14| Met Him Last Night

272 52 3
                                    

_____________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____________________________________

Hiruk pikuk aktivitas di malam hari sangatlah bising --terutama bar yang saat ini menjadi satu-satunya pelarian Connie Finger disaat-saat terendahnya. Dentuman musik keras serta sorakan banyak orang sudah sangat cukup untuk memenuhi pikiran Connie, membantunya mengalihkan semua pikiran buruk sebelumnya.

Connie Finger selalu datang saat isi kepalanya buntu, karena tentu saja isi kepala itu tidak sebersih kepala plontosnya. Lelaki itu paling suka membaur dengan keramaian, tidak akan ada yang mendengar umpatannya karena tertelan ramainya diskotik, ia juga suka menari dengan orang yang tak dikenalinya-- seolah lupa bahwa bar yang selalu ia kunjungi adalah milik Si Iblis Jaeger. Ah, memikirkan hal itu membuat Connie teringat [Name]. Lelaki itu jadi kesal, kenapa gadis-gadis selalu berakhir ditangan Iblis Jaeger? Namun, untuk [Name], Connie tak akan membiarkan gadis itu lepas begitu saja.

Terhuyung, Connie hampir terjatuh setelah lawan menarinya mendorong bahunya begitu saja. Laki-laki itu mendarat tepat dihadapan bartender.

"Wine ini datang langsung dari rusia sir, apa anda ingin mencobanya?" ia langsung dihadiahi tawaran yang menyebalkan. Entah bagaimana Connie dimatanya, tapi Connie rasa ia tidak terlihat seperti orang yang akan menghabiskan uangnya demi sebotol wine, meskipun itu alkohol dari Cina yang umurnya 1000 tahun.

"Tidak." Tolaknya tegas, tapi matanya tetap menyortir tiap minuman didepannya. Lalu sedetik kemudian tatapannya kembali memicing, ia seperti mengenali sesuatu. "Koktail jenis apa itu?" Lelaki itu menunjuk salah satu minuman dengan asap disekelilingnya.

Sang Bartender menengok, "Ah, itu koktail jenis baru, varian baru kami."  jelasnya sembari berjalan ke sisi lain, membawa koktail itu kepada Connie, lalu dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, bartender itu bertanya lagi. "Anda ingin mencobanya?"

"Tidak juga." jawab Connie, bartender itu meninggalkannya. Mungkin juga sambil mengumpati Connie.

Connie kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tangannya bergerak mengusap wajahnya yang kaku, dingin. "[Name]
..." setelah lelaki itu berhasil menelan semua perasaannya sendirian, nama itu keluar begitu saja.

Connie merasa seperti dirinya kembali pada beberapa tahun lalu, cinta pertamanya yang cantik dan selalu berakhir indah. Ah tidak, kisah gadis-gadis itu saja yang selalu berakhir indah, tapi tanpa Connie.

Apakah kisahnya akan terulang dengan [Name]? Apakah [Name] akan berakhir seperti cintanya yang lain juga? Tanpa Connie?

"Oi bedebah!" pikiran kosong Connie buyar ketika suara mirip kuda itu berteriak tepat ditelinga nya.

Ketika ia menoleh, Jean Kirstein sudah berdiri tepat di sebelahnya, dengan dua gelas alkohol di setiap tangan lelaki itu. "Wajahmu jelek sekali, sial."

Connie menatapnya tanpa selera, lelaki plontos itu kemudian berjalan menjauh. Meninggalkan kerumunan di belakanganya, pendengarannya dengan pelan --tapi pasti kembali normal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Where stories live. Discover now