10| Thank You!

1.1K 201 14
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.



Thank You!

Esoknya [Name] mencari Eren diam-diam. Dengan sapu tangan pemberian lelaki itu yang selalu ia bawa, [Name] hanya ingin berterimakasih. Padahal plester waktu itu [Name] ambil dengan cuma-cuma dari kotak P3K ibunya, dan kini ia justru mendapatkan sapu tangan yang harganya jutaan itu?!

Entah harus senang atau gelisah, [Name] bersyukur bahwa Eren tidak seburuk apa yang ia dan orang-orang kira. Mungkin gadis itu juga akan berpikir ulang untuk menerima Eren sebagai temannya, tapi [Name] tak yakin apakah laki-laki itu juga berpikiran sama seperti dirinya.

Armin bilang, Eren sedang ada kelas tambahan pada salah satu mata kuliahnya. Jadi disinilah [Name] sekarang, berdiri seperti orang linglung di depan kelas yang Armin beri tahu. Tak ada kursi pada koridor, hanya ada lorong putih yang menambah rasa gugup [Name].

Gadis itu jadi bertanya-tanya, ia harus berterimakasih seperti apa nanti?

"Apa aku ajak makan saja?" Beo [Name] sembari merogoh dompet dari sakunya, kemudian [Name] hampir mengumpat ketika menemukan dompetnya dalam keadaan sekarat. "Tentu saja dia tidak mungkin makan makanan murah."

[Name] pun menyerah, ia mau berterimakasih dengan setulus hati saja. Lagipula, orang bilang ketulusan hati itu jauh lebih berharga daripada materi kan?

Namun setelah menunggu satu jam lebih, Eren tetap tidak terlihat. Bahkan ketika kelas yang ia tunggu sudah selesai, [Name] bahkan tidak berpapasan dengan Eren ataupun teman-temannya.

Karena sudah lelah berdiri, [Name] memutuskan untuk pergi pulang. Ia sedikit kecewa sih, tapi ia juga paham orang seperti Eren tak akan memiliki banyak waktu senggang.

Langkah [Name] berhenti untuk membeli minuman soda pada vending machine. Memori di toko rental tempo lalu kembali terlintas di benak [Name], ia jadi curiga bahwa vending machine didepannya juga menyembunyikan bar atau kasino. [Name] juga tak lupa saat ia melihat Eren bermesraan dengan gadis-gadis disana, hanya memikirkan itu saja sudah membuat [Name] menggigit bibirnya kesal.

"Kenapa aku yang kesal sih?!" Gerutu [Name].

"Kesal kenapa?" [Name] berjengit kaget muncul saat seseorang dibelakangnya, dari suaranya dan wangi mint segar yang sangat familiar ini...

"Eren!" Panggil [Name] sumringah, [Name] kira ia tak akan bertemu Eren hari ini. Laki-laki itu memang sulit ditebak.

Yang dipanggil kini sudah ada disampingnya, ikut mengambil dua kaleng soda dari vending machine.

"Taruh kembali uangmu, biar aku yang bayar." Ucap Eren sambil memberikan satu kaleng soda untuk [Name]. Gadis itu menurut saja, walau didalam hati ia merutuk kenapa semua yang Eren bilang terdengar seperti perintah.

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora