Episode 11 (Finale)

70 9 47
                                    

Background Song : Koil - Aku Rindu

Malam harinya di rumah keluarga Theodorus ada Pak Harlan yang marah besar ke Stanley. Pria plontos itu berucap. "Kamu mengecewakan papah, Stanley," Pak Harlan membanting ban lengan PHP milik Stanley. Lalu menyuruh pria eksotis itu untuk masuk. "Masuk Stanley!" Stanley pun mengambil ban lengan PHP-nya lalu pergi meninggalkan Pak Harlan.

Stanley pun bermain personal komputernya dengan wajah sedih. Pak Harlan pun melihat anaknya itu dengan perasaan sedih juga. Pria plontos itu melihat foto keluarga yang terpampang di dinding.

*****

Keesokan harinya di sekolah Stanley berjalan dengan wajah yang tertunduk lemas. Ia pun dilihatin oleh sosok pria rambut emo teman Aritz. Itu bukan Farras ya. Tetapi orang yang mainan remote control pas upacara. "Gue sedih lihat lo men. Semoga lo sama Phoenix bisa bersama lagi deh. Gue Rakha siap ngedukung lo sama Phoenix sampai jadian,"

Di kelas ada Pak Surono yang sedang memegang sebuah kertas undangan. "Undangan ini untuk orangtua atau wali kalian. Ingat tanpa orangtua atau wali rapor tidak bisa diambil," Stanley pun mengambil kertas undangan tersebut lalu membagikan ke teman-temannya.

Pak Surono pun menghampiri Beby. "Selamat ya Beby," Gadis rambut pirang itu tersenyum meskipun matanya berkaca-kaca.

*****

Saat hari pembagian rapor. Beby pun berjalan sambil membawa kresek berisi sayuran. Lalu gadis berambut pirang itu berpapasan sama Mang Kojek. "Neng Beby gimane rapotnye bagus? Tadi aye abis nganterin oma neng ke kola, katenye sih mau ngambil rapot buat neng," Beby pun kaget lalu menyuruh Mang Kojek untuk menitipkan sayur belanjaan punyanya. Gadis rambut pirang itu langsung pergi menuju ke SMP Lima Sila.

Di sisi lain ada Pak Harlan yang sedang membaca komik One Punch Man. Tiba-tiba ada suara seorang nenek-nenek. "Punten selamat siang. Saya Omanya Beby,"

Pak Harlan pun berbalik dari kursinya dan menutup komiknya itu lalu menyapa balik Oma Beby. "Ohhh, Selamat siang,"

Di sisi lain ada Beby yang sedang mencari sang oma tiba-tiba gadis berambut pirang itu berpapasan dengan Stanley. "Ten, lo lihat oma gue kagak?"

Stanley pun berlari menuju ruangan kepala sekolah dan diikuti oleh Beby.

Di ruangan kepala sekolah Pak Harlan sedang melihat video-video Phoenix lalu pria plontos itu menjelaskan ke Oma Beby. "Jadi Bu, Kita semua sudah setuju. Beby dikeluarkan dari Lima Sila ini. Ini untuk kepentingan semua pihak,"

Oma Beby pun syok berat dan Pak Surono pun bersedih.

Pak Harlan pun melanjutkan pembicaraannya. "Yahhh. Kita kan tidak bisa memaksakan diluar kemampuan anak, hmmm."

Oma Beby pun makin sedih. Lalu Beby berteriak. "Saya nggak butuh sekolah ini!" Stanley yang disampingnya hanya melihat gadis rambut pirang itu.

Oma Beby pun memanggil cucunya itu. "Beby!" Gadis rambut pirang itu menyuruh sang oma. "Oma ayuk kita pulang,"

Oma Beby pun meninggalkan ruang kepala sekolah bersama sang cucu. Sedangkan Stanley hanya menatap diam sang ayah.

Beby pun berjalan ditengah rintik-rintik hujan sambil membantu sang oma yang menggunakan tongkat.

Murid-murid SMP Lima Sila pun melihat Beby dan Oma-nya. Viola pun memanggil nama belakang Beby. "Ratnadilla! Lo jangan pergi nyed! Iye gue ngakuin lo cantiknye kaya Nike Ardilla! Maafin gue yak!" Viola pun ditoyor sama Cantika dan Pamela. "Vi! Seriusan dikit nape sih minta maafnye!" ucap Cantika. Pamela pun berucap. "Beby! Aing, Cantika sama Boss Viola dari trio nying-nying minta maaf ya kalo kita-kita nih udah banyak salah ke manéh Beb."

Oh, BebyWhere stories live. Discover now