Happy reading guysss
•
•
•
•
•
Dengan perlahan mata Intan terbuka, ia menatap sekeliling ruangan itu. Seulas senyuman pun terbit dari bibirnya kala melihat pemandangan yang sangat membahagiakan. Terlihat Erda dengan kemeja yang tak dikancingkan Erda menaruh putri kecil mereka disana.
Pemandangan yang sangatlah membahagiakan untuk Intan, dirinya bersyukur masih diberi kesempatan untuk merasakan betapa bahagianya hidup dirinya saat ini.
" Saking senengnya, sempe ga nyadar kalo istrinya udah sadar, " ucap Intan dengan lirih namun Erda mampu mendengar suara itu.
Erda mendongakkan kepalanya dan tersenyum, " Udah bangun?"
Intan mengangguk.
Erda pun membenarkan posisinya dan baby A, dan ia pun berjalan menghampiri Intan memberikan baby A kepada Intan untuk diberi ASI.
" Kata dokter, kalo kamu sudah sadar langsung kasih ASI," Intan mengangguk ia pun berusaha untuk membenarkan posisi duduknya, lalu menerima sang putri untuk diberikannya ASI.
Selepas baby A digendongnya Intan terus menatap lekat bayi itu, apakah ini benar-benar anaknya? Anak yang terlahir dari rahimnya? Intan pun mengecup kening bayi itu sangat lama, rasa yang Intan rasakan tak akan pernah bisa terungkap menggunakan kata-kata.
Saat Intan bersiap untuk memberikan baby A ASI pertama untuk kalinya, Kala ia ingin membuka kancing bajunya Intan menatap Erda, Erda yang paham dan menyadari itu pun langsung mengalihkan pandangannya. Intan hanya tersenyum dan mulai membuka kancing bajunya mengeluarkan sumber kehidupan untuk bayinya.
" Intan!"
" Iya mas," balas Intan yang masih tengah fokus memberikan ASI pada baby A.
" Terimakasih." Intan menatap wajah Erda, suaminya.
" Terimakasih untuk?"
" Semuanya, terimakasih atas semua perjuangan kamu selama hamil hingga melahirkan tadi, hanya untuk memberikan mas gelar seorang Ayah. Terimakasih Intan sudah mau bertahan hingga saat ini bersama Mas," ungkap Erda.
Intan mengangguk, " itu sudah menjadi tugas serta kewajiban ku mas," balasnya yang masih setia memberikan ASI untuk baby A.
Punting Intan pun terlepas dari mulut bayi mungil itu, Intan segera memasukkannya lagi, Intan masih terus memperhatikan anak yang ada dalam gendongannya, bayi berkulit putih kemerahan itu sangatlah mirip dengan wajah Ayahnya.
" Assalamualaikum," salam Asih dan Zafran kala memasuki kamar inap Intan.
" Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, " balas Erda juga Intan bersamaan.
" Wah ma sya Allah! Cucu Bunda cantik banget," seru Asih tak kala melihat baby A yang baru saja memejamkan matanya.
" Bunda mau gendong?" Tanya Intan dan di angguki oleh Asih.
" Ma sya Allah, cantik banget. Liat deh wajahnya mirip banget sama Erda waktu bayi," celetuk nya masih setia menciumi seluruh wajah bayi itu hingga tidurnya sedikit terganggu namun pada dasarnya bayi itu suka tidur jadi tak membutuhkan waktu lama untuk kembali tertidur.
YOU ARE READING
INTAN (End!)
Teen FictionAZQILA INTAN ELMEIRA, dia adalah anak tunggal dan yatim-piatu, Intan kira dengan kepulangannya ke rumah bisa membuat Intan lebih baik sehingga bisa menebus kesalahannya yang dulu, namun ternyata salah, bahkan Intan harus menerima kenyataan bahwa h...
