12| His Comfort Zone (2)

650 122 22
                                    

previous capt :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

previous capt :

"Minggir sedikit nona, beri Tuan Jaeger jalan keluar."

His Comfort Zone (2)





Tanpa diperintah pun [Name] segera mundur dari hadapan Eren, sambil menahan napas tentu saja, gadis itu juga sempat terhuyung kebelakang karena terkejut dengan bau alkohol yang tiba-tiba.

Tak banyak yang [Name] bisa lihat karena ia menunduk, kecuali bisikan tiba-tiba dari Eren yang membuatnya meremang.

"Sedang apa disini," Lelaki itu membungkuk, tangannya bergerak mengangkat dagu [Name]-- memaksa gadis itu untuk menatapnya. "[Name]?"

[Name] tak berkutik.

Bau tajam yang datang dari tubuh Eren seakan ikut mengintimidasinya. Itu jelas bau bir dan rokok yang bercampur, ah mimpi buruk. [Name] berpikir keras, mau menjawab apa ia?

'Ah, aku ingin memata-matai Connie, kalau bisa aku juga ingin mengawasimu, Eren.' ide buruk, bisa bisa besoknya [Name] tinggal nama.

"Rekomendasi teman," [Name] berkata cepat, sementara Eren masih menatapnya, meminta penjelasan lebih.

"Ada yang bilang disini adalah tempat yang bagus untuk menghabiskan waktu? Aku tak tau, jadi aku ingin mencobanya."  Jelas [Name], senyuman ia paksakan demi meyakinkan Si Pewaris Jaeger Corp.

"Whatever, aku antar kau pulang."
Eren menarik tangan [Name] begitu saja, bagi Eren [Name] sangat tidak cocok datang ke tempatnya. Sekalipun lelaki itu memang senang bila klub miliknya ramai, tapi bila pengunjungnya adalah [Name], lebih baik ia ganti alkoholnya dengan soda buah saja.

[Name] berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Eren, gadis itu memang merasa lega karena bisa keluar dari tempat itu, tapi ia justru keluar dengan Eren?! Ini tak pernah ada dalam rencananya, dan [Name] tak akan membiarkan itu terjadi.

"Tunggu," [Name] menahan langkah, berusaha melepas genggaman Eren dari tangannya. "Tunggu dulu dong! Dengarkan aku."

Berhasil. Eren berhenti dan berbalik menatap [Name], tatapannya jelas tidak ramah. Tapi itu kesempatan bagi [Name] untuk membebaskan tangannya.

Ketika tangannya terbebas, [Name] segera berdiri menjauh kebelakang. Bagaimanapun, Eren mungkin saja masih ada di bawah pengaruh alkohol, gadis itu tentu tidak mau dekat-dekat dengannya.

Iblis Jaeger itu menaikkan alisnya, matanya menyipit--silau, dibawah lampu jalan, [Name] dapat melihat jelas bahwa iris zamrud itu mengkilat penasaran.

"Dengar ya, aku tak paham kenapa kau begitu mencampuri urusanku," [Name] berbicara begitu saja. "Maaf bila aku sedikit kasar, tapi kurasa kita memang tidak sedekat itu ..."

[Name] menarik napas, "Aku memang sangat berterimakasih soal bantuanmu di rumahku kemarin, tapi hanya itu."

Eren berdecak, "Ah, ikut campur ya?"

[Name] terdiam, merutuki mulutnya, kalimat itu keluar begitu saja sesuai perasaan [Name]. Gadis itu baru berpikir dua kali, apakah ia terlalu melebih-lebihkan? Tapi terbayang semua memori tentang Connie dan masalah yang terjadi pada mereka, bisa [Name] bilang jika hampir semuanya disebabkan Eren. Ditambah sikap peduli Eren yang secara tiba-tiba menyerbunya, apakah [Name] masih berlebihan?

Sementara [Name] kehabisan kata-kata, Eren sibuk menyemprotkan sesuatu ke dalam mulutnya. [Name] tau itu adalah penghilang bau mulut, Eren terlalu peka dengan [Name] yang tak nyaman dengan bau alkohol. Kalau saja situasinya lebih mendukung, mungkin [Name] akan tersipu.

"Katakan saja," anehnya Eren tak terlihat menyeramkan lagi, suara beratnya itu memelan, memaksa [Name] untuk berkata lebih. "kau sepertinya masih ingin mengomel."

[Name] sweatdrop, Eren itu apa sih? Gadis itu jadi kesal lagi setelah usahanya untuk speak up hanya dianggap omelan belaka. "Nggak jadi, lupakan saja."

Eren menghela napas, wanita itu merepotkan, pikirnya. "Baiklah, anggap saja rumor yang selama ini kau dengar itu benar."

Perempatan kecil kembali terbentuk di dahi [Name], rumor yang mana? Rumor pacaran Eren dengan Historia? Rumor Eren kena skors karena jarang masuk kuliah? Atau justru rumor tentang dirinya yang dijadikan taruhan oleh Eren?

"FYI, aku tak di skors, aku juga sedang tidak pacaran." ucap Eren lagi, [Name] melongo, dasar cowok cenayang!

"Terus yang mana?" tanya [Name], clueless.

"Aku yakin kau sudah mendengarnya dari Mikasa," Eren mengayunkan tangannya, menyapu anak rambut yang menutupi mata [Name] ---membuat gadis itu mengerjap salah tingkah. "teman yang kau bilang merekomendasikan tempat ini juga Mikasa, kan?"

Kalau sudah ketahuan seperti ini mana bisa [Name] mengelak? Tangan kekar itu juga masih bertengger di kepalanya, kalau berbohong lagi [Name] takut kena tabok.

"Aku tertarik padamu." tangan Eren yang semula ada di puncak kepala [Name] itu turun perlahan ke pipi, lalu dagu [Name] ---sekali lagi memaksa gadis itu untuk melihatnya. "Makanya, mulai sekarang jangan terkejut kalau aku selalu ingin dekat denganmu."

___________

Disisi lain, Sasha yang panik karena Connie tidak bisa dihubungi itu akhirnya balik menghubungi [Name]. Tapi sama saja, ponsel keduanya tidak aktif.

"Masa jam segini ke toko rental sih?" gumamnya.

Ting!

Sasha sangat berharap bahwa notifikasi itu datang dari Connie atau [Name], sayangnya bukan.

Floch Foster
Hei, aku rasa temanmu sudah jadian
just now.


Ting!

Floch Foster  send you a photo.

Demi kentang ajaib, detik selanjutnya diisi oleh teriakan Sasha, "[Name] kencan dengan Eren??!!"




TBC

___________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___________________________________

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Where stories live. Discover now