"Jingga Biru II"

476 63 13
                                    

Titan menghentikan motornya tepat di depan gerbang sebuah rumah mewah yang pernah ia tinggali dulu. Ya, gadis itu memutuskan untuk menemui berlian setelah sebelumnya meminta saran dan izin dari anin. Anin mengizinkannya dengan syarat ia akan membawa riana menginap di appartemen titan, meski sebenarnya beberapa hari ini riana memang tinggal bersama mereka karena tengah berperang dengan dirinya sendiri dan meysa.
Kembali pada titan.

Gadis itu masih termenung disana, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa langkah yang ia ambil adalah benar. Seorang security dari dalam nampak memicingkan kedua matanya kearah titan, pria itu berjalan menuju gerbang kemudian menatap titan dan motornya bergantian.

"Non biru ?? " Kagetnya, namun titan masih diam membisu, dengan cepat si security membuka gerbang dan mendekati titan dengan wajah sumringah.

"Astaga non apa kabar??"

"Biru baik pak, bapak sehatkan ?? "

"Bapak juga baik non, ayo masuk.. " Titan nampak masih ragu dengan ajakan pak security, membuat si bapak mengernyit heran.

"Kenapa non ?? "

"Eh gapapa kok pak.. " Gadis itu melepas helm full face nya dan hendak menaiki motor.

"Sini non biar bapak aja yang masukin motornya"

"Emang gak ngerepotin pak?? " Pria paruh baya kekar itu menggeleng dengan senyuman kemudian mengambil alih motor dan helm titan.

"Makasih pak, biru duluan ya.. "

"Siap non.. "

Setelahnya ia langsung masuk kesana, langkahnya terasa berat namun kecemasannya pada berlian membuatnya enggan menghentikan langkah.
Di masukinya rumah megah itu, rumah yang telah 10 tahun memberikan keteduhan dan separuh kebahagiaan.
Ia tersenyum haru mengingat semua kebahagiaan yang tercipta disana.

Kaki panjangnya melangkah lebar menuju kamar berlian, tak ada siapapun di sana. Kedua orangtua angkatnya bekerja dan hanya ada bibi pengurus rumah yang telah menyapanya tadi.
Titan kembali terdiam di depan pintu kamar berlian yang tertutup, tangannya perlahan terangkat ragu. Ia menghela nafas kemudian memutar knop pintu.

Tatapannya langsung tertuju pada berlian yang tertidur diatas ranjangnya, ia melangkah perlahan menuju ranjang. Dadanya berdenyut ngilu melihat wajah pucat berlian, mendudukkan tubuhnya ditepi ranjang, tak sedikitpun mengalihkan pandangan dari wajah sang adik.

"Bi hiks sakit.. "

Titan mengerjap, tidur tenang berlian nampaknya terganggu dengan mimpi tak enak. Ia menggeser tubuhnya lebih dekat kemudian mengusap lembut kepala berlian.

"Lian sttt gue disini, apanya yang sakit hm ?? " Bisiknya lembut. Tanpa di duga berlian membuka matanya dan menatap titan.

"B-bi.. "

"Gue disini, apa yang sakit ?? "

Grep!

Tanpa aba-aba berlian menarik tubuh titan dan memeluknya erat. Hawa panas dari tubuh berlian menyeruak ketubuhnya, ia tersenyum hangat. Berlian masih adik manjanya dulu.

"J-jangan tinggalin gue kak.. "

Deg!

"Kak??" Beo nya dalam hati. Kaget dengan panggilan kakak yang telah lama tak ia dengar, titan nampak senang dan mengeratkan pelukannya.

"Gak ada yang mau ninggalin lo kok.. "

"Hiks.. hiks.. "

"Sstt udah ya jangan nangis.. "  Berlian mengangguk dalam pelukannya, titan memundurkan tubuhnya melepas pelukan. Ia tersenyum mengusap airmata berlian dan menggelengkan kepalanya.

JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)On viuen les histories. Descobreix ara