02 | Apa Kabarmu?

67 3 0
                                    

Arvia POV

"Orang yang tadi nganter bapak ini ke UGD kemana ya, Din??" Tanya Chaca kepada salah satu dokter magang yang sedang jaga di UGD. Aku hanya bisa melihat pasien bapak-bapak sekitar usia 50 tahunan sedang berbaring di bed pasien ini. Chaca mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan untuk mencari keberadaan Nicho. Kenapa dia sangat bersemangat untuk bertemu mantanku ini sih?

"Maaf saya kurang tahu bu" Jawab Dina.

"Bu dokter cari Mas Nicho?" Tanya bapak pasien di depan kami.

"Iya pak, bapak kenal dekat dengan orang yang tadi antar bapak kesini?" Tanya Chaca sopan.

"Mas Nicho itu bos saya, saya security di kantornya bu" Jawab bapak tersebut dengan senyum di wajahnya. Aku melihat ada perban di kaki kanannya. Kuperkirakan bapak ini sepertinya habis kecelakaan.

"Dia sudah pulang ya pak? Kebetulan kami ini teman SMA nya" Chaca menjelaskan.

"Belum kok bu, Mas Nicho tadi pergi buat ngurus administrasi saya"

"Terima kasih infonya ya pak, semoga bapak lekas sembuh" Ujar Chaca dengan ramah.

"Sama-sama bu dokter" Jawab pak satpam tersenyum.

Chaca kembali menarik tanganku seenaknya "Ayo dia di sini"

"Lo kenapa main tarik sih Ca, bentar lagi gue ada meeting" Ujarku mulai gelisah sambil melihat jam di tangan kiriku.

"Bentar aja, masih ada waktu kok" Chaca mulai sok tahu tentang jadwalku "Muka lo kenapa tegang gitu sih?" Lanjut Chaca seperti tahu apa yang sedang aku rasakan.

"Huh? Engga kok, biasa saja gue" Jawabku.

Chaca tetap saja menyeretku ke tempat di mana Nicho berada. Beginilah sifat Chaca dari dulu, kalau sudah ada maunya, harus segera dilakukan. Benar-benar manusia yang tidak sabaran, aku hanya bisa pasrah.

Akhirnya kami menemukan sosok yang kami cari dari tadi. Aku bisa melihat Nicho yang sedang berdiri mengurus administrasi di kasir. Dia mengenakan setelan jas berwarna abu-abu. Aku juga bisa melihat bahu lebarnya dari belakang sini.

"Ni Hao!" Sapa Chaca kepada Nicho yang kini berbalik badan menghadap ke arah kami. Chaca kelihatan sok asik banget sekarang. Pakai bahasa mandarin segala.

"Marsha?? Lo kerja di sini? Apa kabar?" Tanya Nicho dengan ekspresi kagetnya lalu mereka berpelukan sebentar. Harus bangetkah pakai pelukan?

"Gue dokter kandungan di sini sekarang. Coba lihat deh siapa yang gue bawa" Chaca berbicara dengan wajahnya yang cengengesan nggak jelas itu sambil mempersembahkan aku kepada pria di hadapan kami.

Nicho sekarang menatap ke arahku yang aku balas dengan senyuman singkat.

"Kamu juga kerja di sini?" Tanya Nicho menunjuk ke arahku, matanya menatapku dan Chaca secara bergantian.

"Betul sekali!" Chaca menjawab ketika aku baru saja mau membuka mulut.

"Apa kabar Via?" Nicho kembali menatap ke arahku lalu kami berjabatan tangan.

Senyuman Nicho masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah. Hidungnya yang mancung sempurna serta tatapan matanya yang meneduhkan. Perbedaannya adalah kini dia terlihat lebih tinggi, kuperkirakan tingginya sekitar 180an jika kubandingkan dengan tinggiku sekarang. Nicho terlihat lebih dewasa dengan setelan jas abu-abu yang dia kenakan. Untuk pertama kalinya aku melihat dia kini berkacamata, membuatnya terlihat lebih elegan. Dari jarak sedekat ini tercium aroma parfum khas rasa mint dari tubuhnya. Apakah udara Tiongkok yang telah mengubahnya menjadi semakin.. tampan seperti ini?

My You [On Going]Where stories live. Discover now