Erda menatap Bundanya sekilas ia rasa Bundanya begitu bahagia bertemu sang cucu hingga melupakan anak dan menantunya, Erda pun memilih untuk menghampiri sang Ayah yang duduk di sofa ruangan itu. Erda menyalimi tangan Zafran.
" Lihat deh! Bunda kamu seneng banget," tutur Zafran.
Erda mengangguk, masih dengan pandangan yang sama Erda menatap Bundanya yang bercengkrama dengan sang putri, sudut bibir Erda pun terangkat. Sesekali seluruh ruangan itu terkekeh kala mendengar celotehan aneh yang Asih keluarkan pada sang bayi yang belum genap 2 hari itu.
" Da! Selamat kamu sudah menjadi seorang Ayah. Itu tandanya kamu dan Intan akan memiliki tugas baru. Ayah harap kamu bisa menjaga rumah tangga kalian dengan baik, kalian sudah dewasa sikapi segala macam ujian rumah tangga dengan dewasa jangan egois dan mentingin ego sendiri, ada anak diantara kalian berdua. Ingat itu," sedikit nasehat yang Zafran ucapkan pada Erda.
" Iya yah, Erda bakal berusaha sebaik mungkin untuk menjaga Intan dan anak kami. Terimakasih Yah!" Balas Erda.
" Oh iya nama cucu cantik Bunda siapa?" Tanya Asih membuyarkan lamunan semua.
" Mas?"
" Arsyila Putri Nareswara, gadis cantik putri dari keluarga Nareswara." Balas Erda.
" Nama yang cantik."
Larut dalam keheningan sementara waktu, suara tangis bayi membuyarkan keheningan dalam ruangan itu, dengan gerakan cepat Asih memberikan baby Arsyila pada Intan.
" Sayangnya Bunda haus ya?" Intan menerima Arsyila.
" Intan, Erda! Ayah sama Bunda mau pamit dulu," tutur Asih.
" Kok buru-buru Bun?" Intan menyauti sembari menyusui bayinya.
" Iya Ayah sama Bunda masih ada urusan yang belum selesai, Bunda tunggu kalian dirumah. Dan ingat selalu pesan Bunda ya, kalian sudah resmi menjadi orang tua jadi jaga rumah tangga kalian sebaik mungkin, meski mustahil tidak ada ujian didalam rumah tangga tapi dengan kepercayaan in sya Allah rumah tangga kalian akan tetap aman."
" Iya Bunda," jawab Intan dan Erda bersamaan.
" Kalau biru Bunda sama Ayah pamit dulu, Assalamualaikum."
" Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Erda ikut menghantarkan ayah dan bundanya Hingg keluar dari ruangan itu.
Tak lama selepas itu Erda kembali menghampiri Intan dan ikut menaiki brankar ruangan itu, Erda duduk di samping Intan dan menatap Intan yang begitu cantik selepas melahirkan.
" Kamu kenapa sih mas? Aneh banget hari ini," timpal Intan yang sedikit heran dengan sang suami, bagaimana tidak? Erda terus menatap nya tanpa berkedip.
Erda menggeleng, " Mas tuh bingung mau ngomong apalagi ke kamu."
" Kok?"
" Mas hanya merasa bahagia dan beruntung memiliki istri seperti kamu, Intan. Mas ga bisa bayangin gimana hidup Mas tanpa kamu? Mas benar-benar ga sanggup jika kamu pergi dari kehidupan Mas. Intan terimakasih sudah mau bertahan disisi lelaki brengsek ini, kamu masih bisa memaafkan mas setelah apa yang mas lakukan sama kamu, tapi jujur sayang mas benar-benar menyesali itu semua. Setelah apa yang mas lakukan kamu memberikan sosok malaikat kecil ini sebagai pelengkap keluarga kecil kita," ungkapan yang Erda berikan sangat menyayat hati Intan, dirinya terharu bahkan tak mampu mengucapkan sepatah kata untuk beberapa saat.
YOU ARE READING
INTAN (End!)
Teen FictionAZQILA INTAN ELMEIRA, dia adalah anak tunggal dan yatim-piatu, Intan kira dengan kepulangannya ke rumah bisa membuat Intan lebih baik sehingga bisa menebus kesalahannya yang dulu, namun ternyata salah, bahkan Intan harus menerima kenyataan bahwa h...
Epilog
Start from the beginning
