8| Eren's Visit

1.1K 230 26
                                    

▶ 8| Eren's visit___________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


8| Eren's visit
___________





Katanya segelas susu sudah cukup untuk menyegarkan pikiran, [Name] yang baru saja mengerjakan tugas hingga larut malam ---sangatlah tidak setuju. Rasa pusing berkepanjangan tetap menyerangnya, [Name] hanya bisa memejamkan matanya, berharap jika ia membuka mata nanti tubuhnya sudah bugar kembali. Tapi ya, mana bisa! "Ugh, kali ini aku akan bolos kuliah."

Gadis itu mendudukkan diri di sofa, memutuskan untuk menonton televisi dengan segelas susu ditangan. "Membosankan." Ucapnya.

Jemarinya menekan tombol next dengan cepat, mengganti banyak saluran televisi yang dirasa membosankan.

Hingga perhatiannya terpusat pada salah satu acara televisi yang kerap menjual gosip, siapa yang tidak suka gosip? [Name] tentu tidak akan menolaknya, ia malah semakin khusyuk menyimak setiap gosip yang disampaikan.

Semuanya memang biasa saja, sampai [Name] mendapati wajah yang ia kenali muncul dalam berita.

"Lagi-lagi saham milik Jaeger Corporation mengalami kenaikan, terbukti dengan suksesnya mega proyek milik Grisha Jaeger yang sukses diluncurkan minggu lalu."

Reporter itu menjeda ucapannya, lalu foto Eren muncul tanpa di duga. "Tak hanya itu, wajah baru Jaeger Corporation, Eren Jaeger juga digosipkan akan segera menyusul kesuksesan ayahnya, dengan bisnis otomotif, dan juga dikabarkan telah membuka beberapa kasino."

[Name] berdecak takjub, "Wah gila, jadi soal bar dan kasinonya sudah sampai disini." Gadis itu kembali menyeruput segelas susu yang sedari tadi belum habis, "memang, mulut orang-orang itu seram sekali."

"Benar." Lagi-lagi [Name] berjengit kaget karena suara yang tiba-tiba muncul dibelakangnya.

[Name] menggerutu kesal, "Astaga ibu, berhenti mengagetkanku!"

Sang ibu tertawa renyah, lalu dicubitnya bibir [Name] yang masih mencebik kesal. "Makanya hentikan kebiasaan berbicara sendirimu itu."

Dahi [Name] mengkerut kesal, walau begitu, sudut bibirnya tetap terangkat, tak dapat disangkal juga kalau bercanda dengan ibunya adalah hal yang menyenangkan.

"Terserah ibu deh,"

"Memang harusnya begitu, lalu kenapa kau belum pergi kuliah juga?"

[Name] menggeleng pelan, lalu berusaha untuk menjawab selemah mungkin. "Uh, aku ingin liburan dulu. Ibu tahu kan, kehidupan perkuliahan itu sangat melelahkan."

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Where stories live. Discover now