03 | Ikut Aku Sebentar Saja

54 2 0
                                    

Author POV

"Menikahlah denganku" Ujar Nicho dengan nada bicara yang begitu tenang.

Reaksi Via masih sama, yaitu mematung sambil menatap ke arah pria di hadapannya. Mimpi apa dia semalam, kini cinta pertamanya datang setelah bertahun-tahun lamanya tak jumpa lalu tiba-tiba melamar?

"Kalau bercanda, maaf ini ngga lucu sama sekali" Jawab Via dengan tatapan serius.

"Apa aku kelihatan bercanda?" Nicho menunduk untuk menatap mata Via lebih dekat.
Via refleks bergerak mundur untuk memberi jarak antara mereka.

Dia tentu saja tidak habis pikir dengan solusi yang Nicho berikan. Tidak mudah sekarang baginya untuk percaya begitu saja dengan laki-laki lain setelah mendapatkan pengalaman pahit dari Brian, mantan pacarnya yang brengsek itu.

"Kamu harus tahu.." Nicho menggantung kalimatnya beberapa saat mencoba merangkai kata "...selama ini aku belum menerima wanita lain, karena aku ingin kembali sama kamu" Nicho tersenyum canggung, menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Kamu masih suka sama aku?" Tanya Via masih dengan tatapan serius yang dibalas dengan anggukan dari Nicho. Via berusaha menahan diri untuk tidak mudah luluh dan percaya begitu saja. Sepuluh tahun adalah waktu yang lama, mana mungkin dia tidak mengencani wanita lain saat itu.

"Maaf aku belum bisa terima seseorang di hatiku, masih terlalu sakit luka yang udah Brian tinggalin di sini" Via menjelaskan sambil menunjuk ke bagian jantungnya.

"Kamu ngga harus kasih aku jawaban sekarang juga. Tapi izinkan aku untuk selalu ada menjaga kamu. Aku ngga bisa lihat kamu disakitin seperti yang sudah aku lihat barusan"

"Maaf aku ngga bisa, Nicho"

"Mungkin ini terlalu tiba-tiba dan waktunya kurang tepat. Aku berjanji untuk tidak mengganggu kamu apalagi sampai buat kamu risih. Kamu tenang aja"

"Aku harus pergi sekarang, sebentar lagi ada meeting. Nice too see you, Nicholas" Via berbalik arah dan berjalan meninggalkan Nicho yang masih berdiri di sana.

"Kalau kamu berubah pikiran, temui saja aku! Dan kalau ada apa-apa bilang saja sama aku, aku ada di sini buat kamu Arvia!" Nicho sengaja berbicara dengan nada yang lebih tinggi agar Via bisa mendengarnya.

Deg~

Via merasakan desiran darah ditubuhnya yang menghangat. Tidak dapat dipungkiri juga kalau dia merindukan sosok cinta pertamanya yang kini telah tumbuh menjadi sosok pria dewasa. Namun kali ini Via sudah bertekad untuk tidak mudah jatuh hati kepada siapa pun lagi. Dia mempercepat langkahnya untuk segera meninggalkan Nicho.

"Ya Tuhan, kuatkan imanku"

**********

Sudah satu minggu setelah Nicho menyatakan perasaannya kepada Via. Lamaran yang Nicho ucapkan masih bergeming di kepala, membuatnya tidak bisa tidur dan sering melamun. Belum lagi, teror dari Brian yang masih saja datang ke rumah, memohon kepadanya bahkan setelah menyebut Via dengan kata 'pelacur'. Pikirannya benar-benar kacau sekarang. Entah apa yang harus dia perbuat lagi untuk bisa lepas dari belenggu mantannya itu.

"Ngelamun lagi kan, tar kesambet loh!" Ujar Chaca menggoyang-goyangkan sumpit di depan wajah Via.

"Bakar dagingnya yang bener dong mbak" Kata Laila yang kini ikut membantu Via membolak-balikkan daging di atas panggangan.

Malam ini Via dan Chaca menginap di apartemen Laila, sahabat SMA yang sudah menjadi wanita karier. Rooftop apartemen menjadi tempat yang pas untuk bakar-bakaran di malam Minggu ini.

"Ada operasi yang gagal?" Laila tahu betul kebiasaan Via. Biasanya dia selalu melamun atau menangis jika ada pasien yang tidak bisa terselamatkan nyawanya, kemudian dia merasa bersalah dan bilang ingin resign dari pekerjaanya sebagai dokter spesialis anak.

My You [On Going]Where stories live. Discover now