia membuka mulut saat anin mulai menyuapinya, kemudian mengambil alih sendok dan balik menyuapi anin.

"Kamu juga makan.. "

"Berangkat jam berapa ?? " Tanya titan disela sarapan mereka, anin melirik jam di ponselnya dan menatap titan.

"Jam 8 sayang, gapapa kan ?? "

"Gapapa anin, udah prepare?? "

"Aku cuma bawa sedikit baju bi, biar gak ribet" Titan mengangguk paham, ia menatap lekat wajah tanpa riasan anin yang membuatnya semakin jatuh dalam pesona si gadis cantik..

"Aku mandi dulu ya.. " Ia mengangguk pada anin, masih menatap anin dengan tatapan memuja hingga anin hilang dibalik pintu kamar mandi yang tertutup.

Titan mengambil ponselnya, mengetikan sesuatu pada seseorang kemudian menaruhnya kembali dan bangkit kearah jendela, membuka lebar tirai dengan mata yang menyipit sesaat karena silau. Tak lama anin keluar dari kamar mandi dengan kimono mandinya, ia melirik titan disana kemudian duduk di depan meja rias.

JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Where stories live. Discover now