12 Kesepakatan

Mulai dari awal
                                    

"Loh udah mau pulang lo?" tanya Adit yang baru datang ke ruangan.

"Iya, ada urusan mendadak. Dit kalo ada yang nanyain bilangin gue udah pulang, dan tolong bilangin buat gantiin jadwal gue malam ini." jawab Kaivan cepat sebelum menghilang dibalik pintu.

"Lah udah kabur aja tu anak. Ada masalah apa lagi sih? Heran gue. Gue aja nggak ada masalah apapun, jadi bosen nggak ada hal yang menantang." monolog Adit yang masih memandangi pintu yang ditutup oleh Kaivan.

*

Kaivan yang terburu-buru bertemu dengan dokter Helena yang akan menemuinya.

"Dokter Kaivan? Mau kemana?" tanya dokter Helena yang membawa berkas di tangannya.

"Saya buru-buru. Maaf Dok, semua urusan saya pending dulu." jawab Kaivan sambil berlalu.

Dokter Helena yang hendak bertanya lagi tidak jadi mengeluarkan suaranya melihat dokter Kaivan sudah melangkah meninggalkannya dengan buru-buru, seperti ada hal darurat. Dokter Helena pun menghela napas dan kembali lagi ke ruangannya.

***

Kaivan mengendarai mobilnya dengan pikiran melayang kemana-mana. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa hidupnya jadi semakin rumit saja disaat kariernya mulai menanjak naik. Cobaan hidup memang semakin sulit bila seseorang semakin berkembang baik dari segi pemikiran, karier maupun materi.

Kaivan menghela napas lelah. Masalahnya dengan perusahaan GS Corp belum selesai, sekarang malah muncul masalah baru. Benar-benar melelahkan. Setidaknya masalah itu akan segera selesai kalau ia bersabar. Begitulah pikirnya.

Setelah menempuh perjalanan kira-kira hampir 6 jam, Kaivan sampai di depan rumahnya pada jam 10 malam. Ia mengernyit heran saat menemukan sebuah sedan mewah yang terparkir di depan rumahnya.

"Mobil siapa itu? Kenapa jam segini tamu belum pulang?" monolog Kaivan sambil bersiap-siap turun.

Kaivan keluar dari mobilnya dan berjalan mendekati sedan mewah itu. Ia mengernyit menyadari merk mobil ini. Hanya mobil yang akan dibeli kalangan atas dalam artian konglomerat. Apa tamu orang tuanya berasal dari kota? Tunggu, ayahnya mengatakan kalau ia tengah menghamili seorang gadis, bukankah itu artinya mobil ini adalah mobil gadis itu?

Gadis yang mengaku dihamili olehnya dan berasal dari kota, mengendarai sedan mewah kalangan atas. Hanya orang yang bermasalah dengannya yang melakukan ini padanya. Bukankah semua ini merujuk kepada...

Kaivan segera memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Begitu masuk ke dalam ruang tamu, ia melihat ada ayahnya yang sedang duduk dengan wajah garang. Juga ibunya yang tampak mengelus punggung seorang gadis yang sedang menunduk.

"Akhirnya kamu sampai juga." ucap ayah Kaivan melihat kedatangannya.

"Pak, sebenarnya ada apa ini? Kenapa Bapak marah-marah sama Ivan?" tanya Kaivan sambil meletakkan tasnya di lantai dan mendatangi ayahnya untuk bersalaman.

"Kamu sudah membuat Bapak dan Ibu malu Van. Kamu harus bertanggung jawab. Sebelum semua orang tau kamu menghamili anak orang di luar nikah." ujar ayah Kaivan setelah Kaivan selesai bersalaman.

"Pak. Ivan nggak pernah menghamili siapapun, ini pasti salah paham." bantah Kaivan.

"Cukup Kaivan! Tega kamu nggak ngakui perbuatan kamu di depan orang yang sudah kamu hamili." marah ibu Kaivan sambil menatap gadis yang duduk bersamanya.

Kaivan melihat itu. Gadis yang tadinya menunduk pun mendongak, menampilkan wajah Mega yang sedang menunjukkan raut sedih.

Seketika Kaivan memelototkan matanya melihat Mega ada di sini. Benar kan ternyata ini ulah Mega. Ia sudah menyadarinya saat melihat mobil di luar. Pandangannya menangkap sosok Gavin yang ada di sana duduk di seberang ayahnya. Bahkan anak buah gadis itu juga ikut kemari.

Mega benar-benar sialan.

***

"Apa yang Anda lakukan!" marah Kaivan pada Mega setelah meminta waktu untuk berbicara berdua dengan Mega.

"Melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Menjadikanmu suamiku." jawab Mega santai dengan wajah datar.

"Anda sadar apa yang Anda lakukan?" tanya Kaivan emosi.

"Seratus persen sadar. Kaivan Prawira, saya sudah bilang kalau saya adalah calon istri kamu, tapi kamu selalu menolak, jadi saya tidak punya pilihan lain selain melakukan ini." jawab Mega masih dengan santainya.

"Anda benar-benar gila! Dengar, saya tidak akan menikahi Anda karena saya tidak melakukan apapun pada Anda." ucap Kaivan tegas.

"Silahkan saja, tapi saya pastikan orang tua kamu mengetahui perbuatan adik tercintamu yang kabur karena tidak mau membayar denda ganti rugi. Dan nominalnya yang saya kasih ke kamu terakhir kali. Ditambah 2 kali lipat karena pihak kalian tidak mau bekerja sama. Kali ini saya tidak akan main-main di pengadilan." balas Mega tak kalah tegas.

Kaivan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Wanita ini benar-benar wanita ular. Sangat licik. Jika ditambah 2 kali lipat dari 5 kali lipat maka akan menjadi 7 kali lipat. Sekitar 1,5 milyar. Itu bukan uang yang sedikit yang bisa dicari dalam waktu singkat. Apalagi kondisi rekeningnya yang sangat jauh dari itu. Belum lagi bila orang tuanya mengetahui hal ini.

Sialan.

"Bagaimana Kaivan? Sudah menentukan pilihan?" tawar Mega dengan kilat licik di matanya.

Kaivan yang emosi tampak menendang pot bunga di sampingnya. Ia menghela napas kasar dan berbalik memunggungi Mega. Ini pilihan yang sangat sulit untuknya. Orang tuanya sangat menyayangi Haidar dan tidak pernah membiarkannya dalam kesulitan. Jika mereka mengetahui hal ini tentu bukan hal yang baik. Orang tuanya akan khawatir dan mulai menjual semua aset yang mereka punya, yang bahkan belum tentu cukup untuk melunasi dendanya. Belum lagi gunjingan tetangga yang senang melihat kebangkrutan mereka. Ini sama sekali bukan hal yang baik.

Mega yang tadi sempat terkejut melihat Kaivan menendang pot langsung berpura-pura tidak terpengaruh saat Kaivan berbalik padanya.

"Berikan saya alasan untuk menikah dengan Anda." ucap Kaivan yang terdengar datar.

"Tentu saja untuk membebaskan nama adikmu dari daftar investor, memperbaiki namamu yang sudah tercoreng di mata orang tuamu, dan juga memiliki kehidupan yang lebih baik bersamaku." jawab Mega tenang.

Kaivan menatap Mega tajam. Kepalan tangannya masih belum terlepas.

"Anda akan membebaskan kami dari masalah perusahaan kalian?" tanya Kaivan sekali lagi.

"Benar. Sebagai gantinya kamu harus menjadi suamiku dalam jangka waktu setidaknya 2 tahun, sampai posisiku tidak akan goyah dalam perusahaan." jawab Mega.

Kaivan mendecih mendengar perkataan Mega.

"Jadi Anda memanfaatkan saya untuk kepentingan Anda sendiri?" sinis Kaivan.

"Kenapa tidak? Kamu datang di saat saya sedang membutuhkan tameng untuk membungkam ayah saya. Dan kamu juga sudah berani melawan saya sehingga posisi saya terancam. Jadi kamu harus bertanggung jawab." balas Mega dengan senyum liciknya.

"Tidak disangka. Direktur utama GS Corp ternyata selicik ini memanfaatkan kekuasaan yang ia punya." sinis Kaivan.

"Tentu saja. Kalau tidak licik maka dia tidak bisa bertahan hidup." balas Mega menatap tepat di mata Kaivan.

"Setelah ini jangan pernah campuri urusan saya." ucap Kaivan tegas.

"Selagi tidak mencoreng nama baik Sanjaya maka tidak menjadi masalah." balas Mega datar.

"Saya akan menyiapkan kontrak perjanjian setelah pernikahan diadakan." lanjut Mega sebelum berlalu meninggalkan Kaivan yang masih diliputi emosi.

"Dasar gadis licik." umpat Kaivan yang kembali menendang pot.

*
*
*

TBC

Gimana nih ceritanya di chapter ini?

Seru nggak? Kalian penasaran gimana kelanjutannya nggak?

Nah kalo penasaran ayo segera VOTE sekarang juga bagi yg baca dan belum vote. Vote dulu dari awal sampe chapter ini ya.

Ok, see you in the next chapter.

My Powerful Wife (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang