•16•

1.2K 44 0
                                        

Assalamualaikum semua hai"
Alhamdulillah aku bisa up hari ini....

Jujur guys aku agak sedih, yang baca udh lumayan banyak tapi beda jauh sama vote nya ...
Mohon bantu aku yaa, biar makin semangat buat up ceritanya...




Udah langsung aja

Happy reading guys



"Saya terima nikah dan kawinnya Tania Putri Affandi binti almarhum Affandi jaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Pyaar

"Astagfirullah!"

"I-intan!"

" Astagfirullah ada apa ini nak? Astaga gelasnya pecah." Pekik Asih terkejut dengan keadaan dapur, terlihat banyak sekali pecahan kaca dari gelas.

"Kamu baik-baik aja kan nak?" Tanya Asih pada Intan.

" Ya Allah kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak, semoga ini bukan pertanda buruk untuk pernikahan ku ya Allah." Ucap Intan dalam hati.

Melihat Intan hanya diam mematung membuat Asih sedikit khawatir, " nak kamu baik-baik aja kan, ga ada yang luka atau apapun." Katanya sembari menepuk lembut bahu Intan.

Intan yang lumayan terkejut menatap sang mertua, "e-em aku baik-baik aja kok bund." Jawab Intan gugup.
" Maaf ya bund, gara-gara aku gelasnya jadi jatuh dan pecah," lanjut Intan merasa tidak enak.

" Intan beresin ya bund."

Intan berniat untuk membereskan kekacauan yang ia buat, namun saat dirinya hendak melangkah Asih menahan pergelangan tangan Intan.

" Nak, udah ga apa-apa biar bibi aja yang beresin, bunda cuma khawatir kamu kenapa-kenapa nak, bunda ga masalah soal gelasnya, tapi bunda khawatir sama kamu."

" Beneran kamu baik-baik aja, ga ada luka kan atau perut nya sakit?" Tanya Asih beruntun.

Intan menggeleng sebagai jawabannya.

" Sudah kita duduk dulu yu, biar kamu bisa sedikit lebih tenang." Ajak asih diangguki Intan.

Bunda Asih membawa Intan untuk duduk di ruang tengah milik kediaman keluarga Nareswara.

Oh iya, tadi setengah jam setelah Erda pergi ke kantor Intan di jemput oleh mertua tercinta untuk menemani dirinya di rumah.

Okey back to topik

" Tadi kamu itu kenapa nak? Kok bisa jatuh gelasnya."

" Engga apa-apa kok Bun, tadi cuma kurang hati-hati aja, mungkin Intan tadi ngelamun jadi ga fokus." Jawab Intan bohong.

Bagaimana mau menceritakan pada orang lain sedangkan Intan sendiri bingung kenapa perasaannya menjadi tidak enak, dan terus kepikiran Erda sang suami.

" Ya Allah lindungilah rumah tangga ku bersama mas Erda." Doa Intan dalam hati.

" Ya sudah ini diminum dulu ya." Ucap Asih sembari memberi secangkir air putih pada Intan.

Intan mengangguk dan menerima secangkir gelas itu dan meminumnya hingga tandas.

" Oh iya cucu bunda udah berapa bulan ini? Hm udah mulai buncit Ya nak?" Tanya Asih sembari mengelus lembut perut Intan.

Intan tersenyum menampilkan ekspresi bahagia.

" Udah jalan lima bulan bund." Jawab Intan.

" Uti udah ga sabar ketemu kamu nak, sehat-sehat didalam yaa, jangan bikin bunda kamu cape dan sakit ya sayang." Lanjut Asih diakhiri kecupan lembut pada perut Intan.

INTAN (End!)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt