"Sorry gue gak sempet buka ponsel." ucap Florin kini menatap penuh ke wajahnya setelah melihat deretan pesan dari River yang mengatakan jika mobilnya sudah selesai.

River mengangguk mengerti, "Gak papa, mungkin lo sibuk ngurus keluarga lo yang sakit." jelas River yang tidak tau jika yang Florin maksud itu ada Alkana dan Liona, saat River melihat ruang rawat Liona tadi ia tidak mendapati Florin di sana, hanya ada Kenzo dan Bintang, karena saat itu Florin dan Langit sedang makan di kantin rumah sakit.

Selesai makan mereka memutuskan kembali bergabung dengan Kenzo dan Bintang, namun di perjalanan Florin mengatakan ingin ke toilet sebentar dan menyuruh Langit pergi lebih dulu, gadis itu juga menolak tawaran Langit yang ingin menunggunya hingga selesai.

Jika seandainya Langit di sana dan melihat River, pasti akan terjadi keributan, dan suasana akan semakin panas jika Langit tau Florin mengenal River dan tentu akan mengadu pada Alkana.

"Lo sendiri ngapain di sini?" tanya balik Florin.

"Jenguk temen." ucap River yang dalam hati menyumpah serapah mulutnya yang menyebut Malvin dengan sebutan 'teman'. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin dia mengatakan jika dia menjenguk musuhnya ke sini.

"Lo bolos?" tanya River melihat seragam gadis itu.

"Lo juga." bukannya menjawab Florin malah menuduh balik River yang mengenakan seragam sekolahnya juga di lengkapi jaket hitam, namun jaket itu polos tanpa tulisan Jupiter di punggungnya.

River terkekeh geli yang ikut menular pada Florin, jika di lihat dari kejauhan keduanya nampak akrab sekali.

Florin menatap arloji di tangannya, "Kayaknya gue harus balik, takut di cariin."

River mengangguk, "Gak papa lo duluan aja."

Florin mengangguk lalu bangkit dari duduknya, gadis itu melangkah namun baru tiga langkah River kembali memanggilnya.

"Florin!" gadis itu langsung berbalik.

"Boleh gue tertarik sama lo?" tanyanya tanpa basa basi, mendengar itu Florin langsung tersenyum miring membuat jantung River berdetak kencang. River tau, jika dia bukan lelaki pertama yang mengungkapkan ketertarikan pada Florin, secara gadis itu sangat cantik dan mendominasi.

"Urusan perasaan lo, biar itu jadi keputusan lo sendiri." bukannya menjawab ya atau tidak, gadis itu seolah memberi River kebebasan. Gadis itu kembali berbalik melangkah pergi.

"Lo merasa keberatan atau nggak?" tanya River lagi membuat langkah Florin kembali terhenti, tanpa berbalik atau menjawab gadis melanjutkan langkahnya dengan senyum kecil.

River tersenyum menatap punggung itu, Florin terlalu menarik dan penuh tantangan.

******

Di koridor SMA Venus seorang gadis sedang berjalan menunduk mendengar hinaan yang di tujukan padanya, sejak kemarin hinaan itu masih saja sama. Bahkan gadis itu berniat tidak datang ke sekolah namun orang tuanya yang tidak tau apa-apa jelas melarang karena takut nilai putrinya itu semakin turun.

"Aduhhhh ini nih guys cewek yang kemarin datang ke acara pertunangan Alkana padahal mah gak di undang!"

"Dih gak punya malu, udah di usir masih aja kekeh pengen masuk, ngaku-ngaku sih! Kan malu jadinya!"

ALKANA [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora