3| Eren's Other Side

1.2K 216 12
                                    

previous chapter ...

Belum ada tiga langkah [Name] menjauh, ia merasakan ada tangan yang menahan pergelangan tangannya.

Ternyata Eren yang menahannya, laki-laki itu tak melepaskan tangannya. Tatapannya melembut saat [Name] menatapnya terkejut, "Biar ku antar." ucapnya.

[Name] mengedipkan mata tak percaya, "Hah,"

Eren kembali tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada [Name]. "Aku akan mengantarmu." ucapnya lagi.

______

▶ 3| Eren's Other Side___________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


3| Eren's Other Side
___________

"Ah, itu tidak perlu." [Name] tersenyum kaku, gadis itu jadi bingung sendiri dengan sikap Eren yang tiba-tiba berubah. "Aku bisa sendiri kok," [Name] tersenyum lagi, ia tidak akan membiarkan Eren mengantarnya!

Walaupun Eren memperlakukannya dengan baik, [Name] tetap harus waspada. 'Iblis Jaeger itu pikirannya memang tidak bisa di tebak!' pikir [Name].

Tatapan yang semula menatap [Name] dengan semangat itu jatuh kebawah, Eren memainkan kalungnya dengan canggung. "Aku hanya ingin balas budi karena kau sudah menemukan kalungku."

Sialnya, laki-laki ini, Eren Jaeger malah kelihatan imut! Sedari tadi [Name] berusaha agar tidak terjatuh dalam pesonanya.

Sedari tadi pula, [Name] memikirkan bagaimana bisa orang bar-bar seperti Eren bertingkah seperti ini. Apa mungkin pandangannya terhadap Eren selama ini salah? Tak pernah terbayangkan juga di benak [Name], jika seorang Eren Jaeger akan menunjukkan sisi yang malu-malu kucing ini padanya.

Bohong kalau [Name] tidak merasa senang, tapi bohong juga kalau [Name] tidak merasa takut. Bagaimana pun juga, laki-laki di depannya ini telah menghajar orang hingga sekarat. Maka dari itu, [Name] tidak mau dan tidak berani berurusan dengannya.

"Sungguh, aku bisa sendiri." ucap [Name]. "Kau juga tidak perlu membalasnya, aku ikhlas kok." lanjut [Name] sembari tersenyum canggung.

Eren tampak tak terima, "Mana bisa begitu, kau --" sebelum selesai bicara, perkataan Eren terpotong oleh suara lain.

"Mana bisa apanya," suara itu semakin jelas bersamaan dengan bunyi derap langkah kaki yang mendekat ke arah mereka. "Kau kan ada janji denganku, brengsek." pemilik suara itu muncul dibalik rak buku, seringai aneh muncul di wajahnya. Seseorang dengan tampang menyebalkan, sekaligus satu-satunya orang yang berani mengumpati Eren. [Name] tau laki-laki itu, Jean Kirstein.

Akhirnya Eren menjauh dari [Name], berjalan ke arah Jean dengan wajah yang kembali datar. Diam-diam [Name] bernapas lega.

"Sial, kenapa tiba-tiba ada kuda disini," Eren tertawa renyah, tapi sedetik kemudian kakinya sudah mendarat di wajah Jean. Untungnya Jean peka terhadap serangan mendadak Eren, sehingga sebelum wajahnya babak belur, tendangan Eren berhasil ia tahan.

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Where stories live. Discover now